PEREKONOMIAN INDONESIA

Harga Produsen Naik, Sri Mulyani Pastikan Tak Ada Negara Bebas Inflasi

Muhamad Wildan | Senin, 28 Maret 2022 | 17:55 WIB
Harga Produsen Naik, Sri Mulyani Pastikan Tak Ada Negara Bebas Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan paparannya dalam APBN Kita. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Dunia sedang menghadapi ancaman inflasi akibat kenaikan harga berbagai komoditas. Tak hanya negara maju, Indonesia juga tidak terbebas dari ancaman ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan inflasi pada level produsen atau producer price index di berbagai negara maju sudah mencapai level double digit, sedangkan inflasi di level konsumen masih berada pada level single digit.

"Ini menggambar tekanan yang sangat berat dari sektor produsen karena mereka mengalami kenaikan harga barang-barang tapi di sisi lain harga barang jadinya di tingkat masyarakat [Eropa] hanya naik 5,6%," ujar Sri Mulyani , Senin (28/3/2022).

Baca Juga:
Utang Pemerintah Tembus Rp 8.319 triliun pada Akhir Februari 2024

Di Eropa, tercatat inflasi harga produsen sudah mencapai 30,3%. Meski demikian, inflasi pada level konsumen masih sebesar 5,6%.

Per Desember 2021, tercatat inflasi harga produsen di Indonesia sudah mencapai 8,77%. Walau demikian, inflasi pada level konsumen pada Februari 2022 tercatat masih sebesar 2,06%.

"Dilema dan komplikasi pemulihan ekonomi inilah yang akan dihadapi oleh semua negara, banyak negara, Indonesia juga pasti nanti terkena imbasnya," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga:
Naikkan Tarif Pajak Penjualan, PM ini Yakin Dampak ke Inflasi Minim

Perkembangan ini pada akhirnya akan memberikan pilihan sulit bagi para pengambil kebijakan. Bila harga terus meningkat, maka tekanan yang ditanggung oleh produsen akan meningkat.

Bila suku bunga acuan ditingkatkan, daya beli dan investasi akan meningkat. "Ancaman terhadap pemulihan ekonomi itu menjadi sangat nyata dengan dilema kebijakan yang dihadapi oleh semua negara," ujar Sri Mulyani.

Untuk diketahui, harga gandum dan jagung mengalami peningkatan sejak terjadinya invasi oleh Rusia terhadap Ukraina. Kedua komoditas ini memiliki peran besar terhadap inflasi inti.

Harga gandum secara year to date tercatat sudah naik 42,4%, sedangkan harga jagung mengalami peningkatan sebesar 26,7%. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 28 Maret 2024 | 09:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.319 triliun pada Akhir Februari 2024

Rabu, 27 Maret 2024 | 10:37 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Bertemu S&P, Sri Mulyani Sebut Konsolidasi Fiskal RI Cepat dan Kuat

Selasa, 26 Maret 2024 | 17:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Biaya Buruh Tani Meningkat, Harga Beras Berpotensi Terdampak

BERITA PILIHAN