Pedagang melayani pembeli di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Jumat (30/9/2022). Bank Indonesia memperkirakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun 2022 akan berada diatas enam persen secara tahunan (year on year/yoy) akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, terutama solar dan pertalite, serta peningkatan tarif angkutan. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan adanya potensi kenaikan inflasi pada bulan setelah kedua kenaikan harga BBM. Proyeksi ini berkaca pada pola yang sempat terjadi sebelumnya, setiap kali pemerintah menaikkan harga BBM.
Pada November 2014, Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 6,23% setelah memutuskan kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan tersebut. Kemudian, pada Desember 2014 inflasi tercatat masih naik menjadi 8,36%.
"Ini memperlihatkan bagaimana historis data. Kenaikan BBM pada bulan tertentu itu dampaknya pada bulan berikutnya, tapi kalau lihat tren [bulan-bulan] berikutnya sudah landai kembali," ujar Kepala BPS Margo Yuwono, Senin (3/10/2022).
Bila diperinci, terdapat beberapa kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi Desember 2014 akibat kenaikan BBM yakni transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan serta bahan makanan.
Inflasi kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan tercatat naik dari 6,58% pada November 2014 menjadi 12,14% pada Desember 2014. Inflasi bahan makanan juga naik dari 7,97% pada November 2014 menjadi 10,57% pada Desember 2014.
"Polanya sama, ada kenaikan di November dan Desember, tapi pada bulan-bulan berikutnya itu kenaikannya sudah tidak berdampak dan sudah landai," ujar Margo.
Untuk diketahui, BPS mencatat Indonesia mengalami inflasi sebesar 5,95% pada September 2022, naik bila dibandingkan dengan Agustus 2022 yang hanya sebesar 4,69%.
Kenaikan harga BBM tercatat memberikan andil besar terhadap lonjakan inflasi. Pada September, bensin tercatat mengalami inflasi sebesar 31,9% dan memberikan andil inflasi sebesar 1,13%. Solar mencatatkan inflasi sebesar 33,01%, walau andil inflasinya hanya sebesar 0,04%. (sap)