PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL

Imbas Covid-19, Sri Mulyani: Kerugian Ekonomi Tembus Rp1.356 Triliun

Dian Kurniati | Jumat, 30 April 2021 | 09:11 WIB
Imbas Covid-19, Sri Mulyani: Kerugian Ekonomi Tembus Rp1.356 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021, Kamis (29/4/2021).

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan memperkirakan nilai kerugian ekonomi akibat pandemi Covid-19 mencapai Rp1.356 triliun atau setara dengan 8,8% produk domestik bruto (PDB) tahun lalu.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan angka itu berasal dari selisih realisasi PDB 2020 yang -2,07% dengan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%. Menurutnya, pandemi memang telah menyebabkan berbagai aktivitas ekonomi melambat atau bahkan terhenti.

"Kalau diestimasi dari hilangnya kesempatan kita meraih pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 5,3% dan kemudian berakhir dengan -2% maka nilai ekonomi yang hilang sekitar Rp1.356 triliun," katanya dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2021, Kamis (29/4/2021).

Baca Juga:
Jumlah Pemudik Melonjak Tahun ini, Jokowi Minta Warga Mudik Lebih Awal

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan dampak pandemi Covid-19 langsung terasa sejak kasus pertama tercatat pada Maret 2020. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi dalam 3 kuartal pada 2020 mengalami kontraksi.

Tak hanya itu, kerugian juga berasal dari besarnya pembiayaan pemerintah untuk menangani pandemi dan memulihkan ekonomi. Dalam situasi tersebut, APBN berperan sebagai countercyclical agar kontraksi ekonomi tidak terlalu dalam.

Pemerintah pun melakukan realokasi anggaran dan menunda berbagai belanja bukan prioritas. Selain itu, ada pula alokasi belanja khusus untuk mengatasi pandemi melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Baca Juga:
Awasi BKC Ilegal, DJBC Sudah Lakukan 6.000 Penindakan selama Kuartal I

Dengan meningkatnya kebutuhan belanja tersebut, lanjut Sri Mulyani, defisit APBN harus diperlebar sampai dengan Rp956 triliun atau sekitar 6,09% terhadap PDB. Angka defisit tersebut lebih besar dari biasanya di bawah 3%.

Hingga Desember 2020, posisi utang pemerintah tercatat mencapai Rp6.074,56 triliun. Rasio utang tersebut sebesar 38,68% terhadap PDB. "Meski indonesia merespons dengan defisit yang meningkat, defisit Indonesia masih relatif modest," ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

11 Juni 2021 | 23:51 WIB

Dampak pandemi memang sangat terasa dampak negatifnya, khususnya di sektor ekonomi dan ketenagakerjaan. Bahkan sudah lebih dari satu tahun, penyesuaian terhadap keadaan tetap saja masih tetap menimbulkan kerugian. Perlu inovasi dan langkah strategis agar semua sektor berdaya dan kembali bangkit dari lubang hitam pandemi. Semoga keadaan dapat pulih dan berjalan lancar tanpa ketakutan akan virus.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 29 Maret 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jumlah Pemudik Melonjak Tahun ini, Jokowi Minta Warga Mudik Lebih Awal

Jumat, 29 Maret 2024 | 08:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Cetak Kartu NPWP Tak Perlu ke Kantor Pajak, Begini Caranya

BERITA PILIHAN
Jumat, 29 Maret 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Beli Rumah Sangat Mewah di KEK Pariwisata Bebas PPh, Perlu SKB?

Jumat, 29 Maret 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jumlah Pemudik Melonjak Tahun ini, Jokowi Minta Warga Mudik Lebih Awal

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perubahan Kode KLU Wajib Pajak Bisa Online, Begini Caranya

Jumat, 29 Maret 2024 | 13:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu Pajak Air Tanah dalam UU HKPD?

Jumat, 29 Maret 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perlakuan PPh atas Imbalan Sehubungan Pencapaian Syarat Tertentu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:30 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Disusun, Pedoman Soal Jasa Akuntan Publik dan KAP dalam Audit Koperasi