Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan paparannya di konferensi pers APBN Kita. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan inflasi per April 2022 yang hampir mencapai 3,5% tergolong tinggi bila dibandingkan dengan tren dalam 24 bulan terakhir.
Merespons kondisi tersebut, Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan tetap memberikan subsidi khususnya atas komoditas energi guna menjaga stabilitas tingkat inflasi.
"Tidak semua kenaikan harga-harga dirasakan oleh rakyat atau di-passthrough. Tentu akibatnya adalah kita harus memberikan subsidi atau berbagai langkah-langkah untuk menjaga stabilitas," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (23/5/2022).
Walau inflasi tercatat mulai mengalami peningkatan, Sri menambahkan, inflasi di Indonesia tercatat masih lebih rendah bila dibandingkan dengan inflasi di negara-negara maju.
Amerika Serikat (AS) misalnya, mencatatkan tingkat inflasi hingga 8,3%. Adapun inflasi di Eropa tercatat sudah mencapai 7,4%. Jepang yang selama ini memiliki inflasi sangat rendah kali ini tercatat mengalami inflasi hingga 2,5%.
Kenaikan inflasi ini berpotensi menciptakan tantangan kenaikan suku bunga dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Ada triple challenges, 3 tantangan yang sama beratnya. Inflasi tinggi menyebabkan suku bunga tinggi dan pertumbuhan ekonomi melemah. Tiga hal ini akan sangat memengaruhi environment ekonomi seluruh dunia termasuk Indonesia," ujar Sri Mulyani.
Untuk diketahui, inflasi Indonesia per April 2022 tercatat mencapai 3,47%. BPS mencatat komoditas yang memberikan imbas besar terhadap inflasi adalah minyak goreng, bensin, daging ayam ras, tarif angkutan udara, dan ikan segar. (sap)