Ilustrasi.Â
LISBON, DDTCNews - Pemerintah Portugal menjamin tidak akan menaikkan tarif atau memperkenalkan pajak baru dalam masa pemulihan ekonomi setelah terdampak pandemi Covid-19.
Komitmen tersebut dinyatakan Menteri Keuangan Joao Leao saat menjabarkan program stabilisasi ekonomi Portugal dalam 4 tahun ke depan. Menurutnya, pemerintah tidak akan melakukan perubahan ekstrem dalam pengelolaan keuangan negara untuk pemulihan ekonomi.
Dalam program stabilisasi ekonomi, pemerintah juga tidak melakukan penghematan belanja. Namun, pemerintah tidak akan meningkatkan beban pajak. Menurutnya, Portugal memiliki modal fiskal yang mumpuni untuk keluar dari pandemi tanpa memberikan tekanan besar kepada keuangan publik.
"Sebelum pandemi, kami berhasil mengatur keuangan publik. Kami mengelola surplus anggaran dan ini memberikan kami kemampuan untuk menghadapi krisis ini dengan percaya diri," katanya, dikutip pada Senin (19/4/2021).
Pemerintah, ungkapnya, memiliki program yang kuat untuk pemulihan ekonomi nasional hingga 2022. Dia memproyeksi laju pertumbuhan ekonomi selama dua tahun ke depan bergerak sekitar 9%. Selain itu, kegiatan ekspor diestimasi mampu tumbuh positif sekitar 7% pada periode yang sama.
Tingkat pengangguran diproyeksi mencapai 7,3% dari total penduduk pada akhir 2021. Angka tersebut akan diestimasi konsisten menurun mulai tahun depan seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Utang publik juga ditekan dari 134% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2020 menjadi 128% dari PDB pada 2021.
"Proyeksi jangka panjang utang publik akan kembali ke titik [sebelum pandemi] berada di bawah 120% dari PDB pada 2024 dibantu dengan pemulihan ekspor dan kegiatan pariwisata serta €22 miliar dana pemulihan dari Uni Eropa," ujar Menkeu Leao, seperti dilansir portugalresident.com. (kaw)