DEBAT PAJAK

PPN 12%, Setuju atau Tidak? Tulis Komentar Anda, Hadiahnya Buku DDTC

Redaksi DDTCNews
Kamis, 21 November 2024 | 08.00 WIB
PPN 12%, Setuju atau Tidak? Tulis Komentar Anda, Hadiahnya Buku DDTC

JAKARTA, DDTCNews - Isu pajak tidak luput dari sorotan publik pada masa awal kerja Kabinet Merah Putih dibawah Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran. Salah satu isu yang cukup menyita perhatian publik akhir-akhir ini adalah kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN).

Sesuai dengan amanat UU HPP yang mengubah UU PPN, kenaikan tarif PPN dilakukan secara bertahap. Kenaikan tarif pertama mulai berlaku pada 1 April 2022, yakni dari 10% menjadi 11%. Kemudian, tarif akan kembali naik menjadi 12% paling lambat 1 Januari 2025.

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (13/11/2024), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pembahasan mengenai kenaikan tarif sudah berlangsung sejak lama. Sekarang, pemerintah mempersiapkan implementasi kebijakan tersebut.

“Jadi di sini kami sudah membahas bersama Bapak Ibu sekalian [anggota Komisi XI DPR], sudah ada undang-undangnya. Kita perlu untuk menyiapkan agar itu bisa dijalankan tapi dengan penjelasan yang baik," ujar Sri Mulyani dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Rabu (13/11/2024).

Sri Mulyani menegaskan pemerintah tidak ‘membabi-buta’ dalam pengenaan pajak. Dalam konteks ini, kesehatan APBN memang harus dijaga. Selain itu, APBN juga harus dapat merespons situasi, seperti saat krisis keuangan global atau pandemi.

Meskipun tarif PPN dinaikkan secara bertahap, Sri Mulyani mengatakan pemerintah sesungguhnya telah memberikan berbagai fasilitas, mulai dari pengurangan tarif (reduced rate) hingga pembebasan. Hal ini menjadi langkah afirmatif terhadap banyak sektor ekonomi.

Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mengatakan kenaikan tarif PPN menjadi 12% pada 1 Januari 2025 merupakan amanat UU HPP. Namun, menurutnya, kondisi ekonomi saat ini memang sangat berbeda ketimbang ketika UU HPP disahkan.

"Kalau pemerintah tidak menjadikan itu pertimbangan, berarti pemerintah masih beranggapan bahwa kondisi ekonomi masih stabil, ekonomi masih tidak terpengaruh dengan daya beli masyarakat," katanya.

Misbakhun menjelaskan pemerintah dan DPR telah menyepakati kenaikan tarif PPN sejak 2021. Dalam proses pembahasannya, DPR juga sudah meminta kajian yang mendalam mengenai dampak kebijakan kenaikan tarif PPN.

Meski demikian, lanjut Misbakhun, pemerintah tetap bisa mempertimbangkan penundaan kenaikan tarif PPN. Apabila memutuskan untuk menunda, masih ada banyak jalan yang dapat ditempuh dan tidak bertentangan dengan konstitusi.

Sesuai dengan ketentuan, ada ruang untuk menurunkan PPN serendah-rendahnya menjadi 5%. Ruang ini termuat dalam Pasal 7 UU PPN s.t.d.t.d UU HPP. Perubahan tarif diatur dengan PP setelah disampaikan pemerintah kepada DPR untuk dibahas dan disepakati dalam penyusunan RAPBN.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta pemerintah berhati-hati dalam menaikan tarif PPN menjadi 12%. Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Bob Azam mengatakan kenaikan tarif PPN berpotensi menekan konsumsi masyarakat. Alhasil, tujuan optimalisasi penerimaan negara melalui kenaikan tarif PPN tidak terwujud.

"Kami selalu sampaikan ke pemerintah, kan pemerintah mau naikin PPN. Tidak selalu kenaikan PPN itu berujung ke kenaikan revenue. Jadi hati-hati," katanya.

Lantas, bagaimana menurut Anda? Apakah Anda setuju jika kenaikan tarif PPN menjadi 12% dilanjutkan? Atau Anda tidak setuju sehingga tarif PPN sebaiknya tetap 11%? Berikan pendapat dan uraikan alasan-alasan Anda dalam kolom komentar.

Sebanyak 6 pembaca DDTCNews yang memberikan pendapat pada kolom komentar artikel ini akan berkesempatan terpilih untuk mendapatkan buku terbitan DDTC berjudul Konsep Dasar Pajak: Berdasarkan Perspektif Internasional.

Buku ini merupakan cetakan kedua. Sebanyak 1.000 buku cetakan pertama April 2024 telah diterima banyak pihak, termasuk pemerintah, anggota DPR, pelaku usaha, karyawan swasta, konsultan pajak, akademisi, hingga mahasiswa.

Buku ini ditulis oleh Founder DDTC Darussalam dan Danny Septriadi bersama dengan Tax Expert, CEO Office DDTC Atika Ritmelina Marhani. Buku ini sangat penting sebagai bekal awal setiap orang yang ingin berkecimpung atau mendalami dunia pajak.

Adapun debat ini hanya bisa diikuti oleh warga negara Indonesia dan tidak berlaku untuk karyawan DDTC. Pemenang dipilih berdasarkan pada pengisian kolom komentar yang konstruktif, berdasarkan fakta, dan tidak mengandung unsur SARA.

Keputusan pemenang ditentukan oleh tim DDTCNews dan bersifat mutlak serta tidak dapat diganggu gugat. Penilaian akan diberikan atas komentar yang masuk sampai dengan Jumat, 29 November 2024 pukul 15.00 WIB. Pengumuman pemenang akan disampaikan pada Selasa, 3 Desember 2024. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
Beri Suara dan tuliskan komentar Anda:
13%
87%
156 suara
user-comment-debate-photo-profile

Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

0/1000
list-comment-debate-photo-profile

Jowanda Prathama A

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
PPN 12%, Angkanya tidak bagus. Tidak mendidik
list-comment-debate-photo-profile

Arfan Hcmi

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
menurut pendapat pribadi, saya cenderung tidak setuju terkait kenaikan PPN ini karena penanggung biaya akhir PPN adalah end user yg mayoritas adlh masyarakat pribadi (bawah,menengah,atas). sedangkan kenaikan upah tidak terlalu besar bahkan di tahun2 sebelumnya cenderung tidak naik/kecil. bayangkan, upah kerja masyarakat tidak naik/naik sedikit nmun efek atas kenaikan ini scra tdk langsung dpt menimbulkan efek kenaikan hrga (transportasi dll) . shg masyarakat mnengah kbawah akn mengalami kesulitan. Namun, sy jg sdikit bngung knp baru ramai pnolakan knaikan PPN 12% ini di dsmber 2024 ya? pdhal peraturannya sdh ad sjk 2021 dn distujui DPR, sehingga sy mengira mayoritas sdh stju krn tdk ad isu2 yg muncul setelah UU HPP itu. Namun mnrut sy yg paling pnting ialah trnsparansi pnggunaan pjk dr rkyat oleh ngra DN hrs di kmblikn ke rkyt. slma pngutan pjk akn brdmpak baik trhdp fsilitas umum mngkin msyrkt akn stuju2 sj sperti cnth dibbrapa ngara tertentu yang malah pajak PPNnya lebih besar.
list-comment-debate-photo-profile

Jetti Elita

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju, ppn 12% tidak kejelasan kenaikan ppn itu, sama halnya dengan saat 10% ke 11%, apa yg jadi perubahan ekonomi apakah jadi lebih baik setelah dinaikkan 1% ppn. Malah yang ada mempersulit ekonomi
list-comment-debate-photo-profile

Luthfi Hidayat

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Perancangan dan Penetapan peraturan PPN dengan tarif 12% mengacu kepada kondisi ekonomi disaat sebelum peraturan ditetapkan. Saat ini sudah tidak relevan, karena perubahan sangat berbeda dengan saat peraturan tersebut dirancang dan ditetapkan. Kondisi saat ini saja (Desember 2024), memaksa banyaknya PHK di banyak perusahaan, sehingga dayabeli masyarakat menurun, efek domino terjadi dengan sedikitnya permintaan barang, memaksa penurunan harga jual (deflasi), perlambatan perputaran uang terjadi, penyebaran uang beredar tidak luas, masyarakat tidak akan mampu membayar pajak terutang dimasa yang sama, karena adanya kebutuhan lain terkait kehidupan yang lebih utama. Pemerintah belum mengambil langkah strategis untuk mengurangi beban pokok masyarakat, seperti listrik, air, bahan makan utama, bahan bakar, iuran sekolah dsb. Kebutuhan pokok sudah bergeser tidak sama seperti puluhan tahun lalu. Semoga Pemerintah sadar.....
list-comment-debate-photo-profile

Parlin B. Sinaga

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
> Asumsi waktu penyusunan UU HPP nO 7 TAHUN 2021, di tahun 2021, sebagai dasar pengenaan PPN 12 % , mulai 1 Jan 2025, berbeda dengan kondisi pasar akhir-akhir ini, shg kenaikan PPN jadi 12 (atau 9,09 % jika 1% kenaikan dibandingkan 11%), sangat berat buat perekonomian masyarakat.; > Perlu dikaji terobosan-terobosan atas sumber penerimaan pajak lainnya; > Alternatif selain "Memaksakan" proses SP2DK dan Pemeriksaan, juga perlu dimonitor di lapangan, supaya jika tdk jadi 12 %, rekan2 fiskus di KPP tidak mendapat presure, membuat koreksi / usulan pemeriksaan. Selain kualitas SDM DJP jugda jd menurun, imaga DJP juga kurang baik bagi masyarakat / dunia usaha. Semoga Indonesia / Kementerian Keuangan makin baik.. Thx
list-comment-debate-photo-profile

Eva

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju. Karena kenaikan PPN ini akan menjadi beban rakyat menengah dan rakyat miskin, sementara pada kenyataannya atas pungutan pajak itu tidak dirasakan langsung oleh rakyat.
list-comment-debate-photo-profile

Haikal Sibarani (CCTV Online Management)

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Menjadi beban masyarakat banyak. Cari cara lain dong untuk mendapatkan hasil maksimal gunakan integritas dari oknum pemungut pajak supaya tidak bocor.
list-comment-debate-photo-profile

paulus

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kondisi perekonomian sedang melemah blom memungkinkan utk PPN 12%, harga barang akan naik tapi permintaan menurun
list-comment-debate-photo-profile

M. Rizqi Khairi Bimantoro

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya tidak setuju dengan kenaikan tarif PPN sebesar 12%. Menurut saya, kenaikan ini terjadi begitu cepat dari 10% menjadi 11% pada 2022 dan menuju 12% di awal tahun 2025. Kenaikan ini akan sangat terasa pada konsumen akhir, pastinya akan terbebani atas kenaikan tarif sebesar 1% ini. Benar jika tarif hanya meningkat 1%, namun jika ditelaah, kenaikan tarif ini akan menyebabkan kenaikan harga barang sebesar 9-10% yang tentunya memberatkan masyarakat. Ada baiknya jika kenaikan ini tidak direalisasikan begitu cepat. Berdasarkan data, IHK mengalami penurunan dari 106,3 pada Mei 2024 menjadi 105,9 di September 2024. Kasus PHK juga semakin meningkat dari Januari-September 2024 menjadi kurang lebih 54.000 kasus sehingga banyak yang bertahan menggunakan tabungan. Dilihat dari data LPS, saldo rata-rata kelompok rekening dibawah 100 juta pada Juni 2024 adalah 1,5 juta. Sangat menurun dibandingkan 2019 yaitu 3 juta. Dari data tersebut terindikasi lemahnya daya beli masyarakat saat ini. Terima kash
list-comment-debate-photo-profile

Dharma Ediraras

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Semakin besar tarif kemungkinan semakin tidak patuh pelaporan SPT (Keluaran) dari WP
list-comment-debate-photo-profile

Muchny Majid

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Sebenarnya kenaikan dari 11% menuju 12% bukan 1% yang naik melainkan 9% lebih dari angka 11%. Kemudian secara alur pemungutan ya, masyarakat sebagai konsumen akhir menjadi penopang atau penerima bebannya. Sebagai contoh: produsen menjual dengan harga Rp. 10.000 maka distributor akan membayar Rp. 10.000 +(10.000×12%) = Rp. 11.200. kemudian distributor menjual ke agen Rp. 11.200. agen membayar Rp 11.200+(11.200×12%) = Rp. 12.544. kemudian agen menjual ke konsumen akhir Rp. 12.544, maka konsumen akhir membayar Rp. 12.544+(12.544×12%) = Rp. 14.049. selisih dari Rp. 10.000 ke Rp. 14.049 ini ditanggung oleh konsumen akhir. Yang saya jabarkan hanya simulasi 3 tahap atau 4 tahap penjualan. Pada beberapa kasus bisa lebih singkat atau bisa lebih panjang. Jelas disini masyarakat sebagai konsumen akhirlah yang diberatkan. Dari sudut pandang pendapatan, betul ada kenaikan. Peredaran ekonomi itu bukan hanya tentang pemerintahan sebagai regulator, tapi juga masyarakat sebagai motor penggeraknya. 🦾
list-comment-debate-photo-profile

I Wayan Suarjana

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Penurunan daya beli masyarakat ini berdampak buruk pd perekonomian scr keseluruhan dgn hrg barang yg lebih tinggi akibat kenaikan PPN
list-comment-debate-photo-profile

Pablo Dwipa

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya rasa pemerintah era kontemporer cenderung melupakan terminologi lama yang menjadi pegangan dalam pengenaan pajak: "Pajak bagaikan mengambil bulu angsa sebanyak mungkin dengan desisan seminimal mungkin." Belum genap 3 tahun, pemerintah hendak kembali menaikkan tarif PPN ke 12%. Tentu hal ini mengundang banyak desisan dari Wajib Pajak, termasuk saya, yang masih dalam kondisi ekonomi yang belum pasti. Apalagi bila kita melihat masyarakat kelas menengah dengan kemampuan ekonomi seadanya, namun insentif atau tunjangan tak sebanyak kelas di bawahnya. Dibandingkan enforced tax compliance, pemerintah sebaiknya fokus menyusun strategi menuju voluntary tax compliance atau cooperative tax compliance sebagaimana yang digaungkan selama ini.
list-comment-debate-photo-profile

Andy Mulya

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
sangat tidak setuju, kebijakan yang sangat memberatkan rakyat biasa. Lebih baik efisiensi pada pemerintahan dari pada menaikan ppn. kurangi belanja pemerintah pada proyek proyek yang tidak berdampak langsung ke rakyat. Fokus kepada yang di rasakan rakyat seperti pendidikan, kesehatan.
list-comment-debate-photo-profile

Fachrudin Noor H.

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Sangat tidak setuju, dampaknya terlalu berat bagi semua lini. Mutual efect bisa terjadi didukung dengan kondisi ekonomi yg tidak baik baik saja. Memang kebutuhan negara besar, namun menurut pandangan saya tidak elok kalau dari ppn saja. Ekstensifikasi pajak belum maksimal, banyak yg terlewat warga kaya masih belum membayar pajak. Selama ini yg diambil data intensifikasi dari data konkrit pajak, kalau pemerintah berniat bentuk team survey per kecamatan untuk memetakan warganya. Dari izin penggunaan lahan dan pembangunan rumah aja banyak yg terlewat, imb tidak ada namun bisa muncul rumah megah dan di slip PBB juga tidak update. Rasanya tidak adil bagi WP eksisting yg cukup patuh dibandingkan dengan warga yg denial pajak juga melakukan transaksi yg blm masuk radar pengawasan (bahan pokok, petani dengan lahan besar, dan pengolah bahan bekas) dimana sumber barang tidak terlacak dan arus uang menggunakan tunai. Lebih elok jika negara memantau lebih bukan menaikkan TARIF PPN.
list-comment-debate-photo-profile

Nanang Suryana

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Pajak bukan hanya dilihat dari sudut pandang pemanfaatan kedepan nya, namun harus mempertimbangkan aspek sosial dan kondisi terkini masyarakat secara luas. Kenaikan tarif PPn akan berdampak luas terhadap resiko ekonomi sosial secara makro.
list-comment-debate-photo-profile

Achel E

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya paham bahwa kenaikan tarif PPN menjadi 12% dapat mempengaruhi daya beli masyarakat, terutama bagi kalangan menengah ke bawah. Namun, di sisi lain, penerapan tarif ini bisa menjadi langkah yang diperlukan untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan program pemerintah yang lebih luas. Hal ini penting agar perekonomian tetap berjalan dengan stabil dan negara bisa memperoleh pendapatan yang cukup untuk mendanai berbagai kebijakan. Tentu saja, implementasinya harus diiringi dengan upaya untuk menjaga transparansi dan keadilan agar tidak memberatkan rakyat secara berlebihan. kenaikan tarifnya 1 persen, tapi kenaikan harganya 9%
list-comment-debate-photo-profile

Welas aza

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
kalau di tanya jujur sebenarnya tidak setuju. karena dengan naiknya PPN menjadi 12 % pati kebutuhan banyak yang naik juga. meskipun terlihat PPN naik hanya 1% tapi dalam kenyatannya harga naiknya lebih dari 1%. untuk warga menengah seperti saya pasti kenaikan PPN ini sangat berdampak pada pengeluaran sehari hari. karena hampir semua barang mengandung PPN. tapi kalau misalnya memang naik 12%. ya apa boleh buat, mau enggak mau kita harus tetep mematuhinya. dan semoga uang uang penerimaan negara benar benar dipakai untuk negara
list-comment-debate-photo-profile

Meilla Adya

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Meskipun hal ini merupakan langkah lanjut dari UU HPP yang mana telah terdengar kabarnya sejak tahun 2022, saya rasa untuk saat ini pemerintah perlu mengkaji ulang terkait kenaikan tarif PPN. Hal ini dikarenakan saat ini ekonomi Indonesia sedang melemah. Ditandai dengan naiknya harga barang kebutuhan pokok, turunnya daya beli masyarakat di beberapa sektor kehidupan dan melemahnya nilai tukar Dollar USD yang kini berada di angka hampir Rp 16.000 per akhir tahun 2024. Saya harap tarif PPN 11% dapat diperpanjang, hingga keaadan ekonomi Indonesia lebih membaik.
list-comment-debate-photo-profile
Memilih: Tidak Setuju
sangat memberatkan masyarakat berpenghasilan menegah ke bawah terutama berpenghasilan rendah. alih-alih mendapat subsidi dari program pemerintah yg tidak jelas / tidak merata, tetapi akan menurunkan daya beli / konsumsi masyarakat. termasuk kenaikan ppn ini tidak seimbang dengan kenaikan upah/umr.
list-comment-debate-photo-profile

EFLI YOSINTA

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Terakhir, Kenaikan tarif PPN 12% mungkin terlihat logis untuk memperkuat penerimaan negara, tetapi apakah bijak untuk memprioritaskan angka di atas kertas ketika masyarakat sedang berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Kebijakan fiskal harus seimbang, mendukung pembangunan tanpa mengorbankan rakyat kecil sebagai tulang punggung ekonomi kita
list-comment-debate-photo-profile

EFLI YOSINTA

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kemudian, Domestik Bruto (PDB) Indonesia​​​​. Selain itu, dampak kenaikan PPN juga berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi, terutama karena masyarakat akan lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka. Selain itu, tarif PPN yang tinggi dapat mengurangi daya saing Indonesia di pasar internasional, terutama di kawasan ASEAN. Misalnya, di Thailand menetapkan tarif PPN sebesar 7%, sementara Malaysia hanya 10%. Perbedaan ini dapat memengaruhi investor asing yang mempertimbangkan biaya operasional di Indonesia. Pada intinya, kenaikan tarif PPN menjadi 12% memang langkah strategis untuk meningkatkan penerimaan negara, tetapi timing dan dampaknya terhadap ekonomi makro perlu diperhatikan dengan cermat. Dalam kondisi saat ini, ketika inflasi masih relatif tinggi dan daya beli masyarakat belum sepenuhnya pulih pasca pandemi, kebijakan ini berisiko menambah beban masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah.
list-comment-debate-photo-profile

EFLI YOSINTA

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Lanjut, Dilihat dari perspektif global, tarif PPN Indonesia pasca kenaikan tetap berada dalam standar internasional. Dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, tarif ini masih kompetitif, meskipun menjadi salah satu yang tertinggi bersama Filipina. Penerapan tarif PPN yang lebih tinggi juga mampu memperkuat rasio pajak terhadap PDB Indonesia, yang selama ini masih berada di bawah standar ideal untuk negara berkembang. Tapi nihhhh di sisi lain, kenaikan tarif PPN membawa sejumlah tantangan besar. Para ekonom memperkirakan kebijakan ini bisa meningkatkan inflasi hingga 0,6%-0,8%, terutama karena sebagian besar barang dan jasa yang dikenakan PPN akan mengalami kenaikan harga. Inflasi yang lebih tinggi dapat melemahkan daya beli masyarakat, khususnya kelompok berpenghasilan rendah. Hal ini menjadi lebih relevan mengingat konsumsi rumah tangga menyumbang lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
list-comment-debate-photo-profile

EFLI YOSINTA

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Menurut saya, kenaikan Tarif PPN 12% ini menjadi peluang dan tantangan. Bisa dibilang juga antara potensi dan kekhawatiran. Pemerintah Indonesia berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% pada 2025 sebagai bagian dari upaya meningkatkan penerimaan negara. Namun, seperti kebijakan fiskal lainnya, keputusan ini tentu memiliki dampak ekonomi yang harus dicermati, terutama dalam konteks daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi makro. PPN memang salah satu instrumen penerimaan negara terbesar, menyumbang sekitar 40% dari total pajak nasional. Dengan menaikkan tarif PPN dari 11% menjadi 12%, pemerintah berupaya memperbesar ruang fiskal untuk mendanai berbagai kebutuhan, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, serta perlindungan sosial. Jika di lihat, bahwa kebijakan ini juga telah dirancang secara bertahap untuk meminimalkan guncangan ekonomi, dimulai dengan kenaikan dari 10% menjadi 11% pada 2022 sebelum akhirnya mencapai 12% pada 2025​​​​ mendatang.
list-comment-debate-photo-profile

sherly pc

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
11℅ aja sudah kewalahan , apalagi 12% banyak pengusaha yang akan lebih menghindar jika untuk tujuan bersama masih bgs tapi kebanyak belum ad perkembangan walaupun sdh 11% jika alasan menekan konsumsi dlm negri jadi untuk pengusaha2 barang2nya bnyk yang gak laku yang akhirnya bangkrut
list-comment-debate-photo-profile

Yeni Lindawati

baru saja
Memilih: Setuju
ASAL PAJAK RAKYAT AKAN KEMBALI LAGI DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT (FASILITAS DAN KEMUDAHAN) UNTUK SELURUH RAKYAT INDONESIA INTINYA SEPERTI ITU. TIDAK ADA PLOT DESENTRALISASI, HARUS MENYELURUH RAKYAT INDONESIA MENDAPATKAN MANFAAT AKAN PAJAK YANG DIKELUARKAN 12%, ALASAN INI TERLALU UMUM NAMUN TERKADANG MASIH BELUM MENYELURUH AKAN KEMANFAATANNYA YANG DIRASAKAN SELURUH RAKYAT INDONESIA, JUGA BERDAYA GUNA UNTUK KEPENTINGAN RAKYAT INDONESIA BUKAN UNTUK GOLONGAN TERTENTU. POKOKNYA SELURUH RAKYAT INDONESIA HARUS MENDAPATKAN KEMANFAATAN ATAN KENAIKAN TARIF 12% INI.
list-comment-debate-photo-profile

dimas aditya

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya rencana mau membangun rumah setelah sekian lama menabung dan sekarang bahan bangunan akan naik karena PPN ini. Sedih saya sebagai masyarakat biasa, cuma bisa elus dada doank.
list-comment-debate-photo-profile

RYAN RIZKI

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Terdapat kekhawatiran akan dampak negatif yang ditimbulkan terhadap daya beli masyarakat , dikarenakan kenaikan tarif PPN langsung mempengaruhi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.
list-comment-debate-photo-profile

Fandi Ahmad

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya tidak setuju dengan kenaikan tarif PPN menjadi 12% karena akan menambah beban ekonomi masyarakat, terutama golongan menengah ke bawah. Kenaikan ini berpotensi memicu inflasi dan membuat harga barang serta jasa semakin mahal, sehingga daya beli masyarakat yang baru mulai pulih pasca-pandemi bisa kembali melemah. Selain itu, pemerintah sebaiknya fokus pada optimalisasi penerimaan pajak dengan memperluas basis pajak dan meningkatkan efisiensi sistem perpajakan daripada menaikkan tarif yang berisiko menekan konsumsi domestik. Kebijakan ini, jika tidak dilakukan dengan tepat waktu dan perencanaan yang matang, justru dapat memperlambat pemulihan ekonomi nasional.
list-comment-debate-photo-profile

Soeharto Edi Nugroho

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
daya beli kita terjun
list-comment-debate-photo-profile

Muhamad Bayhaqi

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Waktu yang kurang tepat, saat ini daya beli masyarakat menurun, ekonomi melemah dan masih ada PHK, belum lagi efek domino yang akan terjadi. Lebih baik ditunda. Jika sudah tepat waktu, masyarakat pasti mendukung, tapi saat ini belum tepat waktunya.
list-comment-debate-photo-profile

Yahya Nusa

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Jika PPN naik, ini menjadi efek domino dimana semua kebutuhan masyarakat akan naik, kenaikan PPN tersebut jika tidak dibarengi dengan kemampuan daya beli masyarakat maka akan menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu sy lebih setuju pendapat beberapa tokoh bahwa yang perlu di pakai lebih banyak adalah orang orang terkaya di Indonesia
list-comment-debate-photo-profile

asri suangga

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya tidak setuju tarif PPN naik, karena dugaan kuatnya adalah menjadikan PPN sebagai kompensasi atas hilangnya potensi penerimaan PPh karena turunnya tarif. Negeri ini harus berdiri sendiri, sehingga tidak tergantung pada investasi asing. Menurunkan tarif PPh untuk menarik masuknya investor asing menunjukkan betapa tergantungnya kita pada modal asing. Padahal Indonesia punya segala potensi yang jika dikelola sendiri, tentu tidak perlu bergantung pada investor asing. Saatnya negara ini mandiri dalam mengelola aset-asetnya, agar rakyat tidak jadi korban. Sudah terbukti investasi asing tidak menyejahterakan rakyat. Demi investasi asing justru APBN dan aset BUMN dikuras untuk membangun infrastruktur, tapi multiplier effect yang diharapkan tidak terjadi. Saatnya negara kembali mengelola aset2 industri strategis dan kekayaan alam yg melimpah, agar hasilnya bisa dinikmati oleh rakyat.
list-comment-debate-photo-profile

peter alexander

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Karena PPN ditanggung pengguna akhir maka kenaikan PPN 1℅, artinya peningkatan biaya hidup sebesar 9,09% (=1%/11%) bagi konsumen akhir
list-comment-debate-photo-profile

Indiani N Buulolo

baru saja
Memilih: Setuju
Saya setuju jika PPN dinaikkan menjadi 12% asalkan hasilnya digunakan secara transparan dan efisien untuk meningkatkan fasilitas umum, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat. Kenaikan ini dapat membantu pemerintah mengumpulkan dana lebih banyak untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup. Agar adil dan dapat diterima masyarakat, pemerintah dapat memberikan subsidi atau insentif pajak bagi kebutuhan pokok, UMKM, dan masyarakat berpenghasilan rendah, sehingga dampak kenaikan tidak terlalu memberatkan mereka. Transparansi penggunaan pajak juga harus terus diperbaiki agar masyarakat merasa uang mereka benar-benar digunakan untuk kebaikan bersama.
list-comment-debate-photo-profile

Oky Julio

baru saja
Memilih: Setuju
Saya setuju dengan kenaikan PPN menjadi 12%, tapi ini harus dilihat sebagai langkah reformasi yang lebih besar, bukan sekadar mencari penerimaan negara. Indonesia perlu beranjak dari ketergantungan pada pajak penghasilan yang rentan terhadap fluktuasi ekonomi, menuju sistem yang lebih stabil seperti pajak konsumsi. Kenaikan ini dapat mendorong efisiensi ekonomi dengan mengurangi ketimpangan antara sektor formal dan informal, terutama jika pengawasan atas kepatuhan PPN diperketat. Namun, penting bagi pemerintah untuk mengalokasikan tambahan penerimaan ini secara transparan, misalnya untuk program sosial yang langsung mendukung masyarakat kecil dan menengah. Dengan begitu, kenaikan tarif tidak hanya menjadi beban, tetapi juga dirasakan manfaatnya secara nyata oleh masyarakat. Ini bukan hanya soal menaikkan pajak, tapi memperbaiki tata kelola fiskal demi mendorong pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.
list-comment-debate-photo-profile

Andrew Yapvito

baru saja
Memilih: Setuju
Saya setuju dengan kebijakan pemerintah menaikkan tarif ppn menjadi 12%. Menurut saya kenaikan tarif ppn diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, dan pengadaan fasilitas publik. Susunan kabinet merah putih memiliki 48 kementerian yang tentunya perlu dana anggaran yang maksimal untuk menghasilkan pelayanan yang maksimal juga. Menurut Bu Sri Mulyani dilansir dari antaranews tarif ppn idealnya 15% sesuai rata-rata negara OECD sehingga kenaikan tarif ppn 12% masih wajar namun belum ideal untuk mensejahterakan rakyat. Dengan masyarakat patuh membayar pajak akan merasakan manfaat kenaikan tarif ppn 12% tsb dari program pemerintah seperti transportasi umum MRT, subsidi, rumah gratis, makan gratis, dll. Jika masyarakat patuh dan taat membayar ppn maka masyarakat sendiri yang akan mendapatkan manfaatnya. Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat melalui kenaikan tarif PPN 12% perlu kita dukung agar Indonesia emas 2045.
list-comment-debate-photo-profile

david

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
tidak setuju..walaupun kebutuhan pokok mendapatkan pembebasan PPN, tapi tetap ada biaya-biaya lain yang mempengaruhi harga jual kebutuhan pokok tersebut. lagi juga apa dasarnya Indonesia menjadi negara dengan tarif PPN di ASEAN ?
list-comment-debate-photo-profile

Hestinizli Inayah111

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
tidak setuju, meskipun PPN menurupakan penghasilan untuk negara harus dipertimbangkan karena dapat memicu daya saing ekonomi negera, serta pengaruh terhadap para pemilik usaha dan konsumen. PPN 12% di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa negara maju, seperti jepang adalah negara maju dengan tarif PPN 10%. Kenaikan PPN ini dapat meningkatkan beban masyarakat seperti naiknya harga barang dan jasa terutama bagi yang berpenghasilan rendah dan pas-pasan.
list-comment-debate-photo-profile

Syafrianto

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya tidak setuju apabila kenaikan tarif PPN sebagai salah satu upaya untuk mendongkrak nilai tax ratio, apalagi sebagai salah satu tindakan untuk meningkatkan penerimaan negara dari sektor perpajakan. Mengingat salah satu asas pajak yaitu asas equality dimana pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara harus sesuai dengan kemampuan dan penghasilan wajib pajak, maka dengan menaikkan tarif PPN di masa ini adalah tindakan yang kurang mencerminkan asas ini apalagi saat ini banyak masyarakat kalangan menengah ke bawah yang semakin tertekan dengan kenaikan harga yang harus ditanggungnya. Jadi menurut saya, ada baiknya pemerintah mempertimbangkan untuk mempertahankan tarif PPN di 11% (sementara waktu ini) dengan menggunakan kuasa dari Pasal 7 ayat (3) UU PPN dimana pemerintah dapat menyesuaikan tarif PPN dengan menggunakan PP setelah menyampaikan/membahasnya dengan DPR. Sedangkan untuk meningkatkan tax ratio, maka Pemerintah perlu lebih mengutamakan skema di PPh sesuai daya pikul masyarakat.
list-comment-debate-photo-profile

Azzahra Jaza

baru saja
Memilih: Setuju
Saya setuju tarif PPN menjadi 10% yang mengacu kepada Pasal 7 ayat (3) UU HPP. Bila alasan pemerintah tetap menaikkan tarif PPN menjadi 12% disebabkan untuk menjalankan undang-undang, ada baiknya pemerintah juga tidak menutup sebelah mata bahwa di UU HPP tersebut disebutkan bahwa tarif PPN dapat diubah menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15%.
list-comment-debate-photo-profile

IndoAmanah com

baru saja
Memilih: Setuju
ekonomi masih sulit
list-comment-debate-photo-profile

I Gusti Bagus Wirahadi D. Yuda

baru saja
Memilih: Setuju
Saya berpendapat setuju dengan catatan apa yang dibebankan 12% ke rakyat dan perusahaan2 dapat dikembalikan lagi untuk kepentingan rakyat terutama di sektor pendidikan dan kesehatan. Sektor pendidikan masih sangat butuh bantuan dari pemerintah dengan adanya sekolah gratis, sehingga taraf hidup rakyat pun akan hanya terpatok untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan2 lain yang lebih primer. Ingat dengan kenaikan ini, diharapkan pemerintah bisa lebih bijak dan benar2 memberantas korupsi. Jangan dengan kenaikan ini menjadi ladang yang hanya dimanfaatkan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab hanya memikirkan diri sendiri.
list-comment-debate-photo-profile

Iqbal Nurrasyid

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan tarif PPN dari 11% ke 12% mungkin terdengar seperti solusi sederhana untuk menambah penerimaan negara, tapi sayangnya ini belum tentu berhasil. Ada teori yang namanya Laffer Curve, yang bilang kalau tarif pajak terlalu tinggi, bukannya penerimaan pajak naik, malah bisa turun. Orang-orang mungkin jadi mengurangi belanja barang kena pajak atau bahkan lari ke pasar informal yang susah dipajaki. Contoh nyatanya terjadi di Jepang pada 2014. Waktu mereka menaikkan pajak konsumsi dari 5% jadi 8%, konsumsi domestik langsung turun 7,3%, dan hasilnya penerimaan pajak tidak naik signifikan. Makanya, daripada menaikkan tarif, kenapa nggak fokus aja untuk meningkatkan trust ke pemerintah agar masyarakat lebih patuh pajak? atau mengurangi pembebasan pajak yang nggak efektif seperti PPN DTP mobil listrik? Cara ini lebih aman dan nggak membebani masyarakat. Ingat, tarif tinggi belum tentu bikin penerimaan lebih besar, dan kalau nggak hati-hati, dampaknya bisa jadi lebih buruk buat kita semua.
list-comment-debate-photo-profile

Dian Sandi

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Disaat kondisi ekonomi indonesia yang sulit seperti ini dan recovery ekonomi setelah covid 19 belum sepenuhnya kembali dan banyak barang2 impor yang datang ke indonesia dengan harga yang sangat kompetitif, maka dengan kenaikan PPN 12% akan sangat membebani pelaku usaha dan daya beli masyarakat dikarenakan harga akan jauh lebih mahal dari saat ini.
list-comment-debate-photo-profile
Memilih: Tidak Setuju
Karena terlalu memberatkan untuk pelaku usaha kecil contoh toko emas, keuntungan 10-20% dibebankan pajak 12%, banyak yang memilih tutup usaha atau gulung tikar.
list-comment-debate-photo-profile

Mujiyati

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan Tarif PPN 12 % sangat memberatkan rakyat, karena bebab PPN ujung2nya yangmenanggung rakyat, Pemerintah sudah mengenakan oajak yang multi pajak utk tiap item cukup besar.. Maka Penmerintah harus ketat dalam pengelolaan keuangan yang digefus dr rakyat... tidak membiarkan pengeluaran negara yang tdk berdampak produktif...
list-comment-debate-photo-profile

Benita Badralena

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
perekonomian pasca pandemi masih belum baik, banyak perusahaan gulung tikar menyebabkan PHK masal. Sebagian besar pekerja kehilangan pekerjaan yang otomatis kehilangan penghasilannya juga. Sekarang, perlahan perusahaan mulai bangkit untuk beroperasi kembali, tapi omset nya masih rendah dan belum stabil karna daya beli masyarakat masih kurang. Tapi dengan perusahaan yang mulai beroperasi kembali membuka peluang untuk masyarakat mendapatkan pekerjaan kembali, namun penghasilan yang diperoleh juga ga besar. Kenaikan harga barang dan jasa menjadi 12% bakal ngeberatin mereka, penghasilan rendah tapi kebutuhan sehari-sehari harus tetep terpenuhi dengan kena tarif yg tinggi itu 12%
list-comment-debate-photo-profile

Andi Nur Aziz

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Dapat dipahami bahwa pemerintah memulai shifting penerimaan pajak yang berbasiskan penghasilan ke pajak berbasiskan konsumsi yaitu PPN. Hal ini tercermin dari kebijakan-kebijakan yang tertuang di dalam UU Ciptaker section perpajakan hingga ke UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan di tahun 2021 lalu. Tarif PPh badan diturunkan agar dapat bersaing dengan negara yang satu region sedangkan gantinya PPN dinaikkan dari 10% ke 11% hingga nanti di tahun 2025 yaitu menjadi 12%. Namun untuk kenaikan tarif PPN menjadi 12% menurut saya perlu untuk dikaji kembali dan ditunda mengingat kondisi masyarakat sebagai end user consumer/PPN saat ini sedang tidak baik-baik saja. Mengacu dari beberapa sumber, terdapat kenaikan angka PHK di Januari-Oktober tahun 2024 yang sudah mencapai 64 ribu PHK dbandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu 45 ribu PHK. Jika tarif PPN 12% jadi dinaikkan dikhawatirkan akan menurunkan daya beli masyarakat sehingga dapat memperlambat laju pertumbuhan ekonomi.
list-comment-debate-photo-profile

Dea Saidina Anisa

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju dengan kenaikan PPN menjadi 12% karena dapat meningkatkan beban hidup masyarakat, khususnya kelompok menengah ke bawah. Kenaikan ini berpotensi menurunkan daya beli dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, kebijakan ini dapat memperlebar kesenjangan sosial dan ekonomi. Lebih baik pemerintah fokus pada efisiensi anggaran dan optimalisasi penerimaan pajak yang ada.
list-comment-debate-photo-profile

Sukma Alif

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
perekonomian pasca pandemi masih belum baik, banyak perusahaan gulung tikar menyebabkan PHK masal. Sebagian besar pekerja kehilangan pekerjaan yang otomatis kehilangan penghasilannya juga. Sekarang, perlahan perusahaan mulai bangkit untuk beroperasi kembali, tapi omset nya masih rendah dan belum stabil karna daya beli masyarakat masih kurang. Tapi dengan perusahaan yang mulai beroperasi kembali membuka peluang untuk masyarakat mendapatkan pekerjaan kembali, namun penghasilan yang diperoleh juga ga besar. Kenaikan harga barang dan jasa menjadi 12% bakal ngeberatin mereka, penghasilan rendah tapi kebutuhan sehari-sehari harus tetep terpenuhi dengan kena tarif yg tinggi itu 12%
list-comment-debate-photo-profile

Anggi Prahesti

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju, karena daya tarik pembelo yang saat ini sedang menurun, dan ppn 11%pun baru -+2tahun terakhir. Pemerintah harus lebih bijak pengambilan keputusan atas kenaikan ppn menjadi 12%. Optimalkan pengawasan ppn 11% dan melakukan evaluasi secara bertahap.
list-comment-debate-photo-profile

yusnita putri ramadhani

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan PPN menjadi 12% menuai ketidaksetujuan karena dianggap membebani masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah, dengan meningkatnya harga barang dan jasa yang dapat menurunkan daya beli. Selain itu, kebijakan ini berisiko memicu inflasi, mengganggu keberlanjutan UMKM, dan memperburuk ketimpangan sosial di tengah kondisi ekonomi yang belum pulih sepenuhnya. Tarif PPN yang lebih tinggi juga dikhawatirkan mendorong praktik penghindaran pajak, sehingga hasil yang diterima negara tidak sebanding dengan dampak negatifnya. Banyak pihak berpendapat bahwa pemerintah seharusnya mengoptimalkan penerimaan melalui kebijakan lain yang tidak langsung membebani konsumen, sehingga dapat menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
list-comment-debate-photo-profile

Klaudia Debora

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
menurut saya kenaikan ppn menjadi 12% merupakan keputusan yang harus dipertimbangkan lagi oleh pemerintah. melihat kondisi saat ini , lesunya perekonomian nasional berdampak pada penurunan pendapatan terutama umkm, isu resesi yang akan dihadapi ditahun mendatang mengakibatkan masyarakat enggan mengeluarkan uang lebih untuk kebutuhan sehari hari. Apabila ppn tetap naik di tahun mendatang akan lebih memperparah kondisi perekonomian global.
list-comment-debate-photo-profile

Azizah Rayya

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan harga barang dan jasa akibat peningkatan PPN menjadi 12% dapat mengurangi daya beli masyarakat terutama kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Saat pandemi Covid-19, perekonomian di negera kita sedang tidak baik-baik saja, banyak perusahaan yang gulung tikar mengakibatkan PHK masal terhadap para pekerjanya, hal tersebut membuat sebagian besar masyarakat kehilangan penghasilannya. Saat ini, pasca pandemi Covid-19 perusahaan mulai bangkit untuk bisa beroperasi kembali. dengan demikian, masyarakat yang kehilangan pekerjaan nya saat pandemi dapat kembali mendapatkan pekerjaan dan memperoleh penghasilan. Namun, pekerja tersebut mungkin akan mendapatkan penghasilan yang rendah karena omset perusahaan belum tinggi dan tidak stabil. Dengan penghasilan yang rendah dan tarif PPN yang menjadi 12% itu akan sangat memberatkan mereka. Keadaan ini akan menyulitkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya serta menganggu stabilitas ekonomi.
list-comment-debate-photo-profile

Ezilfa Mahendra

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Ada banyak cara untuk meningkatkan penerimaan negara, salah satunya meningkatkan kepatuhan pajak. Dalam jangka panjang ini dapat terlaksana. Menaikkan tarif pajak yg salah satunya adalah PPn belum efektif di tengah-tengah turunnya daya beli. Naiknya tarif pajak menandakan adanya kebutuhan mendesak negara, ini menunjukkan buruknya kinerja pemerintah dalam mengambil kebijakan. Rendahnya Tax Ratio bisa menunjukkan adanya potensi penghindaran pajak yang tinggi, ketidakmerataan pemungutan pajak, atau sektor ekonomi yang besar namun sulit dipajaki (seperti sektor informal). Jadi, kenaikan tarif PPn belum tepat.
list-comment-debate-photo-profile

Joko Sapta Prihandaya

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Pada akhirnya yg akan merasakan efeknya ini adalah kenaikan harga bayar utk konsumen akhir dan toko retail, krn kita ga bs kreditin PPN masukannya. Mungkin hrg produksi ga naik, tp hrg jual retailnya bakal naik
list-comment-debate-photo-profile

Agus Rahmat Telaumbanua

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju, karena itu akan mengurangi daya beli masyarakat terhadap barang yang dikenakan PPN. Sehingga itu akan membuat pendapatan pajak dari PPN semakin memburuk.
list-comment-debate-photo-profile

Kukuh Yohana

baru saja
Memilih: Setuju
Setuju ppn menjadi 12%, tentunya sudah melalui kajian terlebih hal ini sudah di setujui dpr dan pemerintah. Ppn menjadi bagian pendorong fiskal untuk membangun bangsa Indonesia. Tentunya saya berharap pemerintah akan lebih tegas dengan berbagai perusahaan yang seharusnya berkontribusi lebih untuk bangsa ini. Terpenting jangan ada lagi uang pajak yang di korupsi.
list-comment-debate-photo-profile

Revivo

baru saja
Memilih: Setuju
Saya 80% setuju dengan kenaikan tarif ppn sebesar 12% dikarenakan oleh beberapa faktor, yang pertama terkait perkataan yang di ucapkan oleh menteri keuangan, bahwasanya rencana kenaikan ini sudah direncanakan sejak lama, dan pemerintah sedang mempersiapkan implementasi kebijakan kenaikan tersebut. berarti disini pemerintah sudah memiliki tolak ukur ataupun patokan agar kenaikan tarif ini bisa membawa dampak yang positif terhadap penerimaan PPn. kedua, Mungkin kebijakan ini sudah dibahas secara mendalam untuk mencapai hal yang diinginkan, bagaimana kebijakan itu dirancang, diatur, dan diimplementasikan dan dampaknya pada masyarakat luas. ketiga, pemerintah mungkin juga sudah punya alternatif lain ataupun solusi jika kenaikan ini dianggap memberatkan bagi umkm atau masyarakat menengah kebawah agar tarif 12% ini tetap berjalan.
list-comment-debate-photo-profile

Rahmad Han

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tarif PPN terlalu tinggi
list-comment-debate-photo-profile

SETYO WIDIANTO

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Untuk saat ini, saya tidak setuju/belum setuju terkait kenaikan PPN 12%. Mengingat masih dalam fase pemulihan ekonomi pasca cofid dan adanya penurunan daya beli masyarakat terutama kelas menengah ke bawah. Tentu kenaikan PPN ini sangat membebani masyarakat karena berpengaruh langsung terhadap harga barang dana jasa. Ini akan memperburuk daya beli masyarakat dan dapat memicu perlambatan ekonomi bukannya meningkatkan growth sebagaimana yang kita inginkan. Saat ini dapat kita rasakan banyaknya penurunan penjuaalan di berbagai sektor usaha, misalnya banyaknya mall-mall yang tutup dan usaha-usaha resto dan makanan yang gulung tikar. Risiko inflasi untuk tahun 2025 akibat kenaikan tarif PPN 12% ini jika diteruskan dapat mengganggu stabilitas ekonomi. Saran saya sebagai rakyat biasa, agar penerapan tarif PPN 12% ini sementara dapat ditunda dulu, sampai ekonomi mengalami pemulihan terlebih dahulu.
list-comment-debate-photo-profile

agus budi p

baru saja
Memilih: Setuju
Setuju karena dengan ini justru akan menjaga keadilan..
list-comment-debate-photo-profile

Didiek Prasetyo

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju utk naik, beban rakyat semakin berat, mending penghematan di pengeluaran APBN , hukum koruptor dan kembalikan hasil korupsi ke negara
list-comment-debate-photo-profile

Nur Hidayah

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya tidak setuju dengan kenaikan PPN, ini akan membebani masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah dan dapat mengurangi daya beli. Kenaikan ini juga akan memperparah kesenjangan sosial dan membuat kehidupan semakin sulit bagi banyak orang. Ada cara lain untuk meningkatkan pendapatan negara tanpa harus membebani masyarakat, misalnya dengan memberantas korupsi.
list-comment-debate-photo-profile

Kumara Prima Satya

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan PPN berdampak luas ke semua kalangan masyarakat, dan bebannya bagi kalangan menengah ke bawah akan jauh lebih terasa dibanding kalangan atas. Seharusnya menaikkan penerimaan melalui Pajak Penghasilan perorangan terutama yang lebih diarahkan untuk kalangan atas. Selain itu struktur penerimaan pajak pada negara-negara lain juga menunjukkan PPh orang pribadi menjadi kontributor terbesar penghasilan pajak untuk negara.
list-comment-debate-photo-profile

Mujaddid

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Walaupun sudah tertuang dalam UU No.7/2021 Tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan" per-1 Januari 2025 Tarif PPN menjadi 12%, akan tetapi melihat kondisi ekonomi nasional yang kurang begitu menggembirakan, diperkirakan berlanjut tahun depan, selanjutnya akan berdampak pada dunia usaha, khususnya UMKM, akibat menurun daya beli masyarakat, Saran : Kebijakan atau Peraturan bisa dirubah, jika berdampak baik. Terima kasih (did)
list-comment-debate-photo-profile

cantika nindy vlorista

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
1. Beban Ekonomi Masyarakat: Kenaikan PPN dapat meningkatkan harga barang dan jasa, memberatkan daya beli masyarakat, terutama kelompok miskin dan menengah. 2. Kesenjangan Sosial: PPN adalah pajak regresif yang lebih membebani kelompok berpendapatan rendah. 3. Dampak pada UMKM: UMKM bisa terpengaruh oleh kenaikan harga, mengurangi daya saing mereka. 4. Inflasi: Peningkatan PPN berpotensi menaikkan inflasi dan merugikan daya beli masyarakat. 5. Alternatif Pajak Lain: Beberapa berpendapat bahwa pemerintah seharusnya mencari sumber penerimaan pajak lain yang tidak membebani rakyat. 6. Ketidakstabilan Ekonomi: Kenaikan PPN di tengah pemulihan ekonomi pasca-pandemi bisa memperburuk situasi. 7. Penyalahgunaan Dana Pajak: Ada kekhawatiran bahwa dana pajak yang terkumpul tidak digunakan secara efisien. 8. Daya Saing Ekonomi: Kenaikan harga barang bisa menurunkan daya saing produk domestik.
list-comment-debate-photo-profile

Yessi Amalia

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Alasana saya tidak setuju PPN naik 12 %, seharusnya pemerintah lebih fokus untuk meningkatkan pengawasan terhadap pembayaran pajak dan sektor yang menghindari pajak, dan lebih meningkatkan kesadaran masyarakat atas membayar pajak, dengan masyarakat sudah membayar pajaknya akan membuat kas negara stabil.
list-comment-debate-photo-profile

Arfa Aulia

baru saja
Memilih: Setuju
Menurut saya kenaikan pajak hingga 12% akan meningkatkan pendapatan negara untuk membiayai pendidikan, kesehatan, infrastruktur yang lebih baik, juga dana tambahan dapat digunakan untuk program kesejahteraan yang membantu masyarakat yang membutuhkan. Dan pajak yang lbih tinggi dapat mengurangi defisit anggaran dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
list-comment-debate-photo-profile

ABIGAIL SHARON

baru saja
Memilih: Setuju
Alasan saya menyetujui PPN naik 12 persen adalah kenaikan PPN dapat membantu meningkatkan pendapatan negara untuk membiayai berbagai program pembangunan dan layanan publik serta dapat menjadi langkah menstabilkan fiskal dan mengurangi defisit anggaran.
list-comment-debate-photo-profile

Depy

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju.Kenaikan ppn 12 % yang berdampak positif berupa tambahan penerimaan pajak sekitar 100 trilyun tidak sebanding dengan imbas negatifnya terhadap konsumsi masyarakat yaitu menggerus daya beli 11,1%. Pengeluaran konsumsi rumah tangga sepanjangJan-Sep 2024 Rp8.917,4 triliun, maka potensi penurunan konsumsi tahun depan setidaknya mencapai Rp980,9 triliun. (980,9 T >100 T). Pedagang ritel akan mengurangi pesanan barang membuat tenaga kerja berkurang.Selain itu menimbulkan efek berantai kenaikan biaya material dan pengangkutan, peningkatan biaya operasional, suku bunga, biaya administrasi dan akhirnya harga barang dan jasa ikut meninggi sehingga konsumen mengurangi pembelian dan berisiko memperburuk tingkat kemiskinan dan membuat kesenjangan social melebar, pada akhirnya akan menghambat kinerja pertumbuhan ekonomi nasional yang dipatok 6%.Jadi sebaiknya pemerintah menunda atau membatalkan kenaikan tarif PPN 12% atau mungkin menurunkannya.
list-comment-debate-photo-profile

Fredy

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju. Sebagai masyarakat konsumsi barang dan jasa akhir akan berakibat kenaikan harga barang yang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan, sehingga menambah beban hidup sehari-hari. Sebentar lagi sudah mau bulan Desember, belum ada keputusan penundaan tarif PPN. Hal ini membuktikan, pemerintah tidak peka terhadap situasi dan kondisi perekonomian saat ini.
list-comment-debate-photo-profile

Thomas Sumarsan Goh

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kondisi perekonomian yang kurang baik, jika PPN dinaikkan saat ini akan menimbulkan inflasi, daya beli masyarakat yang menurun, pada gilirannya terjadi over supply terhadap demand untuk setiap produk. Pada akhirnya akan terjadi PHK ataupun perusahaan akan banyak yang bangkrut. Peningkatan pengangguran akan menimbulkan tingkat kesejahteraan yang terus menerus menurun.
list-comment-debate-photo-profile

Depy

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju Kenaikan ppn 12 % yang berdampak positif berupa tambahan penerimaan pajak sekitar 100 trilyun tidak sebanding dengan imbas negatifnya terhadap konsumsi masyarakat yaitu menggerus daya beli 11,1%. Pengeluaran konsumsi rumah tangga sepanjangJan-Sep 2024 Rp8.917,4 triliun, maka potensi penurunan konsumsi tahun depan setidaknya mencapai Rp980,9 triliun. (980,9 T >100 T). Pedagang ritel akan mengurangi pesanan barang membuat tenaga kerja berkurang.Selain itu menimbulkan efek berantai kenaikan biaya material dan pengangkutan, peningkatan biaya operasional, suku bunga, biaya administrasi dan akhirnya harga barang dan jasa ikut meninggi sehingga konsumen mengurangi pembelian dan berisiko memperburuk tingkat kemiskinan dan membuat kesenjangan social melebar, pada akhirnya akan menghambat kinerja pertumbuhan ekonomi nasional yang dipatok 6%.Jadi sebaiknya pemerintah menunda atau membatalkan kenaikan tarif PPN 12% atau menurunkannya.
list-comment-debate-photo-profile

arijani halim

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Makin memberatkan rakyat kecil Pajak final umkm mohon diperpanjang
list-comment-debate-photo-profile

Herman Juwono

baru saja
Memilih: Setuju
Sebagai konsultan pajak, saya dapat menyetujui kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% untuk menambah penerimaan negara berupa pajak. Sebagai pengurus Kadin Indonesia, yang mewakili pelaku usaha, mengingat kondisi ekonomi saat ini pelaku usaha memohon untuk ditunda sampai waktu kondisi ekonomi yang lebih kondusif.
list-comment-debate-photo-profile

David Susanto

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak Setuju untuk saat ini. PPN ialah pajak objektif yang dibebankan langsung ke Konsumen Akhir. Pertimbangannya ialah konsumsi masyarakat Indonesia masih memenuhi kriteria negara berkembang yaitu sebesar 54,4% (BPS, 2023). Jika Pemerintah berasumsi bahwa kenaikan tarif PPN ini akan menurunkan Konsumsi, maka Pemerintah akan menurunkan tarif PPh Badan ke 20% dengan harapan dapat mengembalikan loss dari sisi Investment dan Export karena Pemerintah akan menaikan belanja negara yang besar di 2025. Keputusan ini akan menghasilkan efek yang kurang baik dan sangat menekan masyarakat. Harus diingat bahwa Indonesia masih bergantung pada tingkat konsumsi masyarakat. Selain itu, Pendapatan per Kapita masyarakat Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara ASEAN lainnya (Worldbank, 2024). Kondisi ini sungguh tidak baik, ditambah ada cukai MBDK yang akan diterapkan dan efeknya juga membebani konsumen akhir. Oleh sebab itu, DPR harus mengkaji ulang terkait rencana kenaikan tarif PPN 12%.
list-comment-debate-photo-profile

Galuh Vindriarso

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Salah satu alasan kenapa pemerintah Indonesia sebaiknya tidak menaikkan PPN 12% pada tahun 2025 karena berpotensi berdampak negatif pada belanja konsumen. Tarif PPN yang lebih tinggi dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa, sehingga mengurangi daya beli, terutama bagi rumah tangga berpenghasilan rendah dan menengah. Hal ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan melemahkan permintaan domestik, yang merupakan pendorong utama perekonomian.
list-comment-debate-photo-profile

Mohammad Fauzi Nugraha

baru saja
Memilih: Setuju
Kenaikan tarif PPN sebesar 12% di tahun 2025 sebagaimana amanat dari UU HPP tentu telah dipikirkan dampaknya oleh pemerintah dan para pembuat kebijakan. Menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, ekonomi Indonesia pada triwulan ketiga 2024 tumbuh sebesar 4,9% yoy masih lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi dunia sebesar 3,2% yoy. Namun kita tidak dapat menutup mata bahwa di lapangan banyak rakyat yang merasakan beban kehidupan yang semakin berat. Hal ini dapat dilihat dari kejadian sehari-hari ataupun berita-berita di media informasi. Pemerintah agar dapat mengimbangi dampak kenaikan tersebut antara lain dengan cara memberikan sosialisasi kenaikan tarif dan urgensinya, memberikan fasilitas/insentif tepat sasaran, dan terus mengoptimalkan penggunaan uang pajak untuk kemakmuran rakyat sehingga rakyat akan dapat menerima suatu kebijakan walaupun berupa kenaikan tarif pajak. Semoga pemerintahan yang baru ini dapat membawa kemajuan dan keberkahan bagi Indonesia.
list-comment-debate-photo-profile

Nelli Indrawati

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
1. Beban bagi Masyarakat Kenaikan PPN akan berdampak langsung pada harga barang dan jasa, yang pada akhirnya membebani masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah. Ini bisa memperburuk daya beli masyarakat. 2. Efek pada UMKM UMKM yang bergantung pada konsumen lokal dapat merasakan penurunan permintaan karena daya beli masyarakat menurun, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi. 3. Risiko Inflasi Peningkatan PPN bisa mendorong inflasi karena biaya produksi yang lebih tinggi akan diteruskan kepada konsumen. Ini dapat mengurangi stabilitas ekonomi.
list-comment-debate-photo-profile

Barru Fajar Saputra

baru saja
Memilih: Setuju
Semoga bisa memajukan negara lbh baik lagi, dan menunjang program pembangunan pemerintah, dg catatan tidak disalah gunakan dan dikorupsi, kami setuju 12 %
list-comment-debate-photo-profile

Sasmita Setianingrum

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan PPN 12 persen akan memiliki dampak yang kompleks terhadap pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Pada satu sisi, kenaikan PPN dapat menekan daya beli masyarakat, terutama kelompok rumah tangga miskin, yang berisiko memperburuk ketimpangan sosial sehingga hal ini dimungkinkan akan menjadikan semakin lebar jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Ayo donk pemerintah lebih jeli lagi untuk melihat kemungkinan lain selain menaikkan PPN yang notabene nya akan mempengaruhi seluruh rakyat Indonesia tak terkecuali. Alih- alih menaikkan PPN untuk pemasukan negara, setelah uang masuk malah di korupsi tanpa tanggung jawab. Semoga Indonesia terhindar dari azab karena pemimpin-pemimpin yang buruk.
list-comment-debate-photo-profile

Devi Sri Astutik

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
1. Daya beli masyarakat pasca pandemi, daya beli masyarakat masih rentan, dengan kondisi global yang belum stabil, kenaikan PPN dapat mempengaruhi konsumsi dalam negeri. 2. Potensi Efek Resesi : APINDO dan beberapa pengamat ekonomi mengingatkan bahwa kenaikan PPN tidak selalu sama dengan peningkatan pendapatan. Jika konsumsi menurun, pendapatan pemerintah akan menurun dan pertumbuhan ekonomi akan melambat. 3. Alternatif Kebijakan Fiskal : daripada mengandalkan kenaikan pajak, pemerintah dapat mencari cara lain untuk meningkatkan pendapatan nasional, seperti memperluas basis pajak melalui digitalisasi dan efisiensi belanja pemerintah. 4. Fleksibilitas penundaan : Pasal 7 UU PPN memperbolehkan pemerintah melakukan penyesuaian tarif pajak, termasuk menunda kenaikan atau penurunan PPN menjadi 5%. Sebagai alternatif, pemerintah sebaiknya menunda kenaikan atau mempertimbangkan kebijakan penyesuaian yang lebih adaptif dengan kondisi masyarakat dan sektor usaha.
list-comment-debate-photo-profile

Andi Gembul

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
11% saja minat daya minat pembeli sedikit yang mengunakan PPN bagaimana dgn 12%..
list-comment-debate-photo-profile

Faisal Zuhri

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
menurunkan daya beli masyarakat
list-comment-debate-photo-profile

Felix Bahari

baru saja
Memilih: Setuju
Saya setuju dengan rencana kenaikan PPN menjadi 12% pada 2025. Salah satunya karena kondisi neraca perdagangan kita yang masih surplus. Artinya, ekspor Indonesia lebih banyak dibandingkan impor, yang menunjukkan bahwa perekonomian kita cukup kuat. Ditambah lagi, jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi negara lain, kita sudah berada dalam posisi yang cukup bagus. Ini menunjukkan bahwa kenaikan PPN mungkin dapat membantu mendukung pembiayaan negara tanpa terlalu membebani perekonomian kita yang masih tumbuh dengan baik.
list-comment-debate-photo-profile

User

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya tidak setuju dengan kenaikan tarif PPN 12%, karena akan memberikan dampak buruk terhadap masyarakat khususnya masyarakat menengah kebawah jika tidak diiringi dengan kebijakan dan regulasi yg tepat. Kenaikan tarif PPN 12% pastinya akan menyebabkan naiknya harga barang dan jasa, sehingga membebani konsumen, terutama kelompok berpenghasilan rendah, Tarif PPN yang semakin tinggi juga akan memicu kenaikan harga secara umum (inflasi), yang dapat memengaruhi daya beli masyarakat. Namun jika memang kebijakan ini harus tetap terlaksana saya berharap agar kiranya Pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan kompensasi, seperti subsidi atau insentif, untuk melindungi masyarakat berpenghasilan rendah dari dampak kenaikan tarif, serta melakukan Pengawasan yang lebih ketat terhadap pemungutan dan pelaporan PPN agar dapat mengurangi potensi kebocoran pajak, sehingga hasil dari kenaikan tarif dapat lebih maksimal.
list-comment-debate-photo-profile

Aan Zainal Arifin

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju, karena daya beli masyarakat sudah menurun mau ditambah PPN 12%, sedangkan keadaan dilapangan penjual tdk pernah memungut PPN, pedagang kebanyakan menjual dg harga tanpa memungut PPN, meskipun PKP kebanyakan pengusaha menanggung sendiri PPN yg dibayar setiap bulan tanpa memungut ke konsumen
list-comment-debate-photo-profile

marista winanti

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Karena akan menambah beban bagi pengguna akhir sementara tingkat pendapatan belum tentu naik.
list-comment-debate-photo-profile

Bagas Putra Sudibyo

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
PPN hanya akan menambah beban daya beli masyarakat yang akan berakibat pada penurunan daya beli dan melemahnya perputaran ekonomi, PPN tidak mampu menyentuh lapisan sektor sektor informal yang seharusnya juga di kenakan PPN sehingga dengan menaikan tarif bukan kebijakan yang pas, akan lebih baik jika melakukan ekstensifikasi untuk sektor sektor yang belum dapat terdeteksi oleh DJP karena hal tersebut lebih efektif untuk menaikan tax ratio daripada hanya menaikan tarif
list-comment-debate-photo-profile

Marlin

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kondisi perekonomian yg blm baik, ditambah biaya2 birokrasi yg tersembunyi, yg menjadi beban masyarakat, sebaiknya efektif itu 10%, rakyat sebenarnya mau jujur bayar pajak, namun kita tahu sama2 tingkat korupsi luar biasa, shg rakyat berpikir moyoritas uang pajak di korupsi oknum aparatur negara, shg rakyat terus diperas dgn macam2 beban pajak yg tinggi dan berat, contoh dari usaha perikanan, sdh dipungut HPH 5 smp 10 % oleh departemen perikanan, karena mengambil ikan dilaut, oleh DJP dipungut lagi PBB dgn perhitungan yg sgt tdk masuk akal , terkesan sdh dipungut oleh departemen perikanan, dipungut lg oleh DJP, ini terkesan dobel Tax, analoginya kl restoran sdh dipungut pajak PP1 kan tdk lg dipungut PPN, blm lagi PPh yg masih hrs dibayar, kebanyakan pejabat tdk paham dilapangan dan tdk merasakan sulitnya mencari nafkah, mereka hanya tahu membebani rakyat dgn macam2 pungutan termasuk pajak, tanpa memahami derita rakyat
list-comment-debate-photo-profile

sugito gito

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Artikel ini telah tayang di DDTCNews dengan judul "PPN 12%, Setuju atau Tidak? Tulis Komentar Anda, Hadiahnya Buku DDTC". Baca selengkapnya: https://news.ddtc.co.id/komunitas/debat/1807002/ppn-12-setuju-atau-tidak-tulis-komentar-anda-hadiahnya-buku-ddtc. Penulis: Redaksi DDTCNews Editor: Kurniawan Agung Wicaksono Dilarang keras menyalin, memodifikasi, memproduksi ulang, menerbitkan ulang, mengunggah ulang, serta mendistribusikan ulang semua konten DDTCNews dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis terlebih dahulu dari DDTCNews. Semua konten dalam DDTCNews adalah hak milik DDTCNews dan dilindungi oleh UU Hak Cipta.
list-comment-debate-photo-profile

Priyo Susanto

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan PPN menjadi 12% akan sangat berdampak kepada daya beli masyarakat menengah ke bawah. Hal ini justru akan mendorong masyarakat untuk menahan konsumsi yang bisa berdampak pada perekonomian. Alih-alih berharap peningkatan penerimaan PPN, yang terjadi malah sebaliknya. Sebaiknya diperbaiki lagi cara untuk mendongkrak penerimaan pajak dari potensi PPh dari subyek pajak /sumber-sumber non formal yang cenderung belum tersentuh. Sekaligus meningkatkan kepatuhan wajib pajak badan yang belum sepenuhnya terjadi hingga saat ini. Sekaligus menutup kebocoran dari perilaku oknum pegawai pajak yang bermain mata dengan wajib pajak nakal.
list-comment-debate-photo-profile

Amelia Diputri

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Subjek PPN adalah Konsumen Tingkat akhir - Tidak semua konsumen tingkat akhir mempunyai daya ekonomi yang sama & tidak semua dapat mengkreditkan PPN yang telah dibayarnya . - Dampak Jangka Pendek penerimaan Negara meningkat karena penerimaan dari kenaikan tarif PPN Namun ; - Dampak Jangka Panjangnya adalah Inflasi menanti dimana terjadi kenaikan harga barang & jasa , daya beli masyarakat pastinya akan menurun pada masyarakat menengah kebawah , pendapatan riil Masyarakat menurun & membuat tingkat kemiskinan meningkat - Inflasi juga menyebabkan adanya Tingkat perekonomian yang tidak stabil membawa kepada ketidak pastian pada pelaku ekonomi dalam Investasi, produksi,yang pasti turunnya pertumbuhan ekonomi. - Ketidak seimbangan antara Produksi & konsumsi membawa negara kedalam kemungkinan Resesi - Benar adanya Pajak membiayai Belanja Negara (APBN & APBD) Mohon dikaji kembali sebelum di Sahkan & diketok Palu, akankah Tindakan menaikan Tarif PPN dirasa sangat efektif & efisien .
list-comment-debate-photo-profile

Dani Kholifah

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Pemerintah harus lebih bijak dalam mengambil kebijakan untuk menaikkan tarif pajak, khususnya untuk tarif PPN menjadi 12%. Meskipun kenaikan sebesar 1% dari tarif sebelumnya hal ini akan berdampak besar terhadap harga beli masyarakat dan yang saat ini kita ketahui bersama kondisi perekonomian negara kita sedang tidak dalam kondisi yang stabil. Jika hal ini terus dilanjutkan, maka dampak yang akan nyata terjadi adalah apakah target penerimaan negara di tahun 2025 akan semakin terpenuhi atau malah akan semakin menurun merosot drastis
list-comment-debate-photo-profile

Ade Arianto

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan 1 persen memang kecil, tetapi kemungkinan menyasar pada beberapa kebutuhan masyarakat umum dan wajib diadakan (walaupun bukan kebutuhan pokok). Tingkat harga barang yang saat ini cenderung naik dengan pendapatan stabil/naik tidak cukup signifcant, dalam waktu yang berjalan dapat tercipta kondisi stagnan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan utamanya
list-comment-debate-photo-profile

Firman Aghista

baru saja
Memilih: Setuju
ketika merumuskan UU terkait kenaikan PPN 12% di tahun 2025 pastinya pemerintah dan DPR sudah mengkaji. baik disisi penerimaan negara, APBN dan juga di Negara tetangga baik (di ASEAN, ASIA , maupun EROPA). tentunya kenaikan tersebut tidak langsung 12% dibuat bertahap dari 11% menajdi 12%. di mana disisi negara tetangga contoh Philipina PPn nya sudah 12% . Dan Kemudian, diatur dalam Pasal 4 angka 2 UU HPP yang mengubah Pasal 7 ayat (3) UU PPN dan penjelasannya, berdasarkan pertimbangan perkembangan ekonomi dan/atau peningkatan kebutuhan dana untuk pembangunan, tarif PPN dapat diubah menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15%. semoga kedepannya kenaikan PPN membantu penerimaan negara agar tidak tergantung dg utang internasional dan juga membantu dalam membangun infrastuktur dan menjadi indonesia yang lebih baik lagi. dan memberikan feedback positif bagi rakyat indonesia.
list-comment-debate-photo-profile

Nyi Fa

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan PPN hanya akan membebani rakyat kecil. Hal ini dikarenakan apabila PPN dinaikkan, meskipun hanya 1% tapi dibelakang itu efek multiplier atau efek domino nya banyak sekali berdampak kepada naiknya harga-harga secara umum yang tentunya akan menekan daya beli masyarakat. Hal ini tentu saja bisa berdampak lebih luas jika terjadi inflasi yang tak terkendali dibarengi dengan turunnya daya beli masyarakat berpenghasilan kecil.
list-comment-debate-photo-profile

Tri Ayu Wardani (Bunda Kiara)

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya tidak setuju dengan adanya kenaikan PPN 12%. Ini akan sangat berimpact pada daya beli masyarakat baik menengah ataupun bawah... Apalagi ini juga akan berpengaruh juga pada berbagai sektor industri... Semoga pemerintah bisa kembali mengkaji "kebijakan" ini.
list-comment-debate-photo-profile

Sriagung Priyatama Suprapto

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
untuk saat ini Tidak Setuju, kenaikan PPN sebelumnya baru terjadi di April 2022 dan dampaknya tentu masih terasa hingga saat ini. Kemudian banyak moment / peristiwa yang saat ini membuat sensitivitas pasar menjadi meningkat, antara lain kondisi perang, masa peralihan pemerintahan, dan lainnya. Alih-alih meningkatkan PPN yang memiliki dampak multiplier effect terhadap harga akhir suatu Barang Konsumsi seluruh elemen masyarakat, dalam memenuhi kebutuhan pendanaan APBN yang besar, pemerintah dapat mengajukan program seperti Tax Amnesty tahun 2017 yang secara jelas mampu meningkatkan setoran pajak secara instan. Namun perlu diperhatikan juga ketika program amnesty terlalu sering diberikan, ada kecenderungan peningkatan Tax Evasion dari Wajib Pajak. Oleh karenanya perlu dilakukan bersamaan dengan peningkatan pengendalian secara sistematis, yang seharusnya tahun 2025 dapat dijalankan melalui Coretax.
list-comment-debate-photo-profile

aatax consulting

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saat ini daya beli masyarakat sangat menurun, sebaiknya kenaikan PPN ditunda, lebih baik Pemerintah fokus bekerja, untuk membantu rakyat bukan menambah beban
list-comment-debate-photo-profile

rangkumanpajak

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju. Prinsipnya pengenaan PPN pd akhirnya akan ditanggung oleh masyarakat akhir baik kelas bawah sampai kelas atas.Kenaikan PPN akan membuat daya beli masyrakat khususnya menengah kebawah akan mengalami tekanan yang berat sehingga menimbulkan penurunan daya beli. perlu di ketahui pada saat ini, Indonesia mengalami deflasi yang artinya strategi selanjutnya yaitu memutarkan ekonomi sehingga membangikatan gairah konsumtif agar Indonesia keluar dari kondisi deflasi. Tetapi dengan adanya peningkatan PPN, sangat kontradiktif dengan kondisi di Indonesia saat ini. Kenaikan PPN menurut saya pada akhirnya kurang sesuai dgn kebijakan pemerintah untuk meningkatkan pemasukan negara dari dari perpajakan. Berbeda dengan PPh, pengenaan pajak hanya dilakukan jk WP memiliki penghasilan sehingga akan lebih fair. Alangkah baiknya jika PPN ttp sesuai dengan UU/2021, hrs ada tambahan jenis BKP/JKP yang memiliki tarif khusus untuk perhitungan PPN sehingga dapat meringankan beban WP menengah kebawah.
list-comment-debate-photo-profile

Secia Falatansa

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya pribadi tidak setuju dengan kenaikan PPN menjadi 12%. Daya beli masyarakat, terutama kelas menengah, belum pulih, dan UMKM bisa kesulitan akibat penurunan konsumsi. Penerimaan negara seharusnya tidak hanya bergantung pada pajak. Jika tujuan kenaikan PPN untuk meningkatkan pendapatan negara, apakah tidak ada cara lain yang lebih kreatif? Mengandalkan pajak di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil saya rasa bukan solusi terbaik. Pemerintah harus mempertimbangkan opsi lain, seperti memperbaiki sistem pajak, mengurangi kebocoran anggaran, atau mencari sumber pendapatan lain. Jika keputusan ini tetap diambil, saya berharap kebijakan ini tidak merusak citra pajak. Penerapan core tax harus dimaksimalkan, dan tindakan tegas terhadap korupsi sangat penting agar masyarakat percaya pajak digunakan untuk kepentingan bersama. Sebagai mahasiswa pajak, saya percaya pajak adalah kunci pembangunan, tapi penerapannya harus adil dan transparan.
list-comment-debate-photo-profile

David

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Bicara tentang pajak, berarti bicara juga tentang kemampuan subjek pajaknya & kepatuhan pajak. Bicara tentang PPN, berarti bicara tentang Pengusaha (menurut UU PPN). Kalau PKP sudah tertekan ekonominya dibebankan tambahan 1% PPN, mampukah mereka patuh ? Apalagi kalau PKP Penjual memperoleh barang dagangannya dari Pengusaha Kecil (non PKP). Dari sisi Pembeli pun begitu. Mampukah Pembeli menanggung harga yang tinggi akibat dari kenaikan PPN ini ? Perlu diingat, bicara tentang kemampuan bukan hanya bicara tentang laba/rugi usaha Pengusaha, tapi juga bicara tentang cash flow & ketersediaan kas si Pengusaha
list-comment-debate-photo-profile

ririn Meyfilinda

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Menaikan PPN disaat situasi ekonomi seperti ini akan paling berdampak terutama ke perekonomian masyarakat menengah kebawah, jika diperhitungan kenaikan dari 11% ke 12% akan berdampak kenaikan 9% ke harga barang dan jasa, bayangkan kenaikan 9% disaat kenaikan UMR hanya sebesar 3%. Dan berdasarkan data, PPN RI merupakan yang tertinggi di Asean, mohon ibu Sri Mulyani mempertimbangkan kembali domino efek yang bisa terjadi karna kebijakan ini dan memikirkan altenatif lain untuk meningkatkan Tax Ratio Negara yang lebih less impact untuk masyarakat menengah kebawah. Terimakash
list-comment-debate-photo-profile

Eko Setiyono

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
kenaikan PPN akan berdampak terhadap daya beli. Pemerintah lebih baik mengoptimalkan sumber penerimaan pajak lainnya sebelum menaikkan PPN (misal dari pertambangan,), penggunaan APBN lebih dihemat (misal pengkajian ulang gaji dan tunjangan para pejabat), terapkan prioritas belanja yang mementingkan rakyat banyak. Pajak barang import dinaikkan. Sungguh kenaikkan tarif PPN berpotensi membebani masyarakat berpenghasilan rendah secara tidak proporsional. Kenaikan harga barang dan jasa akibat kenaikan PPN ini juga akan meningkatkan biaya hidup secara keseluruhan. Hal ini bisa berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi. Kenaikan tari PPN dapat memperburuk tingkat kemiskinan dan memperlebar kesenjangan sosial sehingga bisa mendorong lebih banyak orang jatuh di bawah garis kemiskinan.
list-comment-debate-photo-profile

Sugianto,S.E.,S.H(c).,M.Ak.,BKP.,CTT

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju, sangat membebani rakyat
list-comment-debate-photo-profile

Yohanes Sirait

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Looking at current economy condition (where the economy growth is getting slowdown in Q3 - below 5%), recent geopolitical condition that possibly affect foreign exchange (US election, Conflict/war, etc), Consumer Confidence Index decrease on Oct 2024 to 121.10, I don't think this is the right time to increase our VAT. I understand the purpose of the increase of VAT and tax amnesty (that still under draft right now) is to be used for such a big government spending, but in my opinion stability is key important thing that we need to maintain in this situation,
list-comment-debate-photo-profile

007_ RAMLAH

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kalau pajaknya naik jadi 12%, biasanya harga barang ikut naik. Ini bisa memberatkan masyarakat, terutama masyarakat kelas menengah dan bawah.
list-comment-debate-photo-profile

Fathul Muin

baru saja
Memilih: Setuju
Kenaikan tarif PPN dirancang untuk memperkuat penerimaan negara, terutama pasca pandemi Covid-19 yang meningkatkan defisit anggaran. Dengan PPN menjadi 12%, negara dapat memperoleh tambahan pendapatan untuk mendanai program pembangunan, pendidikan, dan kesehatan serta makan siang gratis untuk anak bangsa indonesia. Sistem PPN bersifat adil secara ekonomi karena berlaku untuk konsumsi akhir. Dengan barang/jasa tertentu yang tetap bebas PPN (seperti kebutuhan pokok), dampaknya pada masyarakat berpenghasilan rendah dapat diminimalkan.
list-comment-debate-photo-profile

WIRO HADINO

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju, hal ini diakrenakan tidak di imbangi dengan kenaikan UMP 2025 yang signifikan sebagai akibat dari kenaikan harga
list-comment-debate-photo-profile

H_ Marpaung

baru saja
Memilih: Setuju
Tujuannya adalah menjadi tambahan pendapatan negara utk mendukung program2 fiskal negara. Efek negatif pasti ada seperti biaya hidup jd naik, inflasi meningkat, daya beli masyarakat berkurang, dll. Tp yg paling penting adalah pengawasan pajak supaya tepat guna, tp yg bikin gak ikhlas itu ya adanya koruptor.. ini perlu dibasmi habis. Rakyat mati2an bayar pajak tp harapannya dapat digunakan dgn bijak. Thx
list-comment-debate-photo-profile

Abd. Gafur Hambali

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan ini seperti tidak peka dengan keadaan masyarakat sekarang. Apakah keadaan deflasi tidak menjadi pertimbangan untuk menunda ataupun membatalkan kenaikan PPN menjadi 12%. Bahkan kedepannya PPN ini harusnya dihapuskan saja. Semua objek PPN harusnya menjadi objek pajak daerah. Bukannya pajak itu harus adil. Ketika proses produksi, distribusi barang, dan transaksi keuangan terjadi di daerah harusnya tidak dilarikan ke pusat uangnya. Jadi bukan hanya menolak kenaikan PPN 12%, tetapi mengubah aturan yang selama ini menjadi objek PPN, menjadi objek pajak pemerintah daerah demi keadilan.
list-comment-debate-photo-profile

KKP DRS. SUPRIYANTO

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan PPN 12% tentu akan berimbas kepada PKP PKP di Indonesia, saya seorang yang bekerja di bidang furniture tentu merasakan secara langsung bahwa kenaikan PPN berdampak kepada operasional perusahaan. Seperti yang diketahui pada akhir-akhir ini dimana daya beli masyarakat rendah, kenaikan PPN 12% tentu saja malah berakhir menekan daya beli masyarakat. Jujur sajaa, perusahaan tempat saya bekerja sudah mengalami penurunan omset sejak PPN naik 11%, karena mau tidak mau, kenaikan PPN membuat harga bahan baku naik, dan kita sebagai penjual furniture juga mau tidak mau menaikkan harga jual ekspor. Akibatnya omset kita menurun, bagaimana nasibnya jika PPN naik lagi menjadi 12% di keadaan yang seperti ini ?? Saya sebagai warga kecil menengah berharap bahwa Pemerintah tidak hanya memikirkan pemasukan negara tetapi juga memikirkan masyarakat" kecil seperti saya bagaimana nasibnya jika semua harga kebutuhan menjadi lebih mahal. Terimakasih.
list-comment-debate-photo-profile
Memilih: Tidak Setuju
Menurunkan daya beli masyarakat
list-comment-debate-photo-profile

Jonathan Thaddeus Levin

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju, kenaikan PPN memang belum tentu menaikan harga barang di rantai produksi karena adanya sistem kredit PPN bagi PKP. Akan tetapi, kenaikan ini pasti akan berdampak ke masyarakat menengah ke bawah yg belum sepenuhnya pulih pasca pandemi krn sifat PPN yg merupakan pajak tidak langsung akan membebani daya belinya krn kenaikan harga barang tsb. Tidak lupa jg, kenaikan PPN ini akan mempengaruhi daya saing UKM jg krn kenaikan biaya operasional akan menurunkan konsumsi domestik.
list-comment-debate-photo-profile

clarita anna jessica

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak Setuju: 1. Beban untuk Konsumen: Kenaikan tarif PPN dapat meningkatkan harga barang dan jasa, yang pada gilirannya dapat memberatkan masyarakat, terutama bagi golongan menengah ke bawah. 2. Inflasi: Kenaikan tarif PPN berpotensi menyebabkan inflasi karena kenaikan harga barang dan jasa. 3. Beban pada Pengusaha: Beberapa pengusaha, terutama usaha kecil dan menengah (UKM), mungkin akan mengalami kesulitan dalam mengelola kewajiban pajak yang lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha mereka. 4. Penyusutan Daya Beli: Dengan kenaikan harga barang dan jasa akibat PPN yang lebih tinggi, daya beli masyarakat dapat tergerus.
list-comment-debate-photo-profile

Hendra Oentoro

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan tarif PPN akan mengakibatkan dampak domino berupa kenaikan harga pada level konsumen akhir. Kenaikan harga tersebut akan menambah beban konsumsi rumah tangga pada level masyarakat kelas menengah ke bawah sehingga terjadi penurunan daya beli masyarakat yang mengakibatkan ekonomi menjadi "tidak bergerak" atau "lambat" yang pastinya mengakibatkan dampak domino lainnya. Pemerintah harus mencari cara lain seperti menambah wajib pajak, menurunkan PTKP, atau apapun dibandingkan dengan menaikan tarif PPN. PPN itu multilevel sehingga pada level konsumen akhir yang paling berdampak.
list-comment-debate-photo-profile

Komang Agus

baru saja
Memilih: Setuju
Kenaikan PPN adalah kebijakan yang kompleks dengan berbagai dampak positif dan negatif. Keputusan untuk setuju atau tidak setuju dengan kebijakan ini sangat tergantung pada berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi saat ini, kemampuan masyarakat untuk beradaptasi, dan prioritas pembangunan negara.
list-comment-debate-photo-profile

DONNY DANARDONO

baru saja
Memilih: Setuju
Lho kok setuju dengan kenaikan tarif PPN menjadi 12%? Ya, tentunya ada alasan saya berpendapat demikian. PPN adalah salah satu jenis Pajak Tidak Langsung dan ditanggung oleh Konsumen Akhir. Jika ditinjau dari perspektif Ekonomi Makro, kenaikan tarif PPN akan meningkatkan penerimaan Negara yang - sesuai definisi Pajak - keuntungannya akan dinikmati secara merata oleh Rakyat Indonesia. Dengan kenaikan penerimaan Negara, maka Pemerintah akan memiliki dana tambahan untuk membayar subsidi, cicilan hutang, fasilitas pendidikan. Efek domino yang diharapkan tentunya mengurangi pengangguran, meningkatkan daya beli Masyarakat, dan berujung kepada kesejahteraan. Realistis saja bahwa saat ini Pemerintah membutuhkan dana segar. Jayalah Indonesiaku!
list-comment-debate-photo-profile

aditpm

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju. paradigma yg salah dari pemangku kebijakan. saat ingin menaikkan tarif pajak selalu referensi nya negara maju seperti eropa, jepang, china dsb. giliran soal kesejahteraan patokannya negara2 selevel sperti asia tenggara dsb. aneh. klo terus seperti ini image pajak akan selalu buruk di mata masyarakat. kreatif sedikit dong jadi pembuat kebijakan terkait pajak. contoh, WP yg bayar pajak harus bisa dipastikan menerima manfaat secara langsung seperti dapet uang tunai setiap ulang tahun WP tersebut atau sbgnya.
list-comment-debate-photo-profile

pt. tembakau djajasakti

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
untuk saat ini kenaikan PPN menjadi 12% di rasa kurang tepat, mungkin pemerintah bisa melakukan penundaan untuk kenaikan tersebut sampai keadaan ekonomi agak membaik. untuk menjaga kesehatan APBN karena penundaan tersebut mungkin pemerintah bisa mengoptimalkan sektor pendapatan pajak lainnya atau mengadakan efesiensi pengeluaran.
list-comment-debate-photo-profile

Juwandi

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Sebagai warga yg punya sifat konsumtif tentu nilai ppn 12% termasuk tarif yg tinggi jd sbg konsumen tentu kita memilih tarif yg lebih murah Dari segi pemerintah tentu menjadi hal yg sangat berarti karna dapat meningkatkan penerimaan negara Kemudian krn amanat UU tentu kemenkeu tetap harus menjalankan karena sdh di atur dalam UU Semoga harapan2 pemerintah dg menaikkan tarif ppn ini dapt berbanding positif dg penerimaan negara Harapan lain tentu semoga PKP2 di indonesia tdk mengalamai penurunn penjualan krn tentu efeknya harga akan menjdi lebih tinggi
list-comment-debate-photo-profile

Amin Heri Sanjaya

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Pemerintah kurang tepat menaikan PPN 12 % per januari 2024 mengingat daya beli maysarakat menurun dan dengan kenaikan PPN 12% akan berakibat naiknya barang barang dan komoditas lainnya
list-comment-debate-photo-profile

Dedy Amirsyah

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Ketika PPN menjadi 12 persen akan membuat hampir semua barang dan jasa yang dikonsumsi menjadi lebih mahal. Akibatnya, masyarakat menengah ke bawah, yang memiliki porsi pendapatan terbesar untuk konsumsi kebutuhan pokok, akan merasakan dampaknya secara langsung. Hal ini juga berdampak ke golongan menengah.
list-comment-debate-photo-profile

Muhamad Soleh

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Saya sangat tidak setuju walaupun ada beberapa hal yg TDK dikenakan pajak, tp tau sendiri lah oknum oknum di Indonesia ini , sangat memanfaatkan momen kenaikan pajak ini
list-comment-debate-photo-profile

Tono

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Menurut saya tidak cocok atau tidak pas untuk diterapkan PPn 12% dalam kondisi ekonomi lagi susah serta APBN kurang sehat, serta membebankan para Pengusaha UMKM dan Rakyat. Seharusnya pemerintah harus mengambil langkah yang baik dan solusi terbaik bagi rakyat.
list-comment-debate-photo-profile

christian marbun

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
situasi ekonomi lagi susah
list-comment-debate-photo-profile

Arky Ristiandicta

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Jelas tidak, kenapa ada rencana Tax Amnesty di saat PPN naik 12%? para pembayar pajak yang "terpaksa" patuh, yaitu para karyawan, tidak pernah dapat benefit, insentif, fasilitas, reward apapun, malah harus menanggung kenaikan target melalui PPN 12% sementara para pengusaha yang selama ini mungkin banyak yang ngemplang pajak miliaran bahkan triliunan, malah diberikan ampunan, dimana keadilan? coba cek berbagai jurnal internasional di mana Tax Amnesty di negara yang diteliti diterapkan, apakah ada efek meningkatkan Compliance? Nope, ga ngefek, yang ada para pembayar pajak patuh jadi antipati dan malas untuk comply, sementara para pengemplang malah berpikir "ngapain gw comply, tar juga ada tax amnesty lagi" kalau negara butuh pemasukan untuk nutup defisit anggaran, bukan dengan membebani kaum proletar dengan kenaikan 12%, karena PPN itu yang paling merasakan dampaknya adalah konsumen akhir
list-comment-debate-photo-profile

ilyas

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Karena tidak setuju dengan alasannya, yaitu utk menyehatkan APBN saja tampa peduli tingkat kesejahteraaan masyarakat. Pedahal potensi penerimaan pajak yang lain masih banyak yang belum terjamah dan potensi inefisensi dan penyalahgunaan APBN juga masih tinggi sehingga mengakibatkan pemborosan anggaran negara. Belum lagi korupsi-korupsi yang merugikan keuangan negara masih marak dan belum tertangani dengan baik. Demikian...!
list-comment-debate-photo-profile

Cepy F Syahda

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Menaikan PPN adalah hal terburuk dan tidak kreatif untuk mendapatkan tambahan penghasilan negara. Masih banyak sektor-sektor lain yang seharusnya bisa dibebankan pajak, kalian sebagai pejabat kami gaji untuk mencari peluang-peluang tersebut.
list-comment-debate-photo-profile

Esti

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Sangat tidak setuju melihat dari kondisi ekonomi negara yang belum membaik dan kenaikan PPN sungguh akan berdampak besar pada kenaikan harga lainnya, indonesia hrus mulai berbenah jangan hanya mengandalkan pajak sebagai penerimaan negara, perbaiki kualitas SDM sehingga kita bisa memanfaatkan SDA untuk kemajuan negara melalui kualitas SDM anak bangsa sehingga bisa menambah penghasilan negara melalui pemberdayaan SDM dan SDA dalam negeri.
list-comment-debate-photo-profile

Rudi anto

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju tarif PPN menjadi 12%. Ada 2 hal yang harus dipertimbangkan : 1. kondisi ekonomi sepenuhnya masih belum stabil, dimana ekonomi masih terpengaruh dengan daya beli masyarakat. 2. Kenaikan tarif PPN berpotensi menekan konsumsi masyarakat sehingga pemerintah harus berhati-hati dalam hal ini, jangan sampai tujuan optimalisasi penerimaan negara melalui kenaikan tarif PPN tidak terwujud.
list-comment-debate-photo-profile

Rumaysha Gikha

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
kelas menengah bayar pajak mulu ga pernah ngerasain manfaatnya~
list-comment-debate-photo-profile

Patar Simamora

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
PPN menganut prinsip destinasi (destination principle) artinya konsumen akhirlah yg akan menanggung beban PPNnya. Jika tarif PPN dinaikkan 12% akan mengakibatkan naiknya harga-harga barang/jasa kena pajak. Tentunya akan sangat menambah beban masyarakat, di tengah kondisi perekonomian yang belum stabil. Jadi tidak setuju kenaikan tarif PPN saat ini, agar dikaji ulang.
list-comment-debate-photo-profile

Nur Rifandy

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Memberatkan rakyat 🙏
list-comment-debate-photo-profile

Joe Hans

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Walaupun Kenaikan ppn menjadi 12 % adalah amanat undang2 , tapi ini akan menyebabkan efek domino pada kenaikan harga barang2/jaya produksi dan konsumsi, yang efek nya akan berimbas pada kenaikan harga dan pasti menyebabkan ekonomi biaya tinggi, walau pemerintah beralasan kenaikan ini akan meningkatkan pendapatan pajak, tapi kembali kenaikan pendapatan pajak itu, berimbas pada menurun nya daya beli masyarakat, karena semua komponen barang dan jasa sebagian besar dikenakan ppn,
list-comment-debate-photo-profile

Vito Atmo

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Menurut saya, PPN 12% adalah solusi dari negara untuk mengurangi pola konsumtif berlebihan dari rakyat, seperti transaksi pada platform online dan sistem berlangganan. Di sisi lain, negara masih dapat mengoptimalkan pendapatan negara selain non pajak sebagai alternatif, seperti BUMN dan BUMD.
list-comment-debate-photo-profile

andre tirtabudi

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Sy pribadi tdk setuju, dgn melihat kebelakang dahulu sehabis masa pandemi covid'19, Indonesia trs membenahi diri dr semua sektor yg ada, & byk kebijakan dimana insentif pjk diberikan akan ttp byk penyesuaian pjk mengikutinya. Berjalannya waktu perekonomian di Indonesia mengalami pasang surut dgn tingkat inflasi yg ada. Utk itu pemerintah yg memimpin saat ini, perlu berfikir ulang utk menaikan tarif PPN menjadi 12% walaupun kenaikan tsb sudah diundangkan dlm UU Harmonisasi. Perlu langkah2 bijak utk memutuskan hal tsb sehingga rakyat tdk terkena dampak yg semakin parah, dimana byk juga gelombang PHK, menurunnya daya beli & kenaikan harga, dsb. Pemerintah hrs lihat & hitung kembali dana/anggaran yg diperlukan utk pembangunan, dll. Alasan menaikan PPN jadi 12% adlh utk menunjang APBN, saat inilah dgn keterbatasan APBN yg ada hrsnya pemerintah serta kementerian & DPR duduk bareng utk membahas p'hematan pengeluaran2 sehingga rakyat tdk terbebani dgn dampak kenaikan PPN menjadi 12%.
list-comment-debate-photo-profile

Frista Frista

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Daya beli masyarakat SDH menurun, sebaiknya ditunda menunggu situasi ekonomi yg lebih baik.
list-comment-debate-photo-profile

Marissa Pack Art Automation

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikannya terlalu cepat, karna untuk kenaikan PPN 11% saja baru berlaku 2tahun lalu. Kenaikan PPN kembali tentunya akan berdampak pada harga barang dan jasa yang melambung kembali. Daya beli masyarakat akan semakin tertekan.
list-comment-debate-photo-profile

ANTONIUS

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan tarif PPN menjadi 12% sebaiknya ditunda karena kondisi ekonomi Indonesia masih dalam tahap pemulihan pasca-pandemi. Daya beli masyarakat, terutama kelompok berpenghasilan rendah dan menengah, belum sepenuhnya pulih, sehingga kebijakan ini berpotensi memberatkan mereka. Kenaikan tarif dapat memicu inflasi, menaikkan harga barang dan jasa, serta menekan konsumsi domestik, yang merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kebijakan ini berisiko menimbulkan persepsi negatif karena dapat dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil, terutama tanpa kebijakan mitigasi seperti subsidi atau pengecualian untuk barang kebutuhan pokok. Dalam jangka pendek, langkah ini kontraproduktif karena dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Sebaiknya, pemerintah fokus pada memperluas basis pajak dan meningkatkan kepatuhan sebelum menaikkan tarif PPN, hingga situasi ekonomi lebih stabil.
list-comment-debate-photo-profile

jayanti andika sari

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
tidak setuju karena pertumbuhan ekonomi di Indonesia pasca COVID19 masih belum signifikan. masih banyak badan usaha yang peredarannya usaha nya belum meningkat, dan banyak juga usaha-usaha kecil yang harus gulung tikar karena jual beli masih merugi. Jika menurut pejabat negara dengan menaikan PPN akan meningkatkan kemajuan perekonomian negara, itu salah besar. kenaikan PPN justru akan lebih mematikan bisnis2 menengah dan kecil.
list-comment-debate-photo-profile

Hafizh Rafizal Adnan

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak sebanding dengan layanan publik yang tidak pernah ada peningkatan
list-comment-debate-photo-profile

Maryadi

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Tidak setuju kenaikan menjadi 12% karena akan mengakibatkan efek domino kenaikan harga jika DJP tetap ingin menjaga penerimaan pajak maka lebih baik menggunakan instrumen yang sudah ada yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi. Banyak potensi pajak yang sudah ada yang belum tergali. seperti melakukan pemeriksaan pajak, menyisir wajib pajak yang belum terdaftar dan pengawasan internal di DJP karena masih ada Wajib Pajak yang menggunakan jasa pegawai pajak untuk melaporkan SPT tak jarang ada indikasi penghindaran pajak.
list-comment-debate-photo-profile

• i'ts Me Vionie chiarra f.A.•

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Walaupun sudah menjadi amanah undang undang namun demikian sudah seharusnya pemerintah peka dengan kondisi perekonomian saat ini. Ada ruang secara hukum untuk menunda amanah undang undang tersebut jadi secara logis harusnya pemerintah menunda kenaikan tarif PPN dan ingat kenaikan tarif tidak serta merta menaikkan jumlah pendapatan negara terutama PPN yang mana kenaikan tersebut sudah pasti akan dibebankan oleh produsen kepada pembeli dan masyarakat sebagai end user akan merasakan dampak nya ke segala lini perekonomian. Jadi tolong lha pemerintah lebih peka lagi mengenai kenaikan ini. Sudah menjadi siklus di negeri ini jika awal awal pergantian presiden adalah masa masa dimana semua pihak hold and see, tambah runyam nya perputaran uang di negara ini mayoritas dikuasai oleh hanya segelintir orang jadi jika mereka menahan uang nya untuk berputar ditambah lagi tarif PPN naik niscaya daya beli masyarakat semakin hancur karena tidak ada lagi uang untuk dibelanjakan karena lebih baik dihold.
list-comment-debate-photo-profile

Edward

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Rentang waktu kenaikan tarif PPN terlalu cepat, sebaiknya menyesuaikan dengan kondisi lapangan ekonomi yang ada saat ini. Badai PHK, omset UMKM turun, konsumsi masyarakat yang juga semakin turun karena daya beli melemah. Akan lebih bijaksana pemerintah untuk menunda kenaikan ini, mengingat saat ini juga Indonesia sedang dalam masa peralihan pemerintahan, juga perubahan kebijakan dunia di berbagai bidang politik, ekonomi, juga sosial.
list-comment-debate-photo-profile

Zaenal Arifin Ngalam

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Belum saatnya tarif PPn naik ke 12% karena perekonomian th 2024 saja hampir semua sektor turun, otomatis pendapat masyarakat turun juga apalagi jika ditambah kenaikan pajak yang jelas konsumen akhir akan berdampak, harga barang naik otomatis daya belum masyarakat turun belum lagi ditambah efek domino akibat kenaikan biaya produksi transportasi dan lainnya
list-comment-debate-photo-profile

halim pranoto

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kondisi ekonomi sedang sulit sehingga kebijakan ppn 12% perlu dipertimbangkan lagi karena akan berdampak kenaikan harga barang
list-comment-debate-photo-profile

sudiartawan sdscg

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kenaikan PPN menjadi 12% merupakan kebijakan yang kompleks dengan berbagai implikasi. Meskipun pemerintah berargumen bahwa kenaikan PPN diperlukan untuk meningkatkan penerimaan negara dan membiayai pembangunan, banyak pihak yang khawatir bahwa kebijakan ini akan memberikan dampak negatif yang lebih besar bagi masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian yang lebih mendalam dan melibatkan berbagai pihak sebelum mengambil keputusan final.
list-comment-debate-photo-profile

Jonny

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
PPN 12% akan memberi dampak yg serius untuk perekonomian rakyat, periode tahun 2024 saja perekonomian rakyat menurun drastis. Di tambah lagi dengan kondisi pencapaian penerimaan negara yang turun. Saya rasa kebijakan tersebut perlu di kaji ulang agar kesejahteraan rakyat dapat di prioritas kan. Terima kasih
list-comment-debate-photo-profile

I Komang Agus Sudiartawan

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Belum saatnya untuk menaikan ke 12% dalam ekonomi yang tidak menentu saat ini.
list-comment-debate-photo-profile

Meri

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, jika daya beli masyarakat menurun maka memicu kenaikan inflasi. Kenaikan inflasi dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian negara.
list-comment-debate-photo-profile

Indra Efendi Rangkuti

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Kondisi daya beli masyarakat saat ini sedang tidak baik - baik saja.Jika dinaikkan maka berpotensi akan membuat harga - harga produk barang dan jasa akan semakin meningkat dan mempengaruhi daya beli masyarakat
list-comment-debate-photo-profile

Rony suminar

baru saja
Memilih: Tidak Setuju
Waktunya kurang tepat untuk saat ini karena saat ini daya beli masyarakat masih cenderung turun serta banyak perusahaan yg gulung tikar.