Director of Fiscal Research & Advisory B. Bawono Kristiaji (kiri) dan Rektor UTM Safi' (kanan) usai penandatanganan pembaruan MoU antara DDTC dan UTM, Rabu (29/11/2023).
BANGKALAN, DDTCNews - Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dan DDTC memperbarui kerja sama pendidikan di bidang pajak.
Kesepakatan kerja sama ini merupakan komitmen bagi UTM dan DDTC untuk bersama-sama mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi. Secara spesifik, implementasi kerja sama nantinya akan dijalankan oleh Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UTM.Â
Komitmen kerja sama pendidikan ini dituangkan dalam Memorandum of Understanding (MOU) yang ditandatangani oleh Director of Fiscal Research & Advisory B. Bawono Kristiaji dan Rektor UTM Safi'. MoU dilaksanakan di Gedung FEB UTM, Bangkalan, Jawa Timur.
Kerja sama ini merupakan yang kedua kali dilakukan oleh UTM dan DDTC. Kesepakatan kerja sama pertama kali diteken pada 2019 lalu. Melalui kerja sama ini, kedua belah pihak akan berkolaborasi dalam kegiatan pendidikan, pelatihan, hingga pengembangan kurikulum perpajakan bagi para dosen dan mahasiswa. DDTC juga berkomitmen menyalurkan tenaga profesionalnya sebagai dosen tamu atau trainer kepada UTM.
Sebagai informasi, perpajakan adalah salah satu fokus keilmuan yang disampaikan kepada mahasiswa di Prodi Akuntansi FEB UTM. Prodi ini resmi dibuka pada 2001 silam melalui SK Pendirian 3007/D/T/2004. Karenanya, kerja sama ini membuka peluang bagi UTM untuk melibatkan DDTC untuk menyempurnakan pengajaran di bidang perpajakan.
Selain itu, adanya kerja sama ini juga membuka peluang bagi mahasiswa Prodi Akuntansi FEB UTM untuk mengikuti program magang di DDTC. Seperti diketahui, DDTC merupakan institusi pajak berbasis penelitian dan pengetahuan yang membuka lebar pintunya bagi pegiat pendidikan untuk terlibat.
Melalui MoU ini, DDTC juga berkomitmen membantu UTM untuk menyebarluaskan informasi terkait dengan kegiatan yang bersifat nasional atau internasional, serta kegiatan kerja sama lainnya.
Rektor UTM Safi'i menyambut baik dijalinnya kerja sama dengan DDTC ini. Menurutnya, kerja sama di bidang pendidikan pajak akan memberikan kontribusi positif bagi mahasiswa dan tenaga pengajar. Melalui MoU dengan DDTC, Safi' berharap FEB UTM bisa mewujudkan misinya untuk mencetak sumber daya manusia (SDM)Â unggul di bidang akuntansi dan perpajakan.
"Pajak ini memiliki peranan besar terhadap pendapatan negara kita. Karenanya, sudah semestinya kita mengawal kebijakan fiskal di sektor perpajakan. Kerja sama dengan DDTC ini diharapkan bisa menguatkan kontribusi perguruan tinggi terhadap sektor pajak nasional," kata Safi' usai penandatanganan MoU bersama DDTC.Â
Sementara itu, Director of Fiscal Research & Advisory B. Bawono Kristiaji juga menyambut positif adanya MoU yang disepakati pada hari ini. DDTC sebagai institusi perpajakan, imbuhnya, memiliki komitmen untuk terbuka terhadap berbagai wujud kolaborasi usai penandatanganan Mou ini. Salah satu kegiatan yang bisa dilakukan adalah riset bersama.
"Suatu kehormatan bagi kami untuk bisa berkolaborasi dalam MoU antara UTM dan DDTC. Saya mewakili Bapak Darussalam selaku Founder DDTC menyampaikan terima kasih dan berharap pembaruan MoU bisa berdampak besar dan nyata bagi kedua pihak," ujar Bawono dalam sambutannya usai penandatanganan MoU.
Dalam kesempatan yang sama, Bawono juga mengenalkan DDTC sebagai institusi perpajakan yang tidak hanya berfokus pada bisnis konsultansi, tetapi juga aspek sosial seperti penyampaian edukasi pajak bagi masyarakat luas. DDTC, imbuhnya, terlibat aktif dalam membangun masyarakat melek pajak melalui DDTCNews, serta berkontribusi dalam penyusunan kebijakan pajak melalui DDTC Fiscal Research & Advisory.Â
MoU dengan perguruan tinggi tersebut merupakan wujud konkret dari salah satu misi DDTC, yaitu mengeliminasi informasi asimetris dalam masyarakat pajak Indonesia.
Hingga saat ini, DDTC telah menjalin kerja sama dengan 38 perguruan tinggi di Indonesia, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, Universitas Sebelas Maret, Universitas Padjadjaran.
Kemudian, Universitas Sumatera Utara, Universitas Trunojoyo Madura, Universitas Mataram, Universitas Negeri Padang, Universitas Negeri Malang, Universitas 17 Agustus 1945, Universitas Jambi, Universitas Jember, Universitas Surabaya (Ubaya), Universitas Nasional.
Lalu, Universitas Trisakti, BINUS University, STHI Jentera, STIE YKPN Yogyakarta, UPN Veteran Jakarta, UK Petra, UK Maranatha, Universitas Muhammadyah Sukabumi, Universitas Islam Malang, Universitas Ibn Khaldun Bogor, Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia.
Selanjutnya, IBI Kwik Kian Gie, Institut STIAMI, Universitas Pamulang, Universitas BSI, Universitas Gunadarma, Universitas Mercu Buana, Universitas Tidar, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dan Universitas Islam Indonesia.
Perpanjangan kerja sama antara UTM dan DDTC ini digelar bersamaan dengan Simposium Nasional Perpajakan IX yang digelar oleh FEB UTM. Ada sejumlah pembicara yang ikut hadir dalam simposium kali ini, antara lain Budayawan Madura D. Zawawi Imron, Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya Abd. Salam Nawawi, Ketua Bidang Akuntansi Perpajakan IAI Wilayah Jawa Timur Elia Mustikasari, Sekretaris Pengurus IAI Kompartemen Akuntan Pajak Christine Tjen, dan Dosen Akuntansi UTM Nurul Herawati. (sap)