KINERJA INVESTASI

R&I Naikkan Outlook Utang Indonesia Jadi Positif

Dian Kurniati | Kamis, 27 Juli 2023 | 08:45 WIB
R&I Naikkan Outlook Utang Indonesia Jadi Positif

Gedung bertingkat terlihat dari kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, Jumat (5/5/2023). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.

JAKARTA, DDTCNews - Lembaga pemeringkat Rating and Investment (R&I) menaikkan outlook Indonesia menjadi positif dengan peringkat kredit tetap pada posisi BBB+ (investment grade).

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemenkeu Deni Surjantoro mengatakan keputusan ini merupakan cerminan dari ketangguhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global dan konsolidasi fiskal yang cepat. Selain itu, pertumbuhan pendapatan yang solid serta pertumbuhan ekonomi yang stabil juga turut berdampak positif.

"Perubahan outlook menjadi positif didasarkan pada beberapa faktor kunci yang menunjukkan stabilitas ekonomi negara dan prospek pertumbuhan yang baik," katanya, dikutip pada Kamis (27/7/2023).

Baca Juga:
Ormas Bakal Bisa Diberikan Izin Usaha Tambang, Ini Kata Bahlil

Deni mengatakan stabilitas ekonomi terutama ditandai dengan capaian Indonesia menjaga stabilitas harga dengan tingkat inflasi yang berada dalam target bank sentral pada tahun ini. R&I pun menilai stabilitas harga akan terus terjaga di masa mendatang.

Selain itu, pemerintah telah membuat kemajuan signifikan dalam mengatasi tantangan fiskal. Pada 2022, pendapatan pemerintah mengalami pertumbuhan yang signifikan didorong oleh kenaikan harga komoditas dan efek positif dari reformasi pajak.

Pemerintah Indonesia pun telah berhasil mengendalikan defisit fiskal yang saat ini berada di bawah 3% dari PDB. Pada tahun lalu, defisit fiskal telah menurun signifikan menjadi 2,4%, serta defisit diperkirakan akan tetap pada tingkat rendah untuk mendukung stabilitas eksternal Indonesia secara berkelanjutan.

Baca Juga:
Investasi Tumbuh 22 Persen pada Kuartal I, Modal Asing Paling Besar

"Penurunan defisit fiskal ini memberikan dampak positif dalam mengurangi beban utang pemerintah dan pembayaran bunga," ujarnya.

Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia disebut menunjukkan pencapaian yang mengesankan, yakni mencapai 5,3% pada 2022. Faktor yang mendorong pertumbuhan ini antara lain peningkatan ekspor berkat harga sumber daya alam yang lebih tinggi, serta pemulihan konsumsi swasta dan investasi.

Meskipun diperkirakan pertumbuhan ekonomi akan melambat pada semester II/2023, R&I memproyeksikan bahwa pertumbuhan PDB riil Indonesia akan tetap stabil sekitar 5% mulai 2024.

Baca Juga:
Peta Aksesi Keanggotaan OECD Terbit, Pemerintah RI Siap Lakukan Ini

R&I menyatakan bahwa peringkat kredit dapat ditingkatkan jika paket kebijakan ekonomi yang telah disiapkan, termasuk reformasi di sektor cipta kerja dan sektor keuangan, berhasil meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri dalam negeri. Selain itu, kelanjutan kebijakan ini di bawah pemerintahan baru dan kondisi perekonomian yang stabil juga menjadi faktor penting dalam peningkatan peringkat kredit ke depan.

Deni menegaskan pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas perekonomian di tengah tantangan ketidakpastian ekonomi global. Dalam menghadapi situasi yang tidak pasti, pemerintah akan terus melaksanakan kebijakan fiskal yang responsif, berhati-hati, dan berkelanjutan.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut peningkatan outlook Indonesia menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga. Kepercayaan dunia internasional ini didukung kredibilitas kebijakan yang tinggi dan sinergi bauran kebijakan yang kuat antara pemerintah dan BI.

Baca Juga:
Kemendagri Beri Hak Akses Data NIK untuk Keperluan Perizinan di OSS

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mendukung percepatan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan," katanya.

R&I sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB+ (2 level di atas tingkat terendah investment grade) dengan outlook stabil pada 4 Juli 2022. (sap)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 29 April 2024 | 13:45 WIB REALISASI INVESTASI

Investasi Tumbuh 22 Persen pada Kuartal I, Modal Asing Paling Besar

Minggu, 28 April 2024 | 14:30 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Peta Aksesi Keanggotaan OECD Terbit, Pemerintah RI Siap Lakukan Ini

Sabtu, 27 April 2024 | 13:30 WIB ONLINE SINGLE SUBMISSION

Kemendagri Beri Hak Akses Data NIK untuk Keperluan Perizinan di OSS

BERITA PILIHAN
Rabu, 01 Mei 2024 | 07:00 WIB LITERATUR PAJAK

Selamat Hari Buruh! Yuk, Pahami Hak dan Kewajiban Perpajakannya

Selasa, 30 April 2024 | 17:44 WIB KERJA SAMA PERPAJAKAN

Tingkatkan Kepatuhan Wajib Pajak, DJP Teken Kerja Sama dengan TNI

Selasa, 30 April 2024 | 17:00 WIB PAJAK PENGHASILAN

Kapan Sisa Lebih Badan atau Lembaga Nirlaba Pendidikan Jadi Objek PPh?

Selasa, 30 April 2024 | 16:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Pekerja Migran Perlu Pahami Aturan Barang Kiriman Agar Bebas Bea Masuk

Selasa, 30 April 2024 | 15:55 WIB KANWIL DJP JAKARTA BARAT

DJP Jakbar: Penerimaan Pajak Konstruksi dan Real Estat Tumbuh 25,5%

Selasa, 30 April 2024 | 15:47 WIB PERMENDAG 7/2024

Pemerintah Resmi Hapus Batasan Barang Bawaan dari Luar Negeri

Selasa, 30 April 2024 | 15:30 WIB PENERIMAAN CUKAI

Setoran Cukai Minuman Alkohol Tumbuh 6,58 Persen pada Kuartal I/2024

Selasa, 30 April 2024 | 15:09 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Gagal Submit SPT-Y? DJP Tawarkan Cara Ini