THAILAND

Kebijakan Pajak India Bikin Eksportir Beras Thailand Girang, Ada Apa?

Redaksi DDTCNews | Minggu, 21 April 2024 | 11:30 WIB
Kebijakan Pajak India Bikin Eksportir Beras Thailand Girang, Ada Apa?

Ilustrasi.

BANGKOK, DDTCNews - Asosiasi Eksportir Beras Thailand memandang kebijakan India yang memperpanjang pajak ekspor beras tanpa batas waktu berpeluang menjadi kabar baik bagi ekspor beras kukus (steam rice) Thailand.

Presiden Asosiasi Eksportir Beras Thailand Kobsuk Iamsuri mengatakan ekspor beras kukus Thailand sempat mencapai rekor tertinggi sebesar 3,26 juta ton pada tahun 2014 dengan pasar utama termasuk Nigeria, Benin dan Kamerun.

“Namun, permintaan steam rice Thailand—produk yang tidak dikonsumsi di Thailand, tetapi hanya dibuat untuk ekspor—menurun drastis dalam 1 dekade terakhir lantaran lebih mahal ketimbang pesaingnya, termasuk India,” katanya, Minggu (21/4/2024).

Baca Juga:
Ada Sita Serentak, DJP Amankan Aset Milik Wajib Pajak Rp2 Miliar

Saat ini, beras kukus Thailand dijual dengan harga rata-rata US$606 per ton, sedangkan beras kukus India dijual dengan harga sekitar $551-555 per ton.

Kobsuk menuturkan ekspor beras kukus Thailand pada 2022 mencapai 1,51 juta ton. Pada 2023, turun menjadi 1,35 juta ton. Hal tersebut mendorong beberapa pabrik penggilingan berhenti membuat beras kukus dan hanya fokus pada beras putih.

Pada gilirannya, peralihan tersebut membuat ekspor beras putih pada 2022 mencapai 3,8 juta dan meningkat menjadi 4,9 juta ton pada 2023.

Baca Juga:
Ada Cuti Bersama, Layanan Tatap Muka Kantor Pajak Libur Sampai 12 Mei

“Berkat kebijakan pajak India, segalanya berubah menjadi lebih baik bagi eksportir beras kukus Thailand. Saya memperkirakan total ekspor beras Maret mencapai 800.000 ton, di mana sumbangan beras kukus akan lebih besar dari bulan sebelumnya,” tutur Kobsuk.

Sementara itu, Presiden Asosiasi Penggilingan Padi Thailand Rangsan Sabaimuang menjelaskan bahwa pabrik penggilingan padi dalam negeri seharusnya tidak mengalami masalah untuk kembali memproduksi beras kukus jika mereka menerima lebih banyak pesanan.

“Penggilingan akan segera menyesuaikan produksinya sesuai dengan permintaan pasar, karena industri penggilingan sudah sangat kompetitif,” katanya.

Baca Juga:
Soal Badan Penerimaan Negara di RKP 2025, Ini Kata Kepala Bappenas

Statistik dari Departemen Bea dan Cukai mengungkapkan Thailand telah mengekspor 1,74 juta ton beras dalam 2 bulan pertama 2024, meningkat 24,4%. Sementara itu, beras uap hanya menyumbang 108.997 ton dari total ekspor.

Tambahan informasi, Pemerintah India saat ini tengah memperketat ekspor beras dalam rangka menjaga suplai beras di pasar domestik. Cara yang dilakukan oleh pemerintah India tersebut ialah dengan mengenakan pajak ekspor sebesar 20% terhadap komoditas beras. (rig)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 08 Mei 2024 | 17:31 WIB KANWIL DJP KEPULAUAN RIAU

Ada Sita Serentak, DJP Amankan Aset Milik Wajib Pajak Rp2 Miliar

BERITA PILIHAN
Rabu, 08 Mei 2024 | 18:30 WIB KAMUS PENERIMAAN NEGARA

Apa Itu Automatic Blocking System?

Rabu, 08 Mei 2024 | 18:00 WIB BEA CUKAI JEMBER

Dapat Laporan Warga, Bea Cukai Gerebek Toko yang Jual Miras Ilegal

Rabu, 08 Mei 2024 | 17:31 WIB KANWIL DJP KEPULAUAN RIAU

Ada Sita Serentak, DJP Amankan Aset Milik Wajib Pajak Rp2 Miliar