PERDAGANGAN SEPTEMBER 2018

Meski Surplus, Ini Catatan BPS Soal Neraca Perdagangan

Redaksi DDTCNews | Senin, 15 Oktober 2018 | 15:26 WIB
Meski Surplus, Ini Catatan BPS Soal Neraca Perdagangan

Perkembangan neraca perdagangan Indonesia. (DDTCNews - BPS)

JAKARTA, DDTCNews – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya surplus neraca perdagangan sebesar US$230 juta pada September 2018. Kendati demikian, BPS masih memberikan catatan terkait masih besarnya volume impor migas nasional.

Deputi bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan surplusnya neraca perdagangan dapat berlanjut hingga akhir tahun. Salah satu yang masih harus diperhatikan adalah masih besarnya volume impor migas.

BPS mencatat nilai ekspor September 2018 senilai US$14,83 miliar. Angka ini turun 6,58% dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya US$15,18 miliar. Sementara itu, impor tercatat senilai US$14,60 miliar atau turun 13,18% dibanding bulan sebelumnya US$16,84 miliar.

Baca Juga:
Data BPS: Pengeluaran Pemerintah dan LNPRT Tumbuh Double Digit

“Memang kalau dilihat angka [surplus] memang kecil, tapi kita harapkan akan terus surplus hingga akhir tahun,” katanya di Kantor BPS, Senin (15/10/2018).

Yunita menjabarkan pentingnya untuk menjaga impor migas agar tidak semakin melebar. Pasalnya, sektor menjadi faktor dominan atas jebloknya rapor neraca dagang Indonesia yang baru mencatat surplus tiga kali sepanjang Januari-September 2018.

“Impor migas tetap jadi perhatian karena angkanya tetap besar meski mengalami penurunan dari Agustus,” terangnya.

Baca Juga:
Tingkat Pengangguran Turun ke 4,82%, Pekerja Informal Masih Dominan

Impor migas naik double digit atau sebesar 17,75% dari posisi yang sama tahun lalu. Impor gabungan minyak mentah, hasil minyak dan gas alam ini pada September 2018 tercatat senilai US$2,2 miliar, angka ini naik dari September tahun lalu yang tercatat sebesar US$1,9 miliar.

Secara total impor migas dari awal tahun hingga September tercatat mencapai US$22 miliar. Angka ini lebih tinggi dari data tahun lalu yang hanya senilai US$17 miliar.

Adapun, nilai ekspor Indonesia antara Januari hingga September tercatat senilai US$134,99 miliar. Namun, volume impor tetap tumbuh lebih tinggi dan berada di level US$138,78 miliar. Dengan demikian, secara akumulatif, neraca dagang masih tercatat defisit US$3,79 miliar. (kaw)


Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Senin, 06 Mei 2024 | 16:38 WIB KINERJA EKONOMI KUARTAL I/2024

Data BPS: Pengeluaran Pemerintah dan LNPRT Tumbuh Double Digit

Senin, 06 Mei 2024 | 14:45 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Tingkat Pengangguran Turun ke 4,82%, Pekerja Informal Masih Dominan

Senin, 06 Mei 2024 | 11:50 WIB PERTUMBUHAN EKONOMI

Ekonomi Indonesia Kuartal I/2024 Tumbuh 5,11 Persen, Ini Kata BPS

Senin, 06 Mei 2024 | 09:15 WIB KOMODITAS PANGAN

Produksi Beras Capai Puncaknya pada April, Harga Terus Turun

BERITA PILIHAN
Rabu, 08 Mei 2024 | 18:30 WIB KAMUS PENERIMAAN NEGARA

Apa Itu Automatic Blocking System?

Rabu, 08 Mei 2024 | 18:00 WIB BEA CUKAI JEMBER

Dapat Laporan Warga, Bea Cukai Gerebek Toko yang Jual Miras Ilegal

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:31 WIB KANWIL DJP KEPULAUAN RIAU

Ada Sita Serentak, DJP Amankan Aset Milik Wajib Pajak Rp2 Miliar