Pekerja menyelesaikan pembangunan terowongan (underpass) Senen di Jakarta, Jumat (19/6/2020). Pemerintah mulai membuka sembilan sektor ekonomi yang mempunyai kontribusi besar pada ekonomi dan menyerap tenaga kerja guna memulihkan kondisi ekonomi nasional yang terdampak COVID-19 yaitu sektor konstruksi, pertambangan, perminyakan, industri, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik serta transportasi barang. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj.
JAKARTA, DDTCNews—Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini bakal terkontraksi -1%, sekaligus merevisi proyeksi sebelumnya yang tumbuh 2,5%.
Proyeksi tersebut disampaikan oleh ADB pada laporan berjudul Asian Development Outlook Supplement yang dipublikasikan Juni ini. Adapun proyeksi tersebut diambil dengan melihat sejumlah faktor di antaranya realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020.
"Pada kuartal I/2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di bawah 3% merupakan pertumbuhan yang paling rendah terhitung sejak 2001," tulis ADB dalam laporannya, dikutip Senin (22/6/2020).
Konsumsi domestik tercatat tumbuh lambat di angka 2,8%. Lalu, investasi hanya mampu tumbuh 1,7% akibat rendahnya pertumbuhan investasi pada bangunan dan terkontraksinya investasi pada mesin dan peralatan.
Dengan pertumbuhan konsumsi yang sangat rendah pada kuartal I/2020 dan terbatasnya prospek pemulihan investasi dan ekspor jangka pendek, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini mengalami kontraksi.
Meski begitu, laporan ADB juga memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia bakal tumbuh 5,3% tahun depan seiring dengan kenaikan pengeluaran dan geliat ekonomi global yang berangsur pulih.
Lebih lanjut, reformasi investasi yang dilakukan Indonesia tahun ini juga berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan pada semester II/2021. Perlu dicatat, ADB telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2021 dari 5% menjadi 5,3%.
Dari sisi regional, pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia Tenggara secara keseluruhan diproyeksikan terkontraksi hingga -2,7% (yoy). Meski begitu, pertumbuhan ekonomi 2021 diproyeksikan dapat tumbuh sebesar 5,2%.
Proyeksi tersebut juga lebih baik dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara pada 2019 yang hanya mencapai 4,4%. (rig)