Sejumlah kendaraan membawa peti kemas saat bongkar di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (15/11/2024). Badan Pusat Statistik menyebutkan nilai ekspor Indonesia pada periode Oktober 2024 mencapai 24,41 miliar dolar AS atau naik sebesar 10,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang didorong oleh ekspor lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, dan alas kaki. ANTARA FOTO/Fauzan/foc.
JAKARTA, DDTCNews - Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag menyatakan kinerja ekspor perlu tumbuh berkisar 7% hingga 10% agar Indonesia mampu mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, sebagaimana ditargetkan Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Fajarini Puntodewi mengatakan nilai ekspor Indonesia perlu mencapai US$294,45 miliar atau tumbuh 7,1% pada 2025. Menurutnya, nilai ekspor ini juga harus terus meningkat hingga mencapai mencapai US$405,69 miliar atau tumbuh 9,64% pada 2029.
"Pertumbuhan ekspor merupakan salah satu pengungkit pertumbuhan ekonomi yang memberikan kontribusi cukup besar," katanya, dikutip pada Rabu (20/11/2024).
Fajarini mengatakan World Bank dan International Monetary Fund (IMF) telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global hanya sebesar 2,7% hingga 3,2% pada 2025. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi mencapai 5,1% atau meningkat dibandingkan dari proyeksi pertumbuhan 2024 sebesar 5%.
Pertumbuhan volume perdagangan barang dan jasa global juga diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dari 2024 dan mencapai 3,4%.
Dia menyebut dibutuhkan kebijakan kunci yang mampu menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan ekspor yang tinggi pun dapat menjadi salah satunya.
Kemendag telah memiliki 3 fokus program untuk meningkatkan kinerja perdagangan. Pertama, pengamanan pasar dalam negeri sehingga produk lokal dapat berdaya saing menjadi tuan rumah di pasar dalam negeri.
Kedua, perluasan pasar ekspor dengan meningkatkan pangsa pasar produk ekspor Indonesia di pasar global. Ketiga, peningkatan UMKM untuk mendorong kontribusi ekspor UMKM terhadap ekspor nasional.
"Presiden Prabowo Subianto telah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8% pada 2029 mendatang. Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, ekspor Indonesia harus tumbuh 7% hingga 10%," ujarnya. (sap)