INSENTIF FISKAL

Pemerintah Siapkan Insentif Fiskal untuk 2025, Diumumkan Pekan Depan

Dian Kurniati
Rabu, 04 Desember 2024 | 11.30 WIB
Pemerintah Siapkan Insentif Fiskal untuk 2025, Diumumkan Pekan Depan

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. ANTARA FOTO/Fauzan/nym.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menyiapkan insentif fiskal untuk mendorong perekonomian dan menarik investasi pada 2025.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan terdapat beberapa skema insentif fiskal yang disiapkan dan disimulasikan. Rencananya, kebijakan insentif fiskal tersebut bakal diumumkan pada pekan depan.

"Ini lagi dimatangkan, seminggu nanti kami umumkan untuk tahun depan," katanya, dikutip pada Rabu (4/12/2024).

Airlangga menuturkan insentif fiskal yang disiapkan antara lain PPnBM atas mobil ditanggung pemerintah (DTP) dan PPN atas rumah DTP. Namun, kementerian teknis masih perlu melaksanakan simulasi atas rencana insentif tersebut sebelum diumumkan.

PPnBM atas mobil DTP sempat diberikan pada 2021 hingga 2022 untuk mendorong pembelian mobil dan memulihkan industri otomotif saat pandemi Covid-19. Insentif ini tidak diberikan pada 2023 dan 2024 walaupun terdapat usulan dari industri kendaraan bermotor.

Meski demikian, pemerintah pada tahun ini memberikan insentif PPN DTP atas penyerahan mobil listrik dan bus listrik.

Sementara itu, pemberian PPN atas rumah DTP dimulai saat pandemi pada 2021 hingga 2022. Pada akhir 2023, pemerintah kembali memberikan insentif ini hingga Desember 2024.

Selain insentif yang sudah ada, Airlangga menyebut pemerintah juga mengkaji skema insentif baru yang ditujukan kepada industri padat karya. Pemberian insentif bertujuan membantu industri padat karya merevitalisasi permesinannya.

Beberapa industri padat karya yang dibidik menikmati insentif antara lain alas kaki, furnitur, dan garmen. Namun, dia belum menjelaskan bentuk insentif yang disiapkan untuk industri padat karya tersebut.

"Insentif ini diberikan agar industri padat karya mempunyai daya saing karena kalau dia tidak berdaya saing, tentu akan kalah dengan industri yang baru berinvestasi. Nah, yang baru ini kebanyakan modal asing," ujarnya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.