KEBIJAKAN PEMERINTAH

Cegah Pekerja Informal Mudik, Jokowi Minta Penyaluran BLT Dipercepat

Dian Kurniati | Senin, 30 Maret 2020 | 14:57 WIB
Cegah Pekerja Informal Mudik, Jokowi Minta Penyaluran BLT Dipercepat

Ilustrasi. (foto: Bali Polri)

JAKARTA, DDTCNews—Presiden Joko Widodo meminta penyaluran bantuan langsung tunai untuk kelompok pekerja informal yang terdampak virus Corona dipercepat agar bisa memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari.

Jokowi menilai banyaknya pekerja informal yang mudik lebih cepat karena telah kehilangan penghasilan akibat virus corona. Apalagi sejak diterapkannya kebijakan kerja dari rumah atau work from home (WFH).

“Saya minta percepatan program jaring pengaman sosial yang memberikan perlindungan sosial di sektor informal, seperti buruh harian, asongan dan lainnya,” katanya saat membuat rapat terbatas melalui konferensi video, Senin (30/3/2020).

Baca Juga:
Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Sejak penetapan tanggap darurat di DKI Jakarta dan sekitarnya, mobilitas orang dari Jakarta ke luar membesar. Selama 8 hari terakhir, tercatat 876 armada bus antarprovinsi membawa sekitar 14.000 penumpang ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.

Angka itu belum termasuk yang menggunakan mobil pribadi maupun transportasi massal lainnya, misalnya kereta api, kapal, dan pesawat terbang. Kondisi ini jelas berlawanan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Jokowi pun meminta program-program jaring pengaman sosial yang telah disiapkan untuk mengatasi dampak virus Corona segera direalisasikan. Misalnya penambahan nilai bantuan untuk penerima program keluarga harapan (PKH).

Baca Juga:
PTKP Karyawati Kawin Bisa Ditambah jika Suami Tak Punya Penghasilan

Kemudian, program bantuan langsung tunai (BLT) untuk para pekerja informal dan pemilik usaha kecil. Pemerintah sebelumnya memperkirakan penerima BLT ditaksir mencapai 29,3 juta keluarga.

Presiden juga meminta para menteri dan kepala daerah mengantisipasi meluasnya virus Corona dengan membatasi pergerakan orang dari satu tempat ke tempat yang lainnya secara lebih tegas.

Menurutnya imbauan dari para tokoh dan gubernur agar warga tidak mudik masih belum manjur. Untuk diketahui, pemudik yang meninggalkan Jabodetabek pada musim libur Lebaran tahun lalu mencapai 19,5 juta orang.

Baca Juga:
Rasio Defisit APBN 2025 Dirancang 2,45-2,8 Persen? Ini Kata Kepala BKF

Jika ada warga yang terlanjur mudik, Jokowi meminta para gubernur dan bupati/wali kota untuk meningkatkan pengawasannya. Ambil contoh di DIY, di mana diterapkan protokol kesehatan yang ketat baik di desa maupun kelurahan terhadap pemudik.

“Saya juga perlu ingatkan agar dilakukan secara terukur. Terapkan protokol kesehatan dengan baik,” ujarnya. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Kamis, 25 April 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan e-SKTD untuk Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Kamis, 25 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Tak Lagi Temukan Menu Sertel di e-Nofa, Perpanjangan Harus di KPP

Kamis, 25 April 2024 | 15:45 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ingat, Pakai e-Bupot 21/26 Tidak Butuh Installer Lagi Seperti e-SPT

Kamis, 25 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

RI Pasang Target Lebih Ambisius dalam Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca