JAKARTA, DDTCNews – Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia terus mengalami kenaikan. Tercatat ULN pada Juli 2016 mencapai US$324,4 miliar atau Rp4.264 triliun.
Angka ini naik tipis dari posisi utang pada akhir triwulan II/2016 sebesar US$323,8 miliar atau Rp4.256 triliun. ULN pada Juli 2016 ini tumbuh 6,4% year on year (yoy).
Berdasarkan jangka waktu, posisi ULN ini didominasi ULN jangka panjang yang mencapai US$283 miliar atau Rp3.720 triliun. Sementara, ULN jangka pendek tercatat US41,2 miliar atau Rp540 triliun.
Utang luar negeri swasta turun 3,4% (yoy), setelah pada bulan sebelumnya juga turun 3,1%. Perlambatan utang swasta ini sejalan dengan pertumbuhan kredit dalam negeri yang hanya mencapai 7,4% pada Juli 2016, bahkan semakin lamban pada Agustus 2016 yang hanya tumbuh 6%.
Besarnya ULN swasta pada akhir Juli mencapai US$164,5 miliar atau Rp2.162 triliun. Porsi ULN swasta ini sebesar 50,7% dari total keseluruhan ULN. Selain itu, ULN swasta ini terkonsentrasi pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.
Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan ke depan BI akan terus memantau perkembangan ULN dari sektor swasta.
“Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (19/9).
Sementara itu, ULN publik pada akhir Juli 2016 tumbuh 18,7% (yoy), meningkat dari pada bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 17,9% (yoy). ULN publik ini mencapai US$159,7 miliar atau Rp2.099 triliun setara dengan 49,3% dari keseluruhan ULN. (Amu)