JAKARTA, DDTCNews – Pelayanan, penerimaan negara, dan perlindungan masyarakat adalah tiga tugas penting Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, 3 hal tersebut sulit dicapai bersamaan.
Namun, dia percaya DJBC mampu melaksanakan semua tugas itu dengan baik. Dalam acara Rapat Koordinasi Gabungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Sri Mulyani meminta pimpinan di DJBC untuk dapat membangun kultur organisasi yang baik, melayani sampai ke rakyat kecil.
"Anda akan mencapai budaya organisasi tertinggi apabila kita semua mampu melayani sampai ke masyarakat biasa dan masyarakat kecil. itu adalah pencapaian tertinggi," ungkapnya di auditorium Merauke kantor pusat DJBC, Rabu (08/10).
Dalam hal penerimaan negara, menuju akhir tahun, DJBC masih memiliki sedikit pekerjaan rumah (PR) dalam pemenuhan target penerimaan negara. Dengan momentum meningkatnya harga komoditas, Sri Mulyani meyakinkan para Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC seluruh Indonesia yang hadir, target tersebut memungkinkan untuk dicapai.
Sri Mulyani memaparkan mengenai tugas penting lainnya yaitu perlindungan masyarakat. DJBC merupakan benteng pertama dan terakhir dalam melawan barang-barang berbahaya, salah satunya adalah psikotropika.
"Bea Cukai adalah benteng kami rakyat Indonesia yang pertama dan terakhir untuk masalah narkoba dan psikotropika. Anda memiliki tugas yang sangat berat. Saya siap sedia Anda butuh dukungan apapun," tegas Sri Mulyani.
Bentuk perlindungan masyarakat lainnya yang tidak kalah penting adalah penanganan importir berisiko tinggi. Dfi satu sisi, ada pelaku usaha yang terbantu dan produksinya menjadi meningkat dengan program ini, namun di sisi lain ada pengusaha kecil yang terimbas karena mereka sulit melakukan impor dalam jumlah kecil. Oleh karena itu, Sri Mulyani meminta agar DJBC untuk bersikap proaktif lakukan pemetaan kebutuhan industri untuk memudahkan kegiatan impor.