KEBIJAKAN PAJAK

Wajib Pajak Strategis Bisa Turun Level Jadi WP Biasa, Begini Caranya

Muhamad Wildan | Jumat, 13 Mei 2022 | 12:30 WIB
Wajib Pajak Strategis Bisa Turun Level Jadi WP Biasa, Begini Caranya

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Wajib pajak yang ditetapkan sebagai wajib pajak strategis dapat turun level menjadi wajib pajak lainnya bila kondisi usaha yang dijalankan mengalami penurunan.

Hal ini berlaku khususnya terhadap wajib pajak strategis yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama.

"Wajib pajak strategis yang dapat diusulkan untuk diubah statusnya menjadi wajib pajak lainnya ... antara lain ... wajib pajak mengalami penurunan usaha," bunyi Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-05/PJ/2022, dikutip Jumat (13/5/2022).

Baca Juga:
Besok Siang, Telepon dan Live Chat Kring Pajak Dihentikan Sementara

Adapun wajib pajak strategis dipandang mengalami penurunan usaha bila mengalami penurunan usaha sebesar 50% peredaran usaha selama 2 tahun berturut-turut.

Sebelum turun level sebagai wajib pajak lainnya, wajib pajak yang dimaksud harus sudah dilakukan penelitian komprehensif untuk 2 tahun pajak terakhir dan tidak sedang atau telah dilakukan pemeriksaan atas seluruh jenis pajak.

Untuk diketahui, wajib pajak strategis adalah wajib pajak yang terdaftar di Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, Kanwil DJP, Jakarta Khusus, KPP Madya, dan wajib pajak NPWP pusat yang berkontribusi besar terhadap penerimaan KPP Pratama.

Baca Juga:
DJP Sebut Tiap Perusahaan Bebas Susun Skema Pemberian THR dan Bonus

Wajib pajak strategis, khususnya yang berada di KPP Pratama, ditetapkan oleh kanwil DJP setiap awal tahun berdasarkan usulan dari KPP Pratama.

Setelah penyampaian SPT Tahunan, KPP mulai melakukan penelitian komprehensif terhadap kepatuhan material wajib pajak strategis.

Adapun yang dimaksud penelitian komprehensif adalah penelitian kepatuhan material terhadap wajib pajak strategis atas seluruh jenis pajak dengan melibatkan supervisor fungsional pemeriksa untuk tahun pajak sebelum tahun pajak berjalan. (sap)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 24 April 2024 | 16:50 WIB PAJAK PENGHASILAN

DJP Sebut Tiap Perusahaan Bebas Susun Skema Pemberian THR dan Bonus

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tegaskan Tak Ada Upaya ‘Ijon’ Lewat Skema TER PPh Pasal 21

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB KPP MADYA TANGERANG

Lokasi Usaha dan Administrasi Perpajakan WP Diteliti Gara-Gara Ini

BERITA PILIHAN
Rabu, 24 April 2024 | 18:50 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Koperasi Simpan Pinjam Modal Rp5 Miliar, Lapkeu Wajib Diaudit AP

Rabu, 24 April 2024 | 18:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Perhotelan di UU HKPD?

Rabu, 24 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Awasi WP Grup, DJP Bakal Reorganisasi Kanwil LTO dan Kanwil Khusus

Rabu, 24 April 2024 | 17:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Urus NTPN Hilang? Ini Beberapa Solusi yang Bisa Dilakukan Wajib Pajak

Rabu, 24 April 2024 | 16:50 WIB PAJAK PENGHASILAN

DJP Sebut Tiap Perusahaan Bebas Susun Skema Pemberian THR dan Bonus

Rabu, 24 April 2024 | 16:45 WIB PENGADILAN PAJAK

Patuhi MK, Kemenkeu Bersiap Alihkan Pembinaan Pengadilan Pajak ke MA

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tegaskan Tak Ada Upaya ‘Ijon’ Lewat Skema TER PPh Pasal 21

Rabu, 24 April 2024 | 16:30 WIB KPP MADYA TANGERANG

Lokasi Usaha dan Administrasi Perpajakan WP Diteliti Gara-Gara Ini

Rabu, 24 April 2024 | 15:30 WIB KEPATUHAN PAJAK

DJP: 13,57 Juta WP Sudah Laporkan SPT Tahunan hingga 23 April 2024