THAILAND

Proyeksi Ekonomi Direvisi, Pendapatan di Negara Ini Terancam Shortfall

Dian Kurniati | Selasa, 27 Februari 2024 | 15:30 WIB
Proyeksi Ekonomi Direvisi, Pendapatan di Negara Ini Terancam Shortfall

Ilustrasi.

BANGKOK, DDTCNews - Pemerintah Thailand mewaspadai potensi target pendapatan negara tidak tercapai (shortfall) pada tahun ini.

Wakil Menteri Keuangan Thailand Krisada Chinavicharana memperkirakan kinerja pendapatan negara pada tahun ini tidak mampu sebaik tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi pada tahun ini diperkirakan melambat.

"Target pendapatan negara pada tahun fiskal ini cukup tinggi, sementara pertumbuhan ekonomi diperkirakan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,8%," katanya, dikutip pada Selasa (27/2/2024).

Baca Juga:
Presiden Filipina Minta RUU soal Insentif Pajak Segera Disahkan

Krisada menuturkan pendapatan negara 2024 ditargetkan THB2,73 triliun atau Rp1.190 triliun dan belanja negara Rp1.517 triliun sehingga defisitnya ditetapkan Rp302 triliun. Adapun tahun anggaran di Thailand berlangsung sejak 1 Oktober 2023 hingga 30 September 2024.

Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional sebelumnya telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2024 dari 3,2% menjadi 2,7%. Dengan kondisi itu, kinerja pendapatan negara diproyeksi tidak akan sekuat perkiraan awal.

Dalam hitungan Kemenkeu, pendapatan negara pada 2024 hanya akan senilai THB2,4 triliun atau sekitar 88% dari target.

Baca Juga:
DJP: Pengembalian Pembayaran Pajak Hingga Maret 2024 Rp83,51 triliun

Kemenkeu baru-baru ini telah menerbitkan serangkaian insentif fiskal untuk mendorong konsumsi masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Insentif yang diberikan termasuk rabat pajak dengan nama Easy e-Receipt pada 1 Januari hingga 15 Februari 2024.

Program Easy e-Receipt memungkinkan individu mengeklaim pengurangan pajak hingga THB50.000 atau sekitar Rp22 juta untuk pembelian barang yang dilakukan dari pengusaha kena pajak yang menggunakan e-tax system.

Selain itu, pemerintah juga memberikan pengurangan pajak bumi dan bangunan (PBB) dan biaya transaksi properti untuk mendukung sektor real estat.

Baca Juga:
Periode Lapor SPT Selesai, KPP Bisa Memulai Penelitian Komprehensif

Apabila pendapatan negara tahun ini ternyata mampu melampaui target, Krisada menyebut Kemenkeu akan menggunakan kelebihan pendapatan tersebut untuk membantu masyarakat melalui berbagai skema.

Beberapa skema yang disiapkan pemerintah antara lain seperti potongan pajak Shop Dee Mee Kuen dan subsidi Khon La Khrueng.

Kemudian, ada rencana perpanjangan periode pemotongan cukai solar sebesar THB 1 per liter yang akan berakhir pada 19 April 2024.

"Pemerintah siap memberikan subsidi jika pendapatannya melebihi target," ujar Krisada seperti dilansir bangkokpost.com. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
BERITA PILIHAN
Kamis, 02 Mei 2024 | 10:30 WIB PERMENDAG 7/2024

Pembebasan Batasan Impor Kiriman PMI Berlaku Surut Sejak Akhir 2023

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:21 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Piutang Kepabeanan-Cukai Capai Rp46 Triliun, DJBC Optimalkan Penagihan

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:00 WIB APARATUR SIPIL NEGARA

Pendaftaran CASN Akan Dibuka, K/L Diminta Lengkapi Perincian Formasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 09:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

DJP: Pengembalian Pembayaran Pajak Hingga Maret 2024 Rp83,51 triliun

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:45 WIB DDTC - SMA 8 YOGYAKARTA

Peringati Hardiknas, SMAN 8 Yogyakarta Gelar Webinar Gratis!

Rabu, 01 Mei 2024 | 13:00 WIB KELAS PPH PASAL 21 (4)

Memahami Pengurang Penghasilan dalam PPh Pasal 21