MALAYSIA

Pemerintah Diminta Terapkan Windfall Tax untuk Produsen Alat Kesehatan

Dian Kurniati
Minggu, 22 November 2020 | 07.01 WIB
Pemerintah Diminta Terapkan Windfall Tax untuk Produsen Alat Kesehatan

Anggota parlemen Malaysia Syed Saddiq Abdul Rahman. (Foto: thestar.com.my)

KUALA LUMPUR, DDTCNews - Anggota parlemen Malaysia Syed Saddiq Abdul Rahman mendesak pemerintah menerapkan windfall tax untuk para produsen alat kesehatan yang mendulang banyak keuntungan di tengah pandemi Covid-19 pada 2021.

Syed Saddiq mengatakan salah satu industri alat kesehatan di Malaysia yang permintaan produknya melonjak saat pandemi misalnya sarung tangan medis.

Menurutnya, pemerintah dapat menggunakan penerimaan negara yang terkumpul dari penerimaan windfall tax untuk membantu masyarakat yang masih terdampak pandemi, terutama tenaga medis yang berada di barisan terdepan.

"Saya mengusulkan agar pemerintah memberlakukan windfall tax pada perusahaan sarung tangan karet di Malaysia yang telah menikmati keuntungan berlipat ganda di masa Covid-19," katanya dalam rapat membahas RAPBN 2021, Rabu (18/11/2020).

Syed Saddiq menghitung potensi penerimaan negara dari penerimaan windfall tax pada 4 produsen sarung tangan besar di Malaysia bisa mencapai RM4,8 miliar atau Rp16,5 triliun tahun depan. Dia beralasan, permintaan sarung tangan tetap akan tinggi walaupun vaksin Covid-19 ditemukan.

Merujuk laporan keuangan produsen sarung tangan Top Glove, Syed Saddiq menyebut ada laba bersih perusahaan itu mencapai RM1,9 miliar atau Rp6,5 triliun untuk tahun keuangan 2020, atau melonjak 417% dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, pabrik sarung tangan Supermax mengantongi laba bersih RM789,5 juta atau Rp2,7 triliun pada kuartal I/2020 atau meningkat 32 kali lipat secara tahunan.

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu menilai komitmen sumbangan perusahaan sarung tangan senilai RM400 juta atau Rp1,3 triliun sangat tidak mencukupi untuk menangani dampak pandemi Covid-19 tahun depan.

Menurut perhitungannya, penanganan dampak pandemi masih akan menelan biaya RM3 miliar atau Rp10,3 triliun, dengan asumsi vaksin Covid-19 telah ditemukan.

"Ini bukan berarti kita ingin menghukum mereka. Ketika mereka mendapat keuntungan luar biasa sedangkan orang lain menderita, mereka memiliki tanggung jawab moral dan hukum untuk mengembalikan uang itu demi penanganan Covid-19," ujarnya, dilansir dari malaymail.com.

Syed Saddiq meminta pemerintah berani mencari celah menambah penerimaan negara dalam situasi Covid-19, termasuk melalui windfall tax pada produsen alat kesehatan.

Dia mengingatkan keengganan pemerintah menerapkan windfall tax juga bisa menjadi sorotan publik dan memunculkan spekulasi negara takut terhadap perusahaan besar. (Bsi)

Editor :
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.