ILUSTRASI. Petani menjemur tembakau jenis kasturi di Lapangan Pakusari, Jember, Jawa Timur, Sabtu (11/9/2021). Sejumlah petani tembakau meminta pemerintah tidak menaikkan cukai pada 2022 dan memberikan relaksasi kepada industri hasil tembakau (IHT) karena pandemi COVID-19 dan mengancam mata pencaharian tenaga kerja di dalam rantai IHT. ANTARA FOTO/Seno/hp.
DUBLIN, DDTCNews - Kelompok pendukung industri rokok mendesak Pemerintah Irlandia tidak meningkatkan beban perpajakan produk olahan tembakau pada tahun depan.
Jubir Forest Ireland John Mallon mengatakan konsumen domestik perlu diberikan relaksasi pada tahun depan. Pasalnya, perokok Irlandia telah mengalami dua tekanan akibat Covid-19 dan kenaikan cukai pada tahun ini.
"Pemerintah harus berhenti meningkatkan pajak terhadap perokok," katanya dikutip pada Selasa (28/9/2021).
Mallon menjelaskan mayoritas perokok aktif di Irlandia berpenghasilan menengah dan rendah. Kelompok tersebut mendapatkan tekanan finansial akibat pandemi Covid-19.
Menurutnya, kenaikan pajak pada situasi sekarang merupakan kebijakan keras pemerintah untuk memaksa konsumen berhenti merokok. Hal tersebut merupakan langkah instan pemerintah untuk memenuhi target Irlandia Bebas Asap Rokok pada 2025.
"Sudah saatnya berhenti menghukum perokok karena kebiasaan mereka dan memberikan jeda pasca Covid dari peningkatan cukai tembakau," ungkapnya.
Selain itu, Mallon menambahkan kenaikan cukai rokok akan meningkatkan potensi peredaran rokok ilegal di pasar domestik. Risiko tersebut makin meningkat dengan berlakunya Brexit. Konsumen bisa terdorong mengakses rokok legal di Inggris atau membeli secara ilegal.
"Kenaikan pajak akan merugikan pedagang eceran yang legal. Karena banyak perokok terdorong membeli tembakau legal bebas bea di Inggris atau di pasar gelap di dalam negeri," imbuhnya. (sap)