OMAN

IMF Minta Negara Ini Segera Pungut PPN

Redaksi DDTCNews | Rabu, 13 Februari 2019 | 17:38 WIB
IMF Minta Negara Ini Segera Pungut PPN

Ilustrasi. (foto: thoughtco/Getty Images)

JAKARTA, DDTCNews – International Monetary Fund (IMF) meminta agar Oman bisa mempercepat reformasi fiskalnya, termasuk menerapkan pajak pertambahan nilai (PPN).

Jihad Azour, Direktur IMF Timur Tengah dan Asia Tengah mengatakan percepatan implementasi rencana reformasi fiskal seperti pengenalan PPN akan menghindarkan Oman dari risiko krisis kredit. Bagaimanapun, risiko ini merupakan efek lanjutan dari jatuhnya harga minyak.

“Oman perlu tetap pada agenda penyesuaian yang diartikulasikan beberapa tahun yang lalu ketika kita melihat penurunan harga minyak. Saya pikir sangat penting untuk menjaga dan mempercepat beberapa reformasi seperti pengenalan PPN,” katanya, seperti dikutip pada Rabu (13/2/2019).

Baca Juga:
Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Pada Desember 2018, lembaga pemeringkat Fitch telah menurunkan peringkat negara produsen minyak Teluk Arab ini ke status ‘junk’. Oman menjadi negara yang paling terpukul di kawasannya karena penurunan harga minyak.

Prospek produksi, harga, dan pendapatan minyak yang mengisi anggaran pemerintah dinilai sangat tidak pasti. Setelah penurunan peringkat tersebut, imbal hasil utang pemerintah Oman langsung terkerek. Biaya asuransi terhadap kemungkinan gagal bayar pun meningkat lebih dari 25%.

“Jika mereka melakukan langkah-langkah yang tepat [termasuk mengenakan PPN], mereka tidak menuju ke krisis kredit,” kata Jihad Azour ketika ditanya apakah IMF khawatir tentang potensi gagal bayar utang Oman.

Baca Juga:
World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Seperti diketahui, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab telah meluncurkan PPN pada awal 2018. Bahrain, yang telah menerima US$10 miliar dalam janji bantuan Teluk, juga menerapkan pajak tahun ini.

Oman memiliki kurang dari US$1,5 miliar jatuh tempo utang tahun ini. Sementara, aset asing bank sentral melebihi US$17 miliar pada akhir tahun lalu. Aset-aset itu akan naik menjadi sekitar US$41 miliar ketika menambahkan perkiraan aset dari Dana Cadangan Umum Negara dan Dana Investasi Oman.

Azour mengatakan rencana Oman untuk secara bertahap menghapus sistem subsidi dan mendiversifikasi pendapatan di luar minyak adalah bagian dari rencana reformasi yang perlu dikerjakan negara secepat mungkin.

“Mereka sudah merencanakan apa yang dibutuhkan. Yang penting sekarang adalah mempercepat implementasi reformasi ini,” katanya. (kaw)

Editor :

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

KOMENTAR
0
/1000

Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT
Rabu, 24 April 2024 | 09:03 WIB KURS PAJAK 24 APRIL 2024 - 30 APRIL 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB HARI BUKU SEDUNIA

World Book Day, Ini 3 Ketentuan Fasilitas Perpajakan untuk Buku

Senin, 22 April 2024 | 18:21 WIB RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa Koreksi DPP PPN atas Jasa Keagenan Kapal

Senin, 22 April 2024 | 14:05 WIB PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

BERITA PILIHAN
Rabu, 24 April 2024 | 11:30 WIB ADMINISTRASI PAJAK

Syarat Daftar Kerja Pakai NPWP 15 Digit atau 16 Digit? Begini Kata DJP

Rabu, 24 April 2024 | 11:00 WIB INFOGRAFIS CUKAI

Ketentuan Kewajiban Menyelenggarakan Pembukuan di Bidang Cukai

Rabu, 24 April 2024 | 09:30 WIB KEANGGOTAAN OECD

Ingin Jadi Anggota OECD, Jokowi Bentuk Timnas

Rabu, 24 April 2024 | 09:03 WIB KURS PAJAK 24 APRIL 2024 - 30 APRIL 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Melemah Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Rabu, 24 April 2024 | 08:30 WIB KEBIJAKAN KEPABEANAN

Sedang Uji Coba, Ini Manfaat Modul Vehicle Declaration dalam CEISA 4.0

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB BERITA PAJAK HARI INI

DJP Bakal Tunjuk Wajib Pajak, Uji Coba Kesiapan Coretax System