SISTEM IT DITJEN PAJAK

Benahi Sistem IT Pajak, Anggaran Rp3,1 Triliun Disiapkan

Redaksi DDTCNews | Jumat, 18 Mei 2018 | 10:37 WIB
Benahi Sistem IT Pajak, Anggaran Rp3,1 Triliun Disiapkan

JAKARTA, DDTCNews – Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak kini sudah punya landasan hukum yang kuat untuk melakukan pemutakhiran sistem inti perpajakan (core tax system). Hal ini ini ditandai dengan terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No.40 Tahun 2018 tentang Pembaruan Sistem Administrasi Perpajakan pada awal Mei ini.

Dirjen Pajak Robert Pakpahan mengatakan pemutakhiran ini setidaknya membutuhkan dana sebesar Rp3.1 triliun. Keseluruhan dana tersebut tidak akan digunakan sekaligus tapi dilakukan bertahap selama rentang waktu 7 tahun.

"Soal core tax bahwa kebutuhan IT (Information Techonolgy) Ditjen Paak dibangun kurang lebih 3,5-4 tahun kemudian pemeliharaan kurang lebih 3 tahun. Jadi total pengadaan ini dalam multiyears dalam 7 tahun. Belanjanya akan tergantung progresnya. Untuk tahun ini misalnya Rp25 miliar. Tahun depan Rp280 miliar. Jadi total selama 7 tahun akan memakan dana sebesar 3,1 triliun," katanya di Kementerian Keuangan, Kamis (17/5).

Baca Juga:
DJP Tunjuk 6 PMSE Jadi Pemungut PPN, Mulai dari Amazon Hingga Evernote

Orang nomor satu otoritas pajak RI itu menjamin sistem yang akan dipakai terbukti handal dan teruji kemampuannya di banyak negara.

Pada kesempatan yang berbeda, Direktur Penyuluhan Pelayanan & Humas DJP, Hestu Yoga Saksama mengatakan sudah ada beberapa negara yang menjadi best practice dalam penerapan core tax system ini. Salah satu yang menjadi rujukan Ditjen Pajak adalah Australia.

"Sistem ini telah teruji baik di beberapa negara termasuk Australia, sehingga akan match juga untuk Indonesia dengan beberapa modifikasi (customize) sesuai dengan kondisi aturan perpajakan Indonesia," katanya.

Baca Juga:
Pembaruan Coretax DJP Masih Tahap Pengujian

Lebih lanjut, dengan berkaca pada implementasi core tax di Australia di mana sistem informasi menjadi krusial dalam menunjang kerja otoritas pajak. Sehingga pada akhirnya memudahkan pelayanan kepada wajib pajak.

"Keunggulannya di Australia adalah terintegrasinya seluruh proses bisnis inti Ditjen Pajak ( core tax bussines process mulai dari pendaftaran, penyuluhan, pelayanan, pengawasan dan penegakan hukum). Disamping itu proses pendukung seperti CRM (compliance risk management), data quality management, knowledge management, dan taxpayer accounting dapat dibangun secara terstruktur dan komprehensif untuk mendukung core tax bussines," terangnya. (Amu)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 17 Mei 2024 | 09:52 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tunjuk 6 PMSE Jadi Pemungut PPN, Mulai dari Amazon Hingga Evernote

Kamis, 16 Mei 2024 | 16:23 WIB DITJEN PAJAK

Pembaruan Coretax DJP Masih Tahap Pengujian

Kamis, 16 Mei 2024 | 08:23 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Coretax DJP, Data Transaksi dan Interaksi Wajib Pajak Terekam

BERITA PILIHAN
Jumat, 17 Mei 2024 | 09:52 WIB ADMINISTRASI PAJAK

DJP Tunjuk 6 PMSE Jadi Pemungut PPN, Mulai dari Amazon Hingga Evernote

Jumat, 17 Mei 2024 | 09:45 WIB DDTC ACADEMY - EXCLUSIVE WEBINAR

Trik Adaptasi Mental bagi Praktisi Pajak di Situasi VUCA

Jumat, 17 Mei 2024 | 09:37 WIB KEPUTUSAN KETUA MA NOMOR 112/KMA/SK.OT1/IV/2024

Lengkap, Ini Susunan Pokja Penyatuan Atap Pengadilan Pajak di MA

Jumat, 17 Mei 2024 | 07:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Bangun Coretax, DJP Harap Sistem Pajak Indonesia Setara Negara Maju

Kamis, 16 Mei 2024 | 18:00 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Bappebti Rilis Rating Pialang Berjangka Periode Januari-Maret 2024