Ilustrasi.
WASHINGTON D.C., DDTCNews – Pencairan restitusi kepada wajib pajak berpotensi tertunda akibat banyaknya SPT yang harus diproses oleh Internal Revenue Service (IRS), selaku otoritas pajak Amerika Serikat (AS).
Hingga 30 April 2021, IRS mencatat masih ada sekitar 17,1 juta SPT wajib pajak orang pribadi yang belum diproses. Menurut otoritas pajak AS, kondisi tersebut diperkirakan dapat memperlambat proses pencairan restitusi.
"IRS kemungkinan akan memerlukan waktu lebih dari 21 hari untuk mencairkan restitusi pajak," tulis IRS dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (14/5/2021).
Pegawai pajak, lanjut IRS, memerlukan waktu untuk memeriksa validitas dari klaim kredit pajak yang tercantum dalam SPT, mulai dari Recovery Rebate Credit (RRC), Earned Income Tax Credit (EITC), hingga Additional Child Tax Credit (ACTC).
IRS mengimbau wajib pajak menyampaikan SPT elektronik untuk menunggu informasi lebih lanjut. Wajib pajak cukup memberikan keterangan tambahan kepada IRS apabila otoritas meminta informasi dalam proses pemeriksaan atas validitas klaim kredit pajak dan restitusi.
Bagi yang telah menyampaikan SPT secara manual, wajib pajak bisa menggunakan fitur Where's My Refund yang disediakan pada laman resmi IRS untuk mengetahui status permohonan restitusi yang telah diajukan.
Untuk diketahui, batas akhir penyampaian SPT Tahunan bagi wajib pajak orang pribadi di AS ditetapkan pada 17 Mei 2021. Tenggat waktu penyampaian SPT tersebut mundur dari biasanya pada 15 April 2021.
Batas akhir penyampaian SPT di AS diundur oleh IRS pada 2021 akibat banyaknya masukan dari berbagai pihak di antaranya anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Richard Neal. Dia menilai AS saat ini masih menghadapi banyak tantangan dari sisi kesehatan dan ekonomi.
Untuk itu, sambungnya, wajib pajak perlu diberi fleksibilitas melalui pemberian perpanjangan jangka waktu pelaporan SPT. Selain itu, ia juga menilai perpanjangan jangka waktu pelaporan SPT juga akan meringankan beban IRS dalam memproses SPT. (rig)