TAIWAN

Ada Bea Masuk Resiprokal, Taiwan Bakal Investasi Industri Chip di AS

Muhamad Wildan
Selasa, 18 Februari 2025 | 14.00 WIB
Ada Bea Masuk Resiprokal, Taiwan Bakal Investasi Industri Chip di AS

FILE PHOTO: Semiconductor chips are seen on a printed circuit board in this illustration picture taken February 17, 2023. REUTERS/Florence Lo/Illustration/File Photo

TAIPEI, DDTCNews - Pemerintah Taiwan mengaku siap berkomunikasi dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) dan meningkatkan penanaman modal pada industri semikonduktor atau chip di AS.

Hal ini disampaikan oleh Presiden Taiwan Lai Ching Te tak lama setelah Presiden AS Donald Trump berencana untuk memberlakukan bea masuk resiprokal terhadap negara mitra.

"Menindaklanjuti tindakan terbaru Presiden Trump, Taiwan perlu menanggapi dengan tenang dan berkomunikasi dengan industri," ujar Lai, dikutip Selasa (18/2/2025).

Menurut Lai, industri semikonduktor Taiwan merupakan bagian dari ekosistem industri semikonduktor global yang amat kompleks. Setiap negara memiliki spesialisasi pada subindustri tertentu.

Guna menciptakan ekosistem industri semikonduktor yang kuat dan terdiversifikasi, Lai mengatakan pihaknya mengusulkan pembentukan global semiconductor democratic supply chain partnership initiative.

"Kami berharap dapat menciptakan skenario yang menguntungkan semua pihak, tidak hanya untuk memberikan manfaat bagi AS, melainkan juga untuk memastikan industri Taiwan memiliki ruang untuk bertumbuh," ujar Lai seperti dilansir euronews.com.

Sebagai informasi, Trump telah meminta jajarannya untuk memetakan kebijakan bea masuk dan pungutan lain yang dikenakan oleh negara mitra atas produk AS.

Bila hasil identifikasi menunjukkan bea masuk yang dikenakan oleh AS lebih rendah dibandingkan dengan bea masuk yang dikenakan oleh negara mitra, AS akan memberlakukan bea masuk resiprokal.

Bea masuk resiprokal diperlukan mengingat selama ini bea masuk yang dikenakan oleh AS atas impor dari negara mitra cenderung sangat rendah bila dibandingkan dengan bea masuk yang dikenakan oleh negara mitra atas produk AS.

"AS adalah salah satu negara ekonomi paling terbuka di dunia. namun, mitra dagang kita justru menutup pasar mereka untuk ekspor kita. Hal ini tidak adil dan berkontribusi terhadap defisit neraca perdagangan yang terus membesar setiap tahunnya," tulis White House dalam keterangan resminya.

Contoh, selama ini AS mengenakan bea masuk hanya sebesar 2,5% terhadap mobil yang diimpor dari Uni Eropa. Namun, Uni Eropa justru mengenakan bea masuk sebesar 10% atas mobil yang diekspor AS ke benua tersebut.

"Kurangnya timbal balik ini adalah salah satu sumber defisit neraca perdagangan AS. Pasar negara mitra yang tertutup telah mengurangi ekspor AS, sedangkan pasar AS yang terbuka telah menghasilkan impor yang signifikan. Keduanya melemahkan daya saing AS," tulis White House.

White House mengeklaim AS mencatatkan defisit neraca perdagangan barang terhitung sejak 1975. Pada 2024, defisit neraca perdagangan AS sudah melebihi US$1 triliun.

Menurut White House, bea masuk resiprokal akan meningkatkan daya saing industri AS, menekan defisit neraca dagang, memperkuat ekonomi nasional, dan menyejahterakan pekerja AS. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.