SELANDIA BARU

Tekan Obesitas, Pemerintah Didesak Pajaki Ini

Redaksi DDTCNews | Senin, 28 Januari 2019 | 19:40 WIB
Tekan Obesitas, Pemerintah Didesak Pajaki Ini

Ilustrasi. (Foto: foodmanufacture.co.uk)

AUCKLAND, DDTCNews – Sejumlah para ahli menyerukan agar pemerintah memajaki daging merah untuk mengurangi risiko obesitas, perubahan iklim dan kurang gizi. Daging merah juga diklaim berkontribusi tinggi pada kematian dini.

Ketua Komisi Kesehatan Populasi Universitas Auckland, Boyd Swinbun, mengatakan respons nasional maupun internasional sangat lambat terkait dengan ketiga hal yang membahayakan itu.

“Pengenaan pajak akan berdampak pada potensi menurunnya tingkat konsumsi daging merah. Pemerintah bisa membebaskan lahan untuk menanam tanaman yang lebih berkelanjutan demi mencegah ketiga hal itu terjadi,” katanya dalam laporan tertulis, Senin (28/1).

Baca Juga:
Bertemu PM Selandia Baru, Jokowi Bahas Komitmen Investasi Rp149 Miliar

Lebih lanjut, seperti dirilis stuff.co.nz, laporan tersebut pun merekomendasikan konsumsi daging merah menjadi hanya 7 gram sehari atau setara satu hamburger dalam seminggu. Penghitungan ini diklaim terbaik untuk kesehatan dan lingkungan.

Namun, pedoman Kementerian Kesehatan merekomendasikan untuk mengonsumsi daging merah masak baik dari sapi maupun domba menjadi kurang dari 500 gram seminggu atau 71 gram sehari, sekitar 10 kali lipat dari hitungan dalam laporan Swinbun.

Berlawanan dengan Swinbun, pegawai Beef and Lamb Selandia Baru, Jeremy Baker, menyebut negara tidak memiliki masalah dengan konsumsi daging merah yang berlebihan. Pajak hanya akan mendorong beberapa konsumen daging merah ke makanan yang kurang sehat.

Baca Juga:
Cegah Obesitas, Filipina Bakal Pungut Cukai Atas Penjualan Junk Food

“Sekitar 80% domba dan daging sapi di Selandia Baru diproduksi di wilayah berbukit yang cocok untuk pertanian, hewan ternak diberi makan rumput yang berkualitas. Petani kami pun sudah diakui di dunia,” tutur Baker.

Mengenai hal ini, Wakil Menteri Kesehatan Julie Anne Genter menegaskan pemerintah tidak berencana mengenakan pajak daging merah saat ini. Hanya, pemerintah memahami peningkatan kesadaran tentang perubahan iklim sangat memengaruhi perilaku masyarakat.

“Obesitas dan perubahan iklim sering dibingkai sebagai masalah bagi individu untuk berubah. Laporan Swinbun memojokkan pemerintah dan menggambarkan kegagalan kebijakan publik, dan mereka memerlukan tindakan untuk melindungi kesehatan dan iklim,” tegas Genter. (Bsi)


Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Jumat, 15 Maret 2024 | 18:00 WIB SELANDIA BARU

Otoritas Ini Naikkan Tarif Pajak atas Penghasilan dari Reksa Dana

Selasa, 05 Maret 2024 | 17:07 WIB KERJA SAMA EKONOMI

Bertemu PM Selandia Baru, Jokowi Bahas Komitmen Investasi Rp149 Miliar

Selasa, 29 Agustus 2023 | 13:00 WIB SELANDIA BARU

Tak Kunjung Ada Kesepakatan, Pajak Digital di Negara Ini Berlaku 2025

BERITA PILIHAN
Jumat, 17 Mei 2024 | 20:35 WIB HUT KE-17 DDTC

Bagikan Buku Baru, Darussalam Tegaskan Lagi Komitmen DDTC

Jumat, 17 Mei 2024 | 19:51 WIB UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

KAFEB UNS, Wadah Alumni Berkontribusi untuk Kampus dan Indonesia

Jumat, 17 Mei 2024 | 19:45 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Nilai Pabean atas Bea Masuk Impor Ventilator

Jumat, 17 Mei 2024 | 19:45 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Beralih Pakai Tarif PPN Umum, PKP BHPT Harus Beri Tahu KPP Dahulu

Jumat, 17 Mei 2024 | 17:30 WIB SEJARAH PAJAK INDONESIA

Mengenal Pajak Usaha yang Dikenakan ke Pedagang di Era Mataram Kuno

Jumat, 17 Mei 2024 | 17:00 WIB KAMUS CUKAI

Apa Itu Dokumen CK-1 dalam Konteks Percukaian?

Jumat, 17 Mei 2024 | 16:30 WIB PENERIMAAN PAJAK

Setoran Pajak Kripto Tembus Rp689 Miliar dalam 2 Tahun Terakhir