Ilustrasi.Â
JAKARTA, DDTCNews – Anggota Komisi XI DPR Thoriq Majiddanor menyoroti kinerja pajak penghasilan (PPh) badan yang mengalami kontraksi sebesar 26,3% hingga Oktober 2024.
Thoriq mengatakan penerimaan PPh badan biasanya menggambarkan profitabilitas dari dunia usaha. Walaupun beberapa sektor mengalami penurunan, sektor pertambangan masih tetap positif sehingga kontribusinya pada penerimaan pajak perlu dioptimalkan.
"Sektor pertambangan kami lihat belum optimal. Sektor ini padahal sangat potensial untuk menunjang perekonomian negara. Kami lihat hilirisasi ini meningkat, tetapi pajaknya menurun," katanya dikutip pada Jumat (15/11/2024).
Secara umum, lanjut Thoriq, kinerja penerimaan pajak menunjukkan capaian yang cukup baik. Meski turun 0,4% dari periode yang sama tahun lalu, realisasi penerimaan pajak dalam 4 bulan terakhir ini telah mengalami perbaikan.
Dia pun meminta pemerintah mengoptimalkan penerimaan dari jenis pajak yang masih mengalami kontraksi seperti PPh badan. Terlebih, jenis pajak ini memiliki kontribusi penerimaan yang terbesar setelah PPN dalam negeri.
"Saya melihat PPh badan tadi yang masih banyak di bawah rata-rata," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu memaparkan realisasi penerimaan pajak hingga Oktober 2024 senilai Rp1.517,53 triliun atau 76,3% dari target senilai Rp1.989 triliun. Kinerja penerimaan ini masih mengalami kontraksi sebesar 0,4%.
Khusus PPh badan, realisasi penerimaannya mencapai Rp262,67 triliun, terkontraksi 26,3%. Meski terkontraksi, dia menyebut sudah terjadi perbaikan setoran PPh badan secara bulanan pada September dan Oktober 2024.
Menurutnya, perbaikan kinerja penerimaan tersebut didorong oleh dinamisasi pembayaran angsuran PPh badan dari sektor pertambangan, serta peningkatan hasil intensifikasi sebelum tahun pajak berjalan. (rig)