Menteri Keuangan Sri Mulyani. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia sehingga mampu pengumpulan zakat dalam nominal besar.
Sri Mulyani mengatakan potensi pengumpulan zakat berpotensi terus bertambah setiap tahun. Menurutnya, predikat negara paling dermawan juga tercermin dari World Giving Index (WGI) yang menempatkan Indonesia pada posisi pertama.
"Laporan World Giving Index 2021 menempatkan Indonesia pada posisi pertama dalam hal kesadaran sosial dan kedermawanan masyarakat," katanya dalam Opening Ceremony AICIF 2021, Rabu (17/11/2021).
Sri Mulyani mengatakan pengumpulan zakat pada 2020 tercatat mencapai Rp12,7 triliun. Adapun pada tahun ini, pengumpulan zakat diperkirakan mencapai Rp17,3 triliun.
Dia menyebut pengumpulan zakat tidak hanya dilakukan secara konvensional. Pasalnya pada 2020, ada sekitar Rp90 miliar zakat yang dikumpulkan melalui platform digital.
Saat ini, pemerintah telah mengatur zakat dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. Ketentuan itu berlaku jika zakat dibayarkan melalui badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan pemerintah.
Nantinya, wajib pajak juga harus melampirkan bukti pembayaran zakat pada SPT tahunan.
Sri Mulyani menambahkan pasar keuangan syariah terus tumbuh dan berkembang, termasuk selama pandemi Covid-19. Bahkan pada level mikro, ada sekitar 4.500 baitul maal wa tamwil (BMT) atau koperasi syariah yang tersebar di berbagai wilayah.
Menurutnya, jumlah BMT tersebut juga menjadi yang terbesar di dunia. BMT dinilai ikut berkontribusi mendorong pemulihan ekonomi masyarakat dari pandemi Covid-19, dengan fokus area perdesaan.
Di sisi lain, pemerintah juga terus berinovasi mencari alternatif sumber pembiayaan dengan menerbitkan green sukuk untuk menangani perubahan iklim. Sepanjang semester I/2021, pemerintah menerbitkan green susuk senilai US$700 juta, sehingga total green susuk yang telah diterbitkan di pasar global sejak 2018 mencapai US$3,5 miliar.
"Di pasar keuangan syariah global, Indonesia adalah kontributor utama yang menerbitkan sukuk di pasar internasional. Kontribusi Indonesia adalah 23,11% dari penerbitan global," ujar Sri Mulyani. (sap)