Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Kemenkeu)
JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan penerimaan kepabeanan dan cukai pada tahun 2021 diekspektasikan masih mampu tumbuh hingga 3,6% (yoy).
Secara lebih rinci, penerimaan dari bea masuk dan bea keluar masing-masing akan bertumbuh sebesar 4,2% dan 7,6% dengan nominal Rp33,2 triliun untuk bea masuk dan sebesar Rp1,8 triliun untuk bea keluar. Cukai juga diekspektasikan tumbuh 3,6% menjadi Rp178,5 triliun.
"Peningkatan penerimaan bea masuk, bea keluar, dan cukai ini seiring dengan membaiknya perdagangan internasional pada 2021," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Jumat (14/8/2020).
Sebagaimana kebijakan pajak, pemerintah akan melanjutkan pemberian insentif dari sisi kepabeanan dalam rangka memberikan dukungan terhadap pemulihan ekonomi nasional.
Insentif kepabeanan terutama pemberian kemudahan ekspor, kemudahan impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku lokal, dan insentif kepada kawasan berikat dan usaha-usaha yang mendapatkan fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) bakal dilanjutkan.
Sistem logistik nasional juga akan disempurnakan melalui National Logistic Ecosystem (NLE). Sri Mulyani menerangkan biaya logistik akan diupayakan untuk turun.
Pada saat yang sama, waktu logistik juga diupayakan turun dari saat ini selama 111 jam menjadi 55,8 jam. "Harapannya, peringkat trading across border dalam Ease of Doing Business bisa naik dari 116 menjadi peringkat 87," ujar Sri Mulyani.
Dari sisi cukai, pengawasan barang kena cukai (BKC) akan terus dilakukan dan peredaran BKC ilegal diupayakan akan menurun. Selain itu, penerimaan cukai juga akan dioptimalkan melalui pengenaan cukai atas kantong belanja plastik. (Bsi)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News.