Ilustrasi.
SINGAPURA, DDTCNews – Ekonomi Singapura tercatat tumbuh 0,2% pada kuartal I/2021 setelah mengalami kontraksi selama tiga kuartal berturut-turut akibat pandemi Covid-19.
Menteri Perdagangan dan Industri Chan Chun Sing mengatakan berbagai indikator perekonomian telah menunjukkan perbaikan pada awal tahun ini. Menurutnya, capaian positif tersebut menjadi sinyal baik untuk mendorong perekonomian pada kuartal-kuartal berikutnya.
"Ekspansi tersebut merupakan sinyal kuat bahwa perekonomian kita membaik secara perlahan-lahan, tetapi pasti pulih dari dampak Covid-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun lalu," katanya, Rabu (14/4/2021).
Sing menuturkan pertumbuhan ekonomi terlihat dari membaiknya aktivitas manufaktur yang kuat yang naik 7,5% pada kuartal I/2021 seiring dengan dukungan ekspansi manufaktur elektronik, teknik presisi, bahan kimia, dan manufaktur biomedis.
Sektor konstruksi masih mengalami kontraksi meskipun pada tingkat yang lebih rendah, yaitu minus 20,2% atau lebih baik ketimbang kuartal IV/2020 yang minus 27,4%. Perbaikan kinerja itu terjadi karena aktivitas di sektor swasta dan publik meningkat.
Perdagangan grosir dan eceran serta transportasi dan penyimpanan masih minus 4,1% pada kuartal I/2021. Hal itu disebabkan sektor transportasi dan penyimpanan masih terdampak pandemi Covid-19, baik pada segmen transportasi udara, air, dan darat.
Sektor informasi dan komunikasi, keuangan dan asuransi, serta jasa profesional tumbuh 3,7% atau lebih cepat ketimbang kuartal sebelumnya yang naik 1,4%. Pertumbuhan itu didukung ekspansi yang tinggi di sektor informasi dan komunikasi serta keuangan dan asuransi.
Kontraksi di sektor jasa profesional sebagian disebabkan aktivitas ekonomi yang lemah, serta aktivitas konstruksi domestik yang lesu. Lalu, kelompok layanan akomodasi dan makanan, real estat, layanan administrasi, serta industri layanan lainnya masih mengalami kontraksi 3,9%.
Sing optimistis ekonomi Singapura terus membaik. Namun, pemerintah tetap mewaspadai berbagai risiko yang akan muncul setelah pandemi Covid-19. "Kami optimistis dengan hati-hati. Masih banyak risiko penurunan yang harus kami perhatikan," ujarnya seperti dilansir channelnewsasia.com.
Tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Singapura tercatat minus 5,4%, kontraksi tahunan pertama sejak 2001 dan menjadi resesi terburuk setelah negara itu merdeka pada 1965. (rig)