Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) bersama Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mahendra Siregar (kiri) dan Gubenur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) menyampikan hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2024 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (30/1/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang 2023 akan mencapai 5%, jelang diumumkan oleh Badan Pusat Statistik pada 5 Februari 2024.
Sri Mulyani mengatakan kinerja ekonomi pada kuartal I hingga III/2023 masih mengalami tren positif, serta diyakini berlanjut pada kuartal IV/2023. Kinerja ekonomi pada tahun lalu utamanya ditopang oleh kegiatan konsumsi dan investasi.
"Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan masih akan bertahan pada kisaran 5%," katanya, Selasa (30/1/2024).
Sri Mulyani mengatakan ekonomi Indonesia tetap resilien ditopang masih kuatnya permintaan domestik, meski dihadapkan pada ketidakpastian dan perlambatan global. Ekonomi domestik sampai dengan kuartal III/2023 tercatat tumbuh 5,05% (year to date/ytd), terutama ditopang konsumsi dan investasi.
Aktivitas konsumsi yang masih kuat didukung inflasi yang terkendali, menurunnya tingkat pengangguran, serta peran APBN sebagai shock absorber dalam menjaga daya beli masyarakat. Investasi juga dalam tren menguat sejak kuartal I/2023 sejalan dengan percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Memasuki kuartal IV/2023, tanda-tanda resiliensi aktivitas ekonomi domestik berlanjut, tercermin pada angka PMI manufaktur yang konsisten ekspansif, surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut, serta beberapa indikator dini yang masih kuat, seperti indeks penjualan riil dan keyakinan konsumen.
Sri Mulyani juga optimistis kinerja ekonomi yang positif bakal berlanjut tahun ini. Pada 2024, pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mencapai 5,2%.
"Proyeksi pertumbuhan yang masih kuat pada 2024 terutama didorong oleh penyelenggaraan pemilu yang berdampak positif pada aktivitas konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun masyarakat, serta berlanjutnya penguatan investasi sejalan dengan progres penyelesaian PSN," ujarnya. (sap)