AMERIKA SERIKAT

Presiden Trump Kembali Revisi Aturan Reformasi Pajak AS

Redaksi DDTCNews
Jumat, 13 Oktober 2017 | 12.01 WIB
Presiden Trump Kembali Revisi Aturan Reformasi Pajak AS

WASHINGTON DC, DDTCNews – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk kembali merevisi rancangan reformasi perpajakan AS selama beberapa pekan ke depan. Namun demikian, Trump belum menjelaskan secara rinci revisi apa yang akan dilakukannya.

Trump mengungkapkan bahwa revisinya tersebut akan membuat beleid pajak yang baru ini akan semakin populer dan diterima oleh publik dan kubu legislatif AS.

“Kami akan melakukan penyesuaikan atau revisi sedikit selama beberapa pekan ke depan. Kami ingin membuat aturan ini menjadi lebih kuat lagi. Saya percaya beleid ini akan sangat populer,” katanya, Rabu (11/10).

Kendati telah diterima oleh para petinggi Partai Republik, beleid reformasi pajak buatan Trump nyatanya mendapat kritik tajam dari sejumlah pihak. Pasalnya, apabila kebijakan tersebut diterapkan maka akan menambah defisit anggaran AS.

Analis independen pun menyarankan agar Trump menaikkan pajak untuk 30% orang yang menghasilkan pendapatan antara US$50.000 - US$150.000 per tahun. Langkah itu dinilai cukup untuk mengurangi potensi makin melebarnya defisit anggaran AS.

Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan hingga saat ini belum dapat memastikan kapan akan mengumumkan hasil revisi beleid reformasi pajak tersebut.

“Prioritas kami tetap sama yakni melakukan reformasi pajak AS yang berlaku saat ini. Hanya saja bagian akhir beleid itu belum selesai,” ucapnya.

Seperti diketahui, beleid reformasi pajak AS yang dirilis oleh Gedung Putih pada bulan lalu berisi tentang rencana mereka untuk memotong tarif pajak perusahaan menjadi 20% dari tingkat saat ini yang mencapai 35%.

Di sisi lain, dilansir dalam mercurynews.com, pernyataan Trump tersebut sekaligus menjadi klarifikasinya bahwa perselisihannya dengan Senator Partai Republik Bob Corker tidak akan mempengaruhi penyelesaian reformasi perpajakan di negeri Paman Sam.

Seperti diketahui, Trump menyerang Corker dalam serangkaian cuitannya di akun Twitter-nya beberapa hari lalu. Dia mengejek Corker karena telah memohon dukungannya untuk maju dalam pemilihan senator AS tahun depan.

Perselisihan antara Trump dan Corker ini berpeluang membuat rencana reformasi pajak gagal terlaksana, seperti ketika Trump dan Partai Republik gagal mengganti Obamacare. Sejumlah pihak, terutama Partai Republik pun berharap kasus serupa tidak dilakukan oleh Corker. Sebab, Corker juga merupakan pemain kunci dalam perumusan refomasi perpajakan AS.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.
Bagikan:
user-comment-photo-profile
Belum ada komentar.