PEMILU 2024

Pemilu 2024, Jokowi Minta Rakyat Hindari Ujaran Kebencian di Medsos

Redaksi DDTCNews | Senin, 24 Juli 2023 | 14:53 WIB
Pemilu 2024, Jokowi Minta Rakyat Hindari Ujaran Kebencian di Medsos

Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada perayaan hari lahir (Harlah) ke-25 Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/7/2023). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/nz.

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak, terutama masyarakat sebagai calon pemilih dalam pemilihan umum (pemilu) 2024, untuk menjaga toleransi.

Publik, ujar Jokowi, perlu meresapi makna Bhinneka Tunggal Ika dalam memeriahkan pesta demokrasi pada tahun depan. Jokowi menekankan bahwa persatuan dan kesatuan adalah harga mati dalam prosesi pemilu.

"Kita harus mempersiapkan dan menjaga pemilu tahun depan agar hasilnya baik dan prosesnya juga baik," kata Presiden Jokowi di sela Peringatan Syukuran 1 Abad NU dan 25 tahun PKB di Stadion Manahan, Surakarta, dikutip pada Senin (24/7/2023).

Baca Juga:
Lapor ke Jokowi, Sri Mulyani Janjikan Perbaikan Layanan Bea Cukai

Menurut Jokowi sudah semestinya masyarakat bergembira menyambut pemilu sebagai pesta demokrasi. Dengan hak-hak dalam memilih pemimpin, rakyat seharusnya terbebas dari rasa takut dan terhindar dari konflik antargolongan.

"Mestinya seperti itu, rakyat harus bersenang, rakyat harus bergembira. Namanya pesta demokrasi," katanya.

Oleh sebab itu, Kepala Negara berharap tidak ada lagi ujaran kebencian, berita bohong, dan fitnah dalam gelaran pemilu, terutama di platform media sosial (medsos). Menurutnya, hal-hal tersebut kerap terjadi pada pemilu-pemilu sebelumnya.

Baca Juga:
Danai Makan Siang Gratis, Prabowo: Ada Belanja yang Bisa Dihemat

"Saya ini kalau baca medsos itu kadang-kadang geleng-geleng, Kok nggih koyok ngeten, sami-sami sederek, sami-sami sedulur (Kok ya seperti ini, sama-sama saudara). Nggih mboten? (Ya, enggak?) Apalagi atas nama agama, ini tidak boleh terjadi," katanya.

Lebih jauh, Presiden Jokowi mengatakan bahwa perbedaan pilihan itu adalah hal yang wajar dalam demokrasi. Oleh sebab itu, Jokowi mengimbau agar perbedaan pilihan tidak menjadikan rakyat saling bertengkar dan saling menjelekkan hingga berkepanjangan.

"Kita ini satu saudara, sebangsa dan se-Tanah Air Indonesia, ampun kesupen (jangan lupa). Nggih mboten? (Ya enggak?) Dan setelah berkompetisi, setelah pemilu itu bersatu kembali sebagai sebuah bangsa yang besar," ujar Jokowi.

Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Ketua DPR RI Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka. (sap)

Baca artikel-artikel menarik terkait dengan pajak dan politik di laman khusus Pakpol DDTCNews: Suaramu, Pajakmu.


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Kamis, 16 Mei 2024 | 09:05 WIB LAYANAN BEA DAN CUKAI

Lapor ke Jokowi, Sri Mulyani Janjikan Perbaikan Layanan Bea Cukai

Selasa, 07 Mei 2024 | 17:30 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Jokowi Bandingkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Negara Lain

Senin, 06 Mei 2024 | 17:19 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Moeldoko: Insentif Mobil Hybrid Bisa Hambat Industri Mobil Listrik

BERITA PILIHAN
Jumat, 17 Mei 2024 | 07:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

Bangun Coretax, DJP Harap Sistem Pajak Indonesia Setara Negara Maju

Kamis, 16 Mei 2024 | 18:00 WIB PERDAGANGAN BERJANGKA

Bappebti Rilis Rating Pialang Berjangka Periode Januari-Maret 2024

Kamis, 16 Mei 2024 | 17:09 WIB PROVINSI JAWA BARAT

Demi Penegakan Hukum, DJP Jawa Barat Minta Dukungan Teknis Kepolisian

Kamis, 16 Mei 2024 | 17:07 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Pembetulan SPT PPh 21 Tak Ubah Pajak Terutang, Status Pembetulan Nihil

Kamis, 16 Mei 2024 | 16:23 WIB DITJEN PAJAK

Pembaruan Coretax DJP Masih Tahap Pengujian