EKONOMI INDONESIA

Jokowi: Defisit Neraca Perdagangan Masih Jadi PR Besar

Redaksi DDTCNews | Kamis, 26 Juli 2018 | 15:50 WIB
Jokowi: Defisit Neraca Perdagangan Masih Jadi PR Besar

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Pengendalian Inflasi di Hotel Sahid, Kamis (26/7). Sejumlah apresiasi diberikan terutama soal pengendalian inflasi. Namun, masih ada pekerjaan rumah yang belum terselesaikan jelang berakhirnya masa pemerintahannya pada tahun depan.

Problem sekarang ini, menurut Jokowi adalah ketidakpastian ekonomi global. Hal ini yang kemudian memengaruhi dua data neraca Indonesia, yakni perdagangan dan transaksi berjalan.

“Ada dua problem besar yang terus selalu saya sampaikan, yang ini menjadi kewajiban kita bersama, yang masih harus kita carikan jalan keluarnya bagi negara kita, problem defisit transaksi berjalan, problem defisit neraca perdagangan,” katanya.

Baca Juga:
Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

Mengenai neraca perdagangan, tidak lain terkait urusan impor dan ekspor yang posisinya masih defisit. Ia menambahkan bahwa penyebabnya karena volume impor lebih superior ketimbang ekspor nasional.

“Problemnya adalah di investasi, di ekspansi-ekspansi usaha. Oleh sebab itu, saya titip pada Gubernur, Bupati, Wali Kota, urusan yang berhubungan dengan investasi yang orientasinya ekspor, atau investasi yang itu adalah substitusi barang yang impor," ungkapnya dilansir laman Setkab RI.

Oleh karena itu, benang kusut tersebut mulai diurai satu per satu. Langkah pertama adalah kemudahan dan perampingan mekanisme perizinan. Hal ini kemudian dimanfestasikan dalam bentuk Online Single Submission (OSS).

Baca Juga:
Jokowi: Presiden dan Wapres Terpilih Harus Segera Siap-Siap Bekerja

Program OSS ini, tambah Jokowi, bisa masuk ke provinsi, kabupaten, dan kota, serta dapat di-trace pengurusan izin berhenti di mana. Kalau sudah surplus neraca perdagangan, lanjutnya, mau ada gejolak apapun tidak akan ada masalah.

“Pertama, saya titip itu, investasi orientasinya ekspor. Yang kedua, investasi yang berkaitan dengan subtitusi barang-barang impor, buka lebar-lebar,” tandas Mantan Walikota Solo itu.

Terkait inflasi, Jokowi menyampaikan apresiasi kepada seluruh kepala daerah dan anggota tim pengendali inflasi baik di pusat ataupun daerah. Pasalnya, selama 4 tahun ini mampu menekan inflasi pada angka di bawah 4%.

“Tahun 2015 di angka 3,35%, 2016 3,0%, 2017 3,1%. Lompatan seperti ini harus terus kita lanjutkan karena saya lihat sekarang koordinasi antara pusat dan daerah semakin baik, ada Satgas pangan dan juga yang ada di pusat dan daerah juga bekerja dengan baik,” paparnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Sabtu, 27 April 2024 | 07:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

Rabu, 24 April 2024 | 09:30 WIB KEANGGOTAAN OECD

Ingin Jadi Anggota OECD, Jokowi Bentuk Timnas

BERITA PILIHAN
Sabtu, 27 April 2024 | 09:00 WIB KEPATUHAN PAJAK

Meski Lewat Tenggat Waktu, DJP Minta WP OP Tetap Lapor SPT Tahunan

Sabtu, 27 April 2024 | 07:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Sri Mulyani Proyeksikan Ekonomi RI Tumbuh 5,17% di Kuartal I/2024

Jumat, 26 April 2024 | 17:30 WIB REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jumat, 26 April 2024 | 17:00 WIB KAMUS PAJAK DAERAH

Apa Itu PBJT Jasa Parkir dan Retribusi Parkir?

Jumat, 26 April 2024 | 16:45 WIB KEBIJAKAN KEPABEAN

Impor Barang Kiriman? Laporkan Data dengan Benar agar Tak Kena Denda

Jumat, 26 April 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN-PPnBM Kontraksi 16,1 Persen, Sri Mulyani Bilang Hati-Hati

Jumat, 26 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Ada Usulan Tarif Pajak Kripto untuk Dipangkas, Begini Tanggapan DJP