BERITA PAJAK HARI INI

Kinerja Penerimaan Pajak Januari-Maret 2018 Mendulang Optimisme

Redaksi DDTCNews
Selasa, 17 April 2018 | 09.15 WIB
Kinerja Penerimaan Pajak Januari-Maret 2018 Mendulang Optimisme

JAKARTA, DDTCNews ā€“ Selasa (17/4) pagi, kabar mengenai peningkatan kinerja APBN menghiasi beberapa media kali ini. Peningkatan itu terjadi pada peningkatan penerimaan negara baik dari sektor pajak, cukai, maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang dikabarkan tumbuh 2 digit.

Kabar lainnya disusul oleh rencana pemerintah untuk menurunkan tarif tol yang diiringi dengan pemberian insentif pajak. Upaya itu dilakukan agar badan usaha jalan tol tidak dirugikan. Namun pemerintah masih perlu merumuskan lebih lanjut terkait skema implementasinya.

Selain itu, kabar datang dari pemerintah yang menilai pertumbuhan ekonomi RI sepanjang kuartal pertama 2018 berkisar 5,2%. Angka itu masih sesuai dengan target untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi akhir tahun sebesar 5,4%.

Berikut ringkasannya:

  • Pemerintah Klaim Kinerja Pajak 2018 Terbaik 3 Tahun Terakhir:Ā Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan kinerja penerimaan pajak bila dibandingkan beberapa tahun sebelumnya tanpa memperhitungkan penerimaanĀ tax amnesty, tercatat yang tertinggi sejak tahun 2015 dengan realisasi yang mencapai Rp244,5 triliun atau 17,6% dari target APBN 2018. Pertumbuhan penerimaan pajak penghasilan (PPh) non migas mencapai 8,36% dan pajak pertambahanĀ Ā nilai (PPN) mencapai 15,03%. Menurutnya perbaikan PPh non migas dan PPN menjadi pertanda ekonomi tumbuh.
  • DJP Optimis Pertumbuhan Pajak 2018 Capai 16%:Ā Dirjen Pajak Robert Pakpahan menilai prospek penerimaan pajak cukup atraktif sejauh ini, sehingga menimbulkan optimistis pada pertumbuhannya bisa mencapai 16% hingga akhir tahun 2018. Pertumbuhan penerimaan pajak sepanjang kuartal pertama 2018, jika dikurangi dengan realisasiĀ tax amnestyĀ non migas tahun lalu, maka mencapai 23,1%.
  • Penurunan Tarif Tol Diiringi Insentif Pajak:Ā Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zulna mengatakan harmonisasi tarif dengan pemberian konsesi dan insentif pajak masih harus dikaji Kementerian Keuangan. Masa konsesi dan insentif pajak diberikan berdasarkan karakteristik ruas tol. Penghitungannya berdasarkan lokasi setiap ruas tol karena ada ruas yang terletak di dalam kota, maupun antarkota yang berimbas pada volume kendaraan baik ukuran besar ataupun kecil.
  • Tax HolidayĀ Diserbu Industri Petrokimia:Ā PT Chandra Asri Petrochemical melirik peluang insentif pajakĀ tax holiday. Vice President Corporate Secretary PT Chandra Asri Petrochmical Suhat Miyarso mengatakan pengajuanĀ tax holidayĀ kemungkinan untuk pengembangan pabrik polietilena (PE) dan investasi besar pada proyek Chandra Asri II senilai Rp72,5 triliun.
  • Perusahaan Ini Akan Dapat Insentif PPh Badan 300%:Ā Perusahaan yang melakukan riset dan pengembangan (research and development/R&D) akan mendapatkan insentif pajak PPh Badan mencapai 3 kali lipat dari jumlah pengeluarannya. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin Ngakan Timur Antara mengatakan hal itu akan dituangkan dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP). Menurutnya kriteria untuk mendapatkan insentif itu, semisal R&D harus mendukung daya saing produk dalam negeri dan memberi dampak positif pada ekspor tanah air.
  • Sri Mulyani Optimis Pertumbuhan Ekonomi 2018 Tetap Terjaga:Ā Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan jantung perekonomian terus menunjukkan detak yang menggeliat. Dia optimis kuartal pertama 2018 sudah menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,2%, optimistis kuartal kedua didorong adanya hari raya lebaran, kuartal ketiga adanya Asian Games dan kuartal keempat ada pertemuan tahunan IMF-World Bank. Berdasarkan hal itu dia sangat optimis pertumbuhannya bisa terjaga setiap periodenya.
  • Kuartal I/2018 Belanja Subsidi Rp25 Triliun:Ā Pemerintah mencatat jumlah pengeluaran kuartal pertama 2018 senilai Rp25,3 triliun untuk subsidi energi dan pembayaran tunggakan utang subsidi tahun lalu. Pengeluaran itu terdiri dari subsidi energi dan BBM sebesar Rp15,6 triliun dan subsidi listrik Rp9,6 triliun. Kabarnya Menkeu Sri Mulyani Indrawati akan terus memantau perkembangan gejolak global sebagai antisipasi kenaikan harga minyak dunia.
  • Batubara Dominasi Ekspor RI:Ā Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan RI surplus US$1,09 miliar seiring dengan nilai ekspor yang mencapai US$15,58 miliar atau yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Kendati demikian, catatan positif neraca dagang masih memicu kekhawatiran, karena kenaikan ekspor bukan ditopang oleh faktor fundamental ekonomi dalam negeri. Penopang utama kenaikan ekspor kali ini bertumpu pada kenaikan harga batubara di level US$95 per ton dan hasil pertambangan lain. (Amu)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.