Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu.
JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah menetapkan target pendapatan negara pada tahun depan mencapai Rp2.463,02 triliun atau hanya tumbuh 1,1% dibandingkan dengan proyeksi pendapatan negara pada tahun ini.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan harga komoditas pada tahun depan tidak akan setinggi pada tahun ini sehingga pertumbuhan pendapatan negara diproyeksikan tidak akan tinggi.
"Kami harus siap dengan skenario di mana harga komoditas mungkin tidak akan setinggi itu lagi pada 2023. Kami harus siapkan APBN itu untuk tetap antisipatif," katanya, Jumat (28/10/2022).
Sampai dengan September 2022, realisasi pendapatan negara sudah mencapai Rp1.974,7 triliun, naik 46% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dari realisasi tersebut, pendapatan yang berasal dari perpajakan mencapai Rp1.542,6 triliun, tumbuh 49%. Penerimaan perpajakan diekspektasikan mencapai Rp1.924,9 triliun, lebih tinggi dari target APBN 2022 sejumlah Rp1.784 triliun.
Pemerintah memperkirakan pendapatan negara 2023 akan mengalami normalisasi sehingga target belanja negara pada 2023 juga ikut diturunkan. Tahun depan, belanja negara ditetapkan Rp3.061,1 triliun, turun 3,4% dibandingkan dengan outlook APBN 2022.
"Supaya kita bisa melindungi masyarakat miskin dan rentan, APBN harus berperan sebagai shock absorber yang sangat kuat. Itu harganya mahal. Jadi, di sisi pendapatan, kami harus hati-hati dan konservatif. Di sisi belanjanya, kami harus siapkan dengan baik," ujar Febrio. (rig)