Human Capital Lead DDTC Adinda Nur Larasati saat memberikan paparan dalam Coaching Career Talk 2023 pada Program Pendidikan Vokasi UI, Selasa (21/11/2023).
JAKARTA, DDTCNews - Indonesia dinilai masih membutuhkan lebih banyak profesional pajak yang andal pada masa depan.
Human Capital Lead DDTC Adinda Nur Larasati mengatakan prospek profesi di bidang perpajakan di Indonesia masih sangat besar. Oleh karena itu, generasi muda perlu mempersiapkan diri agar mampu menjadi profesional pajak yang unggul dan mampu bersaing.
"Bayangkan betapa masih luasnya prospek profesi perpajakan di Indonesia karena 1 konsultan bisa tangani lebih dari 40.000 wajib pajak. Tetapi memang saingannya juga ketat banget. Fair ya," katanya dalam Coaching Career Talk 2023 pada Program Pendidikan Vokasi UI, Selasa (21/11/2023).
Adinda menuturkan jumlah pegawai pajak pada 2022 tercatat 45.315 orang sehingga rasio dengan penduduk sebesar 1:6.085. Jumlah konsultan juga belum banyak, yaitu 6.526 orang sehingga rasionya dengan penduduk hanya 1:41.955, atau jauh di bawah Jepang, Jerman, dan Italia.
“Data tersebut menjadi bukti Indonesia membutuhkan lebih banyak SDM yang ahli di bidang pajak,” tuturnya.
Selain itu, pajak tergolong bidang yang multidisiplin ilmu, seperti dari sisi akuntansi, administrasi, hukum, hingga manajemen. Profesional pajak pun perlu terus memperkuat kemampuannya sehingga mampu bersaing, bahkan menembus persaingan global.
Untuk menjadi profesional pajak, langkah pertama yang harus dilakukan ialah membaca. Dengan sistem pajak nasional dan internasional yang dinamis, profesional pajak harus memiliki kegemaran membaca sehingga dapat memiliki pandangan dan keterampilan yang lebih luas.
Meski demikian, membaca saja tidak cukup karena seorang profesional pajak harus menuangkan hasil pemikiran dalam tulisan. Tak berhenti di situ, tulisan tersebut juga perlu dipublikasikan sehingga bisa dibaca oleh masyarakat luas.
"Ketiga hal ini selalu ditekankan para founder DDTC. Hingga saat ini, DDTC telah menerbitkan 22 buku dan masih akan terus menulis buku ke depannya," ujar Adinda.
Dia menambahkan DDTC turut berkontribusi melakukan kaderisasi untuk menciptakan profesional pajak yang andal. Salah satunya ialah membuka kesempatan magang bagi mahasiswa melalui Executive Internship Program.
Kesempatan magang terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin menambah pengetahuan dan pengalaman sebelum terjun ke dunia kerja.
DDTC memiliki sejumlah divisi meliputi DDTC Consulting, Fiscal Research and Advisory, DDTC Library, DDTC Academy, DDTCNews, Digital Transformation Team, serta Brand and Relation Team.
Secara umum, aktivitas magang di DDTC akan didominasi oleh pembelajaran praktik mencapai 70%. Selain itu, ada porsi pembelajaran sosial sebesar 20% dan pembelajaran formal 10%.
Peserta magang DDTC juga akan memperoleh beberapa benefit antara lain bimbingan para senior, mendapatkan uang saku harian di atas rata-rata, akses DDTC Library, akses Perpajakan DDTC, Executive Internship Program Certificate, serta lingkungan kerja yang nyaman.
"DDTC tidak pernah main-main dalam melaksanakan program magang. Bagi DDTC, magang adalah saringan awal mencari profesional pajak yang terbaik," tutur Adinda.
Sementara itu, Ketua Program Studi Administrasi Perpajakan Vokasi UI Thesa Adi Purwanto menjelaskan Coaching Career Talk 2023 dilaksanakan untuk mempersiapkan mahasiswa magang di perusahaan atau kantor konsultan. Magang biasanya dilaksanakan selama 4 hingga 6 bulan.
Program magang di Program Studi Administrasi Perpajakan Vokasi UI akan dimulai pada Januari 2024 sehingga mahasiswa perlu segera mempersiapkan diri.
"Sebelum magang, mahasiswa diberikan pembekalan. Saya kira 4 - 6 bulan cukup untuk mahasiswa menyelesaikan 1 proyek ketika magang," kata Thesa. (rig)