Ilustrasi.
BEIJING, DDTCNews - Ekonomi yang tengah melambat membawa risiko baru adanya peningkatan angka pengangguran. Skema insentif pajak mulai digulirkan pemerintah menjelang perayaan tahun baru.
Pada akhir pekan lalu, pemerintah China memperkenalkan insentif pajak yang khusus ditujukan bagi usaha kecil yang dijalankan para lulusan baru perguruan tinggi dan pekerja yang berpenghasilan rendah. Jaring pengaman sosial mulai digulirkan untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi.
“Pemotongan pajak akan menargetkan lulusan universitas, wiraswasta, dan mereka yang telah menganggur selama lebih dari enam bulan,” tulis rilis Kementerian Keuangan dilansir Gooruf, Senin (4/2/2019).
Skema insentif ini akan mengurangi beban pajak hingga 12.000 yuan atau US$1.779 (sekitar Rp24 juta). Insentif ini akan berlaku untuk tiga tahun ke depan terhitung mulai 1 Januari 2019 hingga batas akhir di tahun fiskal 2021.
Selain itu, perusahaan yang mempekerjakan orang yang ditunjuk sebagai ‘yang membutuhkan’ juga bisa mendapatkan pengurangan pajak 6.000 yuan (sekitar Rp12 juta) per orang per tahun. Insentif ini juga bisa dimanfaatkan selama tiga tahun.
“Penerapan pemotongan pajak menargetkan perusahaan dan produsen kecil sebagai stimulus baru tahun ini,” tambahnya.
Seperti diketahui, data pengangguran China cenderung stabil di kisaran 5% pada tahun anggaran 2018. Namun, dengan adanya risiko perlambatan ekonomi, risiko terkereknya pengangguran selama 2019 juga semakin tinggi.
Imbas perang dagang dengan Amerika Serikat diprediksi menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari 6,5% menjadi bergerak di kisaran 6%. (kaw)