Dirut Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim.
JAKARTA, DDTCNews – PT. Geo Dipa Energi (Persero) tengah meningkatkan kapasitas produksi pembangkit listrik panas bumi. Setoran pajak ke kas negara diproyeksikan tumbuh paralel dengan peningkatan produksi listrik.
Dirut Geo Dipa Energi Riki Firmandha Ibrahim mengatakan kapasitas produksi listrik akan ditingkatkan hingga 270 MW pada 2023. Sebagian besar produksi tersebut akan disumbang pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Patuha Jawa Barat dan Dieng Jawa Tengah.
"Geo Dipa melanjutkan pembangunan PLTP unit 2 di Dieng dan Patuha yang masing-masing sebesar 60 MW dan selesai 2023. Kemudian, ditambah pembangunan proyek sendiri yaitu 10-15 MW small power plant dan 10-15 MW pembangkit organic rankine yang beroperasi 2020,” katanya saat Groundbreaking PLTP Dieng 2 dan Patuha 2 di Gedung Dhanapala Kemenkeu, Kamis (25/4/2019).
Peningkatan kapasitas produksi tersebut menurutnya akan berbanding lurus dengan setoran pajak korporasi. Hingga tahun fiskal 2018, kontribusi pajak baik pusat dan daerah serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat sekitar Rp40 miliar.
Dengan selesainya proyek PLTP di Dieng dan Patuha maka setoran pajak diproyeksikan meningkat hingga 182%. Sementara itu, untuk PNBP diproyeksikan tumbuh 120% melalui pembayaran bonus produksi dan iuran eksplorasi ke kas daerah di masing-masing wilayah kerja.
“Kontibusi Geo Dipa baik dalam pajak, PNBP, community development maupun penyerapan tenaga kerja lokal menunjukan peningkatan yang positif,” paparnya.
Dia menambahkan, kapasitas produksi listrik yang dihasilkan Geo Dipa pada periode 2015-2019 sebesar 120 MW. Kemudian, secara bertahap kapasitas akan naik menjadi 140 MW pada periode 2020-2021.
Angkanya kemudian naik menjadi 270 MW pada 2022-2023 dengan selesainya dua proyek tambahan di Dieng dan Patuha. Dengan kapasitas produksi tersebut diharapkan Geo Dipa mampu menyuplai listrik untuk 540.000 rumah atau naik signifikan dari capain saat ini yang baru mengaliri listrik untuk 240.000 rumah.