Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Antara)
DENPASAR, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap pertumbuhan ekonomi bisa bisa melesat pada kuartal II/2021 karena berbagai insentif usaha akan berakhir pada Juni 2021.
Sri Mulyani mengatakan tren pemulihan ekonomi telah terlihat pada awal 2021 walaupun diperkirakan belum bisa terangkat ke level positif. Namun, dia optimistis ekonomi akan mulai tumbuh positif pada kuartal II/2021.
"Insentif usaha perpajakan kami pertahankan sampai pertengahan tahun ini. Kami berharap di kuartal II nanti akan terjadi rebound," katanya dalam acara Sarasehan Akselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional, Jumat (9/4/2021).
Sri Mulyani mengatakan pemerintah telah memberikan berbagai insentif pajak untuk mendukung pemulihan dunia usaha sejak 2020, dan diperpanjang hingga Juni 2021.
Insentif tersebut seperti pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 ditanggung pemerintah (DTP), pembebasan PPh Pasal 22 impor, potongan angsuran PPh Pasal 25, penurunan tarif PPh badan, PPh final UMKM DTP, serta restitusi pajak pertambahan nilai (PPN) dipercepat.
Selain itu, tahun ini pemerintah menambah insentif pajak untuk mendorong konsumsi kelas menengah, yang pada akhirnya juga diharapkan turut mendorong pemulihan sektor usaha.
Insentif itu yakni insentif pajak pertambahan nilai (PPN) pada rumah ditanggung pemerintah (DTP) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) pada kendaraan bermotor DTP.
Sri Mulyani menyebut pemerintah telah menyiapkan pagu senilai total Rp58,46 triliun untuk berbagai insentif tersebut. Pagu itu menjadi bagian dari program pemulihan ekonomi nasional yang nilainya mencapai Rp699,43 triliun tahun ini, atau naik 22% dari realisasi 2020.
"Kami melakukan berbagai adjustment policy, dimulai dari sisi pajak," ujarnya.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2021 akan berkisar 4,5% hingga 5,3%. Sementara pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi 2,07% karena pandemi Covid-19.
Sebelumnya, Sri Mulyani sempat mengungkapkan proyeksinya mengenai pertumbuhan ekonomi kuartal I/2021 masih akan berada di zona negatif, yakni minus 1% hingga 0,1%.
Sementara itu, Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Hidayat Amir memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2021 akan melesat 7-8%, dengan mempertimbangkan ekonomi kuartal I/2020 terkontraksi 5,32% dan tren pemulihan terus berlanjut. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.