PENDIDIKAN AKUNTANSI

Sri Mulyani Minta Kurikulum STAN Direformasi

Muhamad Wildan
Minggu, 26 Juli 2020 | 08.01 WIB
Sri Mulyani Minta Kurikulum STAN Direformasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Antara)

JAKARTA, DDTCNews - Dalam merespons tantangan zaman yang semakin berubah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta kepada Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Keuangan Negara STAN (PKN STAN) untuk mereformasi kurikulum dari institusi tersebut.

Menurut Sri Mulyani, perkembangan keuangan negara serta perekonomian domestik dan global telah berubah sedangkan kurikulum PKN STAN masih belum sepenuhnya berubah dari yang telah dirancang sejak awal era reformasi 22 tahun yang lalu.

"Jadi PKN STAN ini tolong kurikulumnya ditransformasi secara fundamental. Saya minta mereka untuk mengantisipasi masa depan, tidak hanya mengajarkan yang masa lampau dan masa sekarang," ujar Sri Mulyani dalam bincang-bincang To The Point bersama Kumparan, Jumat (24/7/2020).

Sri Mulyani mencontohkan dalam aspek pajak, tuntutan pajak saat ini dan di masa mendatang ini bukan hanya masalah memahami pajak dari sisi UU perpajakan yang kita kenal.

Mahasiswa pajak perlu diajarkan untuk menjawab tantangan ekonomi digital dan bagaimana memajaki sektor tersebut. Mahasiswa juga perlu dikenalkan mengenai negosiasi perpajakan yang terjadi di G20 dan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).

"Bagaimana kita mau pajaki ekonomi digital ini? Ini kan baru. Ini teman-teman pajak saya tanya apakah sudah ada dikurikulum? Apakah sudah diadaptasi? Belum lagi dalam aspek kepabeanan ada Free Trade Agreement dan penurunan tarif apakah kita sudah antisipasi?" ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani meyakini masalah-masalah seperti belum sepenuhnya tertuang dalam kurikulum PKN STAN dan diajarkan oleh ahlinya kepada mahasiswa PKN STAN.

Masalah penanganan krisis juga tidak luput dari perhatian Sri Mulyani. Sri Mulyani mengungkapkan dirinya hampir selalu menyelenggarakan yang dihadiri secara lengkap oleh pejabat terkait. Pada rapat tersebut, semua perbincangan dalam rapat selalu direkam dan didokumentasikan.

Dokumentasi rapat tersebut diserahkan kepada Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Kementerian Keuangan untuk menjadi bahan pemberian pelatihan penanganan krisis.

"Kami bentuk tim monitoring dan ada tim analis di Kementerian Keuangan yang isinya semuanya adalah generasi muda. Ini mereka belajar secara langsung, semua pengalaman kita dalam menangani krisis kita turunkan dan semua kita minta belajar," ujar Sri Mulyani.

Dengan ini, pembelajaran menerus tidak berhenti di bangku kuliah dan terus berlanjut hingga mahasiswa sudah berkarir sebagai pegawai Kementerian Keuangan. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.