KEBIJAKAN MONETER

BI Sebut Kebijakan Saat Ini Campuran Jamu Pahit dan Manis

Redaksi DDTCNews | Jumat, 03 Mei 2019 | 19:36 WIB
BI Sebut Kebijakan Saat Ini Campuran Jamu Pahit dan Manis

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (foto: BI)

JAKARTA, DDTCNews – Formulasi kebijakan penjagaan stabilitas dan pendorongan permintaan domestik yang dilakukan otoritas moneter dinilai telah berdampak positif pada perekonomian.

Hal ini diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat meluncurkan buku Kajian Stabilitas Keuangan Semester II/2018 (No.32 Edisi Maret 2019) bertajuk ‘Penguatan Intermediasi di tengah Ketidakpastian Ekonomi Global’.

“Bagaimana jamu pahit berupa kenaikan suku bunga kebijakan di sisi moneter tidak berdampak pada kenaikan suku bunga kredit perbankan karena Bank Indonesa memberikan jamu manis di sisi kebijakan makroprudensial,” jelasnya, seperti dikutip pada Jumat (3/5/2019).

Baca Juga:
Stabilisasi Nilai Tukar, Cadangan Devisa Turun 4,2 Miliar Dolar AS

Dia mengatakan konsistensi implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif yang didukung oleh koordinasi dan kerjasama yang erat dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dan otoritas terkait lainnya menunjukkan hasil positif.

Menurutnya, intermediasi terus tumbuh membaik, permodalan bank tinggi dan risiko likuiditas terjaga dengan baik, indeks stabilitas sistem keuangan tetap terjaga dalam zona aman. Sepanjang semester II/2018, BI memperkuat kebijakan makroprudensial akomodatif.

Langkah ini dilakukan dengan menjalankan beberapa hal. Pertama, pelonggaran kembali rasio Loan to Value/Financiang to Value(LTV/FTV) untuk kredit kepemilikan rumah (KPR) berupa pelonggaran besaran rasio LTV/FTV untuk fasilitas kredit pertama, pelonggaran fasilitas inden, dan pelonggaran termin pembayaran.

Baca Juga:
Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 6,25%, Dampak ke APBN Diwaspadai

Kedua, penyempurnaan ketentuan GWM LFR menjadi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) untuk mendorong intermediasi perbankan. Ketiga, implementasi instrumen Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk meningkatkan fleksibilitas pengelolaan likuiditas oleh perbankan. Keempat, penjagaan besaran CCB pada level 0%. Kelima, pengembangan UMKM secara konsisten.

Perry memproyeksi stabilitas sistem keuangan Indonesia akan tetap terjaga. Pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) perbankan diperkirakan dalam kisaran 10%—12% (yoy) dan 8%—10% (yoy). Siklus keuangan yang telah menunjukkan arah ekspansi, diperkirakan akan terus menguat. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 09 Mei 2024 | 10:00 WIB KEBIJAKAN MONETER

Stabilisasi Nilai Tukar, Cadangan Devisa Turun 4,2 Miliar Dolar AS

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Konsumsi Masih Kuat, Proyeksi BI soal Ekonomi 2024 Tidak Berubah

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:35 WIB KEBIJAKAN MONETER

Suku Bunga Acuan BI Naik Jadi 6,25%, Dampak ke APBN Diwaspadai

BERITA PILIHAN