Bill de Blasio. (foto: amp.businessinsider.com)
WASHINGTON, DDTCNews – Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) pada 2020 sekaligus Walikota New York Bill de Blasio menyerukan pengenaan pajak robot nasional. Langkah itu akan menghukum perusahaan besar yang mengotomatisasi produksi dan menghilangkan lapangan pekerjaan.
Dia mengatakan skala otomatisasi dalam perekonomian AS pada saat ini telah meningkat jauh lebih cepat dari yang disadari oleh kebanyakan orang. Hal tersebut nyatanya berdampak pada pekerja di Negeri Paman Sam maupun di negara lain.
“Sebagai walikota New York dan kandidat presiden yang berfokus pada kebutuhan para pekerja, saya melihat pekerja dapat mengambil manfaat dari perubahan teknologi itu. Namun, kita tidak dapat membiarkan lapangan pekerjaan di AS digantikan oleh mereka,” katanya, Jumat (6/9/2019).
Dia menyebut rencana itu ditujukan untuk melindungi pekerja AS dan memastikan semua pihak memperoleh keuntungan dari kemajuan teknologi. Automasi dan pekerjaan manusia tidak boleh dipandang sebagai sesuatu yang eksklusif. Manfaat harus didistribusikan secara merata.
Menurut de Blasio, solusi dari ancaman penggantian pekerja manusia oleh robot adalah pengenaan pajak. Untuk itu, dibutuhkan agen federal baru, yaitu Federal Automation and Worker Protection Agency (FAWPA) untuk mengawasi automasi, pekerjaan, serta komunitas.
FAWPA akan menciptakan proses perizinan untuk setiap perusahaan yang hendak meningkatkan otomatisasi dan akan menggantikan pekerja. Atas permohonan itu FAWPA akan memberikan persetujuan dengan merujuk pada faktor perlindungan lapangan pekerjaan.
Hal ini berarti jika suatu perusahaan mengurangi jumlah pekerja melalui otomatisasi, perusahaan tersebut diminta untuk menawarkan pekerja baru dengan upah yang sama atau memberikan paket pesangon sesuai dengan masa kerja karyawan tersebut.
Secara lebih rinci, proposal yang di ajukan de Blasio akan menerapkan ‘pajak robot’ pada perusahaan besar yang menghilangkan pekerjaan melalui peningkatan otomatisasi tapi gagal menyediakan pekerjaan pengganti yang memadai.
Perusahaan itu kemudian diharuskan membayar pajak yang setara dengan nilai pajak penghasilan selama 5 tahun untuk setiap karyawan yang diberhentikan. Selanjutnya, pendapatan itu akan langsung masuk pada proyek padat karya baru
Pendapatan tersebut juga dapat dialokasikan untuk membuka lapangan pekerjaan di bidang lain, seperti perawatan kesehatan dan energi hijau. Dengan demikian, skema ini akan dapat menjamin pekerja yang dipindahkan mendapat pekerjaan baru dengan gaji yang sebanding.
"Jika sebuah perusahaan akan membuat ribuan orang keluar dari pekerjaannya, mereka juga harus memikul tanggung jawab untuk memastikan orang-orang itu mendapatkan pekerjaan baru," ucap de Blasio, seperti dilansir foxbusiness.com. (MG-nor/kaw)