BILL GATES

'Sesungguhnya Saya Mendukung Kenaikan Pajak, Tapi Jangan Berlebihan'

Muhamad Wildan | Senin, 22 Maret 2021 | 11:00 WIB
'Sesungguhnya Saya Mendukung Kenaikan Pajak, Tapi Jangan Berlebihan'

Bos Microsoft Bill Gates. (foto: Jeff Pachoud/AFP/Getty)

WASHINGTON D.C., DDTCNews – Bos Microsoft Bill Gates menilai beberapa usulan kenaikan pajak di AS yang tengah menjadi perbincangan publik dalam beberapa pekan terakhir ini terlalu berlebihan.

Gates mengaku dirinya mendukung adanya rencana kenaikan tarif pajak guna mendanai beberapa kebijakan penting seperti program kesehatan, kebijakan investasi ramah lingkungan, dan pemberian hibah luar negeri.

"Jadi sesungguhnya saya mendukung kenaikan pajak, hanya saja terdapat beberapa usulan kenaikan yang terlalu berlebihan," katanya seperti dilansir hindustantimes.com, Senin (22/3/2021).

Baca Juga:
Bentuk UN Tax Convention, G-7 Ungkap Pentingnya Konsensus dalam Pajak

Gates tidak menyebutkan secara jelas mengenai usulan kebijakan pajak seperti apa yang menurutnya berlebihan. Gates hanya menekankan pajak adalah isu yang penting untuk dibahas dan berperan besar untuk pendanaan program pemerintah.

Pada 2019, Gates juga sempat menyatakan Pemerintah AS masih perlu untuk menciptakan sistem perpajakan yang lebih adil. Salah satu kebijakan yang diusulkan oleh Gates adalah kenaikan tarif pajak atas capital gains.

Menurutnya, tarif pajak atas capital gains yang berlaku saat ini terlalu rendah dan memiliki banyak celah hukum. Celah hukum ini banyak dimanfaatkan oleh orang kaya untuk mengurangi beban pajak yang seharusnya dibayar.

Baca Juga:
Lapor SPT Tahunan, Biden Bayar Pajak Rp 2,37 Miliar pada 2023

Sementara itu, Salah satu usulan kebijakan pajak di AS yang menjadi perbincangan publik dalam beberapa pekan terakhir adalah pajak kekayaan. Pajak ini diusulkan oleh Senator AS dari Partai Demokrat Elizabeth Warren.

Dalam rancangan peraturan berjudul Ultra Millionaire Tax Act, Warren mengusulkan pengenaan pajak kekayaan dengan tarif 2% atas kekayaan bersih US$50 juta—US$1 miliar. Bila kekayaan bersih wajib pajak mencapai lebih dari US$1 miliar, ada pajak tambahan dengan tarif 1%.

Bila dikenakan, Warren memperkirakan sebanyak 100.000 rumah tangga akan wajib membayar pajak tersebut. Potensi penerimaan dari pengenaan pajak tersebut diperkirakan mencapai US$3 triliun atau setara dengan Rp42.972 triliun.

Pihak eksekutif menyatakan pengenaan pajak kekayaan memang sempat dibahas dalam rapat internal pemerintah. Hanya saja, Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pajak kekayaan amat sulit untuk diimplementasikan. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 18 April 2024 | 18:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Antisipasi Dampak Iran-Israel, Airlangga: Masih Tunggu Perkembangan

Kamis, 18 April 2024 | 17:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Salah Lapor SPT Tahunan? DJP: Tenang, Masih Bisa Pembetulan

Kamis, 18 April 2024 | 16:50 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Salah Input Kode Akun Pajak dan Sudah Pembayaran, Ini Saran DJP

Kamis, 18 April 2024 | 16:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ada Transaksi Afiliasi, SPT Tahunan Wajib Dilampiri Ikhtisar TP Doc

Kamis, 18 April 2024 | 15:37 WIB PENERIMAAN PAJAK

Pemerintah Bidik Tax Ratio 11,2-12 Persen pada 2025

Kamis, 18 April 2024 | 15:30 WIB KEBIJAKAN FISKAL

Jaga Kesehatan APBN, Bagaimana Cara Optimalkan Penerimaan Negara?

Kamis, 18 April 2024 | 15:00 WIB TIPS PAJAK

Cara Buat Surat Pernyataan Wajib Pajak Non-Efektif

Kamis, 18 April 2024 | 14:30 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Susun RKP, Ekonomi Ditarget Tumbuh 5,3 - 5,6 Persen pada Tahun Depan

Kamis, 18 April 2024 | 14:00 WIB KEBIJAKAN PERINDUSTRIAN

Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Timur Tengah Terhadap Industri

Kamis, 18 April 2024 | 13:48 WIB KONSULTASI PAJAK

Bayar Endorse Influencer di Media Sosial, Dipotong PPh Pasal 21?