KEBIJAKAN PEMERINTAH

Sinyal Positif Sektor Manufaktur, BKF: Waspada Risiko Covid-19

Muhamad Wildan | Rabu, 02 September 2020 | 13:49 WIB
Sinyal Positif Sektor Manufaktur, BKF: Waspada Risiko Covid-19

Gedung Kementerian Keuangan. (foto: Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews—Badan Kebijakan Fiskal (BKF) menyatakan pemerintah masih perlu mewaspadai risiko-risiko yang masih berpotensi menekan sentimen sektor manufaktur yang saat ini tengah menunjukkan sinyal pemulihan.

Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan ancaman kesehatan akibat pandemi virus Corona atau Covid-19 masih tinggi, meski tren ini memang memberikan angin segar atas prospek pemulihan ekonomi global.

"Kasus Covid-19 masih berada dalam tren peningkatan di dunia dan terdapat ancaman gelombang kedua yang dapat menghambat aktivitas perekonomian serta membayangi proses pemulihan ekonomi ke depan," ujar Febrio, dikutip Rabu (2/9/2020).

Baca Juga:
Jumlah Pemudik Melonjak Tahun ini, Jokowi Minta Warga Mudik Lebih Awal

Untuk diketahui, sinyal positif pemulihan sektor manufaktur pada semester II/2020 ini terlihat dari nilai Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang meningkat ke level 50,8 per Agustus 2020.

Kenaikan PMI Manufaktur juga dialami negara-negara lain seperti AS, China, dan negara-negara di kawasan Eropa. Posisi PMI Manufaktur AS dan China bahkan jauh lebih tinggi ketimbang Indonesia, masing-masing mencapai 53,6 dan 53,6.

"Dengan kontribusi per kuartal II/2020 sebesar 20% terhadap PDB dan serapan tenaga kerja per Februari sebesar 18,5 juta orang, sektor manufaktur memiliki peranan sangat penting bagi perekonomian Indonesia," tutur Febrio.

Baca Juga:
Awasi BKC Ilegal, DJBC Sudah Lakukan 6.000 Penindakan selama Kuartal I

Febrio menambahkan pemerintah masih akan terus mendorong pemulihan ekonomi dengan memastikan implementasi dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berjalan sesuai yang telah ditetapkan.

Aktivitas manufaktur Indonesia saat ini tercatat membaik didukung peningkatan produksi dan pesanan baru. Peningkatan pesanan baru terutama didorong oleh permintaan dalam negeri, sedangkan permintaan dari luar negeri tercatat masih rendah.

Namun, kinerja manufaktur dari aspek ketenagakerjaan masih tertekan. Pelaku usaha sektor manufaktur terlihat masih melanjutkan upaya pengendalian biaya. Kapasitas produksi yang tidak terpakai juga tercatat masih besar. (rig)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

03 September 2020 | 12:44 WIB

#MariBicara selain fokus pada pemulihan ekonomi melalui sektor manufaktur, Pemerintah juga seharusnya tidak lupa mendorong sektor pertanian untuk berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional. Hal itu karena sektor pertanian juga menyerap banyak tenaga kerja, dan hasilnya untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 29 Maret 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jumlah Pemudik Melonjak Tahun ini, Jokowi Minta Warga Mudik Lebih Awal

Jumat, 29 Maret 2024 | 08:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Cetak Kartu NPWP Tak Perlu ke Kantor Pajak, Begini Caranya

BERITA PILIHAN
Jumat, 29 Maret 2024 | 15:15 WIB KONSULTASI PAJAK

Beli Rumah Sangat Mewah di KEK Pariwisata Bebas PPh, Perlu SKB?

Jumat, 29 Maret 2024 | 15:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jumlah Pemudik Melonjak Tahun ini, Jokowi Minta Warga Mudik Lebih Awal

Jumat, 29 Maret 2024 | 14:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pengajuan Perubahan Kode KLU Wajib Pajak Bisa Online, Begini Caranya

Jumat, 29 Maret 2024 | 13:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu Pajak Air Tanah dalam UU HKPD?

Jumat, 29 Maret 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS PAJAK

Perlakuan PPh atas Imbalan Sehubungan Pencapaian Syarat Tertentu

Jumat, 29 Maret 2024 | 10:30 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Disusun, Pedoman Soal Jasa Akuntan Publik dan KAP dalam Audit Koperasi