PEREKONOMIAN INDONESIA

Ini Prediksi Bank Dunia Soal Perekonomian 2019

Kurniawan Agung Wicaksono | Rabu, 09 Januari 2019 | 14:42 WIB
Ini Prediksi Bank Dunia Soal Perekonomian 2019

Ilustrasi tampak depan laporan Bank Dunia. 

JAKARTA, DDTCNews – Bank Dunia memproyeksi akan ada perlambatan ekonomi pada dunia maupun regional Asia Timur dan Pasifik pada tahun ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pun diprediksi tidak jauh berbeda dengan tahun lalu.

Dalam laporan terbarunya ‘Januari 2019 Global Economic Prospects: Darkening Skies’, Bank Dunia mengatakan outlook ekonomi global semakin suram. Apalagi, pada 2018, aktivitas perdagangan dan investasi melemah. Tensi perang dagang meningkat. Pasar keuangan negara emerging market tertekan.

Dengan latar belakang yang menantang pada 2018 ini, pertumbuhan ekonomi di negara dan ekonomi berkembang diperkirakan stagnan pada 2019. Negara yang memiliki ketergantungan pada ekspor komoditas diproyeksi akan tumbuh makin lambat dari ekspektasi awal.

Baca Juga:
Digitalisasi Sistem Pajak, Filipina Minta Dukungan World Bank dan ADB

“Perjalanan dapat semakin memburuk di tahun mendatang,” kata CEO Bank Dunia Kristalina Georgieva, seperti dikutip pada Rabu (9/1/2019).

Dalam laporan tersebut, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2019 sebesar 2,9%, melambat dari tahun lalu yang diestimasi sebesar 3%. Ekonomi negara maju diproyeksi tumbuh melambat dari 2,2% (2018) menjadi 2,0% (2019). Negara berkembang (emerging market) diproyeksi mengalami pertumbuhan tetap di level 4,2%.

Khusus untuk regional Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini hanya mencapai 6,0%, melambat dari tahun lalu yang diestimasi mencapai 6,3%. Adapun, perekonomian Indonesia juga diproyeksi tumbuh tetap di level 5,2%.

Baca Juga:
Pendapatan Rendah, APBN Indonesia Cenderung Prosiklikal

Untuk regional Asia Timur dan Pasifik, Bank Dunia memperingatkan beberapa risiko yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian tahun ini. Pertama, tensi perang dagang yang meningkat memunculkan pertanyaan tentang masa depan hubungan perdagangan. Gangguan perdagangan akan berdampak kuat pada ekonomi yang lebih terbuka.

Kedua, upaya tambahan China untuk mengimbangi efek dari kenaikan tarif Amerika Serikat dapat melemahkan upaya penahanan pertumbuhan kredit dan membatasi risiko pada neraca perusahaan dan bank. Gangguan pada aktivitas di China akan memiliki efek besar pada wilayah lainnya.

Ketiga, risiko perkembangan pasar keuangan juga meningkat. Pengetatan lebih lanjut dari kondisi keuangan global dapat menekan nilai tukar regional dan harga aset. Tingkat utang yang tinggi dan kerentanan eksternal di beberapa negara di kawasan ini dapat memperbesar efek guncangan eksternal, seperti penurunan tiba-tiba aliran modal atau kenaikan biaya pinjaman.

Kristalina mengatakan ketika tantangan ekonomi dan keuangan negara-negara berkembang meningkat, kemajuan dunia untuk mengurangi kemiskinan ekstrem dapat terancam. “Untuk menjaga momentum, negara-negara perlu berinvestasi pada orang [sumber daya manusia], mendorong pertumbuhan inklusif, dan membangun masyarakat yang tangguh," jelasnya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 13 Desember 2023 | 15:35 WIB LAPORAN WORLD BANK

Pendapatan Rendah, APBN Indonesia Cenderung Prosiklikal

Selasa, 21 November 2023 | 14:03 WIB KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN

RI Hadapi Bonus Demografi, World Bank Soroti Ekosistem Tenaga Kerja

Kamis, 12 Oktober 2023 | 10:00 WIB KEBIJAKAN PEMERINTAH

Di Forum World Bank-IMF, Sri Mulyani Soroti Penanganan 3 Isu Penting

BERITA PILIHAN
Kamis, 25 April 2024 | 19:00 WIB KEBIJAKAN PAJAK

Pegawai Diimbau Cek Kebenaran Pemotongan PPh 21 oleh Pemberi Kerja

Kamis, 25 April 2024 | 18:54 WIB PERMENKOP UKM 2/2024

Level SAK yang Dipakai Koperasi Simpan Pinjam Tidak Boleh Turun

Kamis, 25 April 2024 | 18:30 WIB TIPS PAJAK

Cara Ajukan e-SKTD untuk Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Tagihan Listrik dan Air dalam Sewa Ruangan Kena PPN, Begini Aturannya

Kamis, 25 April 2024 | 17:45 WIB DITJEN PERIMBANGAN KEUANGAN

Imbauan DJPK Soal Transfer ke Daerah pada Gubernur, Sekda, hingga OPD

Kamis, 25 April 2024 | 17:30 WIB KEBIJAKAN ENERGI

Pemerintah Siapkan Tarif Royalti 0% untuk Proyek Hilirisasi Batu Bara

Kamis, 25 April 2024 | 16:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

WP Tak Lagi Temukan Menu Sertel di e-Nofa, Perpanjangan Harus di KPP

Kamis, 25 April 2024 | 15:45 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Ingat, Pakai e-Bupot 21/26 Tidak Butuh Installer Lagi Seperti e-SPT