Menteri Keuangan Sri Mulyani. (tangkapan layar)
JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatat realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga akhir September 2021 tumbuh sebesar 28,9%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp182,9 triliun atau 85,1% dari target Rp215,0 triliun. Menurutnya, penerimaan tersebut tumbuh semakin kuat seiring dengan pulihnya kegiatan perekonomian.
"[Penerimaan] bea dan cukai tumbuhnya tetap double digit, kuat, 28,9%," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (25/10/2021).
Sri Mulyani mengatakan penerimaan cukai yang mencatatkan pertumbuhan 15,1% ditopang efektivitas kebijakan penyesuaian tarif dan pengawasan di bidang cukai. Selain itu, membaiknya kondisi pandemi Covid-19 yang dibarengi dengan pembukaan tempat wisata juga mendorong penerimaan cukai.
Khusus cukai hasil tembakau, realisasi penerimaannya Rp128 triliun atau tumbuh 15,1% dari periode yang sama tahun lalu karena membaiknya kinerja produksi. Di sisi lain, ada faktor pelunasan pita cukai yang maju dari Oktober dan besarnya pemesanan pita cukai yang jatuh tempo pada September 2021.
Kemudian, realisasi penerimaan bea masuk tercatat Rp3,47 triliun atau tumbuh 13,7% secara tahunan. Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan itu dipengaruhi tren kinerja impor nasional yang terus meningkat.
Adapun dari sisi bea keluar, tercatat nilainya Rp22,56 triliun atau mengalami pertumbuhan hingga 910%. Realisasi penerimaan bea keluar tersebut menjadi yang terbaik sepanjang sejarah.
Sri Mulyani menyebut tingginya realisasi bea keluar didorong peningkatan ekspor komoditas tembaga dan tingginya harga produk kelapa sawit.
"Bea keluar kita, seperti bisa kita duga, tahun 2021 melonjaknya luar biasa, 9 kali lipat lebih, 910%," ujarnya. (sap)