SEWINDU DDTCNEWS
KINERJA PERDAGANGAN

Pemerintah Waspadai Surplus Neraca Perdagangan yang Terus Mengecil

Dian Kurniati
Sabtu, 2 Maret 2024 | 10.30 WIB
Pemerintah Waspadai Surplus Neraca Perdagangan yang Terus Mengecil

Foto udara aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Kendari New Port, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (20/2/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) setempat mencatat jumlah eskpor sepanjang 2023 mencapai 2.329 ton atau naik 4,71 persen dibandingkan tahun sebelumnya hanya mencapai 2.224 ton. ANTARA FOTO/Andry Denisah/Spt.

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah menyatakan tengah mewaspadai tren surplus neraca perdagangan yang kian mengecil.

Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan kinerja neraca perdagangan menjadi salah satu indikator untuk melihat kekuatan perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, tren surplus neraca perdagangan diupayakan berlanjut dengan ekspor yang makin tinggi.

"Neraca perdagangan kita memang masih surplus, tetapi surplusnya akan menyempit terus. Kalau kita enggak dorong ekspor, impornya jadi lebih tinggi dan jadi defisit. Kita enggak mau itu," katanya, dikutip pada Sabtu (2/3/2024).

Susiwijono mengatakan kinerja neraca perdagangan Indonesia masih mencatatkan surplus secara konsisten selama 45 bulan berturut-turut. Sayangnya, nilai surplus terus menyempit yang menandakan penurunan nilai ekspor lebih besar ketimpang penurunan impor.

Dia menjelaskan upaya meningkatkan ekspor salah satunya dilakukan dengan membentuk Satgas Peningkatan Ekspor berdasarkan Keppres 24/2023. Satgas tersebut dipimpin oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto selaku ketua tim pengarah.

Satgas bertugas untuk merumuskan kebijakan ekspor, menetapkan langkah strategis dan upaya penyelesaian masalah, serta mengoordinasikan kementerian terkait dalam rangka meningkatkan ekspor.

Masalahnya, lanjut Susiwijono, kinerja ekspor lebih banyak disebabkan oleh turunnya permintaan dari negara tujuan ekspor. Dalam hal ini, pemerintah kemudian menetapkan 12 negara prioritas tujuan ekspor dalam rangka meredam dampak perlambatan ekonomi di negara negara.

Negara prioritas tujuan ekspor tersebut yakni Arab Saudi, Belanda, Brasil, Cile, China, Filipina, India, Kenya, Korea Selatan, Meksiko, UEA, dan Vietnam.

"Makanya kita mencoba mendiversifikasi [negara tujuan ekspor. Komoditasnya juga kita bikin hitung-hitungan indeks komposisinya, macam-macam, ada tim analisisnya," ujarnya. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
Facebook DDTC
Twitter DDTC
Line DDTC
WhatsApp DDTC
LinkedIn DDTC
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.