JAKARTA, DDTCNews - Ketidakpastian situasi ekonomi global membuat proyeksi ekspor Indonesia tak sebaik yang diperkirakan pada awal tahun. Oleh karena itu, lemahnya potensi ekspor dapat menekan pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pasca riilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (19/7). Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2018 diperkirakan mendekati batas bawah proyeksi yang dipatok antara 5,1%-5,5%.
"Perkiraan net ekspor yang tidak sekuat proyeksi sebelumnya mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi 2018," katanya.
Menurutnya, harga komoditas yang mengalami tren penurunan saat ini jadi faktor utama mengendurnya potensi ekspor nasional. Oleh karena itu, sektor ekonomi domestik harus perhatian agar tetap menyokong pertumbuhan ekonomi nasional.
Lebih lanjut, Perry memaparkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga akan tetap terjaga didukung oleh stimulus fiskal, perbaikan pendapatan, inflasi yang terjaga, serta kenaikan keyakinan konsumen menengah atas.
Investasi diperkirakan tetap kuat, yang tidak hanya didukung oleh proyek infrastruktur. Namun juga didorong oleh proyek non infrastruktur, baik di investasi bangunan maupun di investasi non bangunan.
"Kuatnya permintaan domestik mendorong kenaikan pertumbuhan impor, khususnya impor barang modal seperti alat angkut, mesin, peralatan dan suku cadang," tandasnya.
Seperti yang diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor selama semester I 2018 tercatat sebesar US$88,02 miliar. Angka ini meningkat sebesar 10,03% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai US$80 miliar. (Amu)