Petugas kargo membongkar muat vaksin Covid-19 di bandara. ANTARA FOTO/Humas Kemenkominfo/Handout/sgd/wsj.
JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan memastikan ketersediaan anggaran untuk menyediakan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster secara gratis kepada masyarakat.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan anggaran untuk vaksinasi booster tersebut sudah ada dalam kas Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Menurutnya, penyediaan anggaran untuk vaksinasi booster juga menunjukkan bahwa pemerintah tetap antisipatif dalam merespons dinamika pandemi Covid-19.
"[Anggaran vaksinasi booster] sudah ada di anggaran Kementerian Kesehatan, dan ini salah satu antisipatif. Kita tahu selama pandemi anggaran nomor satu untuk kesehatan," katanya melalui konferensi video, Rabu (12/1/2022).
Febrio mengatakan vaksinasi booster dapat langsung berjalan sesuai perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi)Â pada 12 Januari 2022. Walaupun tidak menyebutkan nominal anggarannya, dia memastikan stok vaksin di Indonesia akan mencukupi, termasuk untuk booster.
Selain vaksin yang dibeli menggunakan APBN, dia menjelaskan pemerintah juga telah menerima vaksin melalui skema hibah dari pemerintah Amerika Serikat melalui fasilitas COVAX sekitar 1 juta dosis. Menurutnya, vaksin tersebut akan menambah pasokan vaksin yang telah didatangkan pemerintah.
Hingga saat ini, pemerintah telah menyuntikkan 288 juta dosis vaksin Covid-19 kepada masyarakat dan masih akan terus bertambah. Febrio menyebut cakupan vaksinasi Covid-19 2 dosis telah mencapai 43,4% dari populasi, dan suntikan vaksin dosis pertama setara 63,3%.
Pemerintah menargetkan dapat mencapai cakupan vaksinasi Covid-19 hingga 70% dalam beberapa bulan mendatang.
"Indonesia cukup early untuk menyiapkan vaksin dari awal. Saat ini kita nomor 5 dunia untuk kecepatan vaksinasi," ujarnya.
Di sisi lain, Febrio menambahkan pemerintah akan memanfaatkan Presidensi G-20 untuk mendorong pemerataan akses vaksin Covid-19 ke seluruh negara di dunia. Alasannya, pemulihan ekonomi dunia dari pandemi tidak akan dapat berjalan jika masih ada sebagian kecil negara yang tertinggal dalam hal vaksinasi, seperti negara di kawasan Afrika. (sap)