Ilustrasi.
PHNOM PENH, DDTCNews – Pemerintah Kamboja akan membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) atas impor alat-alat pertanian tertentu mulai 1 Januari 2021.
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kun Nhem dalam pengumuman resminya mengatakan kebijakan itu untuk mendukung pertumbuhan sektor pertanian di Kamboja. Alat pertanian yang dibebaskan dari PPN itu misalnya pompa air.
"DJBC mendefinisikan PPN sebagai pajak atas barang atau jasa yang dikenakan kepada pengguna akhir dengan tarif 10% di Kamboja," katanya, dikutip Selasa (15/12/2020).
Kun Nhem mengatakan pemerintah tidak akan memungut PPN atas impor pompa air bermotor dengan kapasitas aliran hingga 8.000 meter kubik per jam. Namun, pada jenis pompa industri yang lebih besar tetap dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sebelum mengambil keputusan, Kun Nhem juga mempertimbangkan realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai yang tumbuh signifikan pada tahun lalu. Pada pertemuan tahunan Februari lalu, dia menyebut DJBC mampu mengumpulkan lebih dari US$3,21 miliar atau Rp45,5 triliun sepanjang 2019. Realisasi itu tumbuh 30% dibandingkan kinerja tahun sebelumnya.
Berdasarkan jenis barang, kendaraan dan mesin terus menjadi sumber utama penerimaan pajak dalam rangka impor, yakni 52,7% dari total.
Direktur Ekspor Beras Mekong Oryza Trading Co Ltd Hun Lak menilai pembebasan PPN pada mesin pompa air bisa penurunan biaya produksi petani. Namun, dia menilai insentif tersebut tidak bisa otomatis membuat produk beras Kamboja kompetitif dengan negara tetangga.
"Kami tahu bahwa tetangga kami, Thailand dan Vietnam, memiliki biaya produksi dan pemrosesan beras yang lebih rendah daripada di Kamboja," ujarnya.
Sementara itu, Sekjen Cambodia Rice Federation (CRF) Lun Yeng menilai pembebasan PPN itu akan menguntungkan para petani karena mereka yang kebanyakan menggunakan pompa air untuk mengairi sawah.
"Jika importir tidak perlu membayar PPN, mereka bisa menjual dengan harga yang lebih murah sehingga petani bisa membeli peralatan yang mereka butuhkan," ujarnya, seperti dilansir phnompenhpost.com. (kaw)